Sinar terang menelusup masuk ke dalam kelopak mata seseorang yang telah bergerak pelan. Ketika cahaya itu semakin membesar dan membuat mata itu tak bisa menahan cahaya hingga akhirnya kening yang dipenuhi keringat itu berkerut tajam.
"Dimana aku?" Kata seorang gadis ketika membuka matanya.
"Siapa aku?" Katanya lagi ketika tidak ada yang menjawabnya.
"KAU!!" tiba-tiba seseorang berteriak nyaring hingga cukup membuat gadis itu terkejut. Ia menoleh dan mendapati beberapa orang menatapnya tajam.
"DARIMANA SAJA KAU MUSMUSCULUS?!!!! APA KAU TIDAK TAHU UTARA HAMPIR MENJAMUR MENUNGGUMU UNTUK MEMBERIKAN KEJESALAN ATAS JALAN HIDUPNYA?!!" teriak seseorang yang membawa palu. Palu itu telah berada di atas kepalanya, bersiap untuk dilemparkan kepada seorang gadis yang dijuluki Mumusculus.
"Sabar!!!! Sabar kalean! Aku datang untuk bertanggung jawab. Jadi, bisakah kalian memberikan kesempatan padaku sekali lagi?" Kata Musmus sambil menggaruk tengkuknya yg memang sedang gatal karena habis makan udang.
Wkwkwkwkwk
Hallo ges. Ehehee.
Apa kabar? (Plakk! Tampar pipi kanan kiri)
Jadi.. ada yg baru nih. Oreo rasa sapi panggang.
Eh bukan. Ulangi.Hallo Ges. Masih ingat dengan Utara?
Jika masih, yuk flashback.Akun Musmus pindah lapak nih. Jadi.. Musmus yang sebenernya mau melanjutkan kisah kasih Gaza dan Utara hendak merepost cerita ini ke lapak lain karena lapak ini sudah kadaluwarsaah. Hehe
Musmus juga akan merombak sebagian besar cerita Utara agar si penulis gak kejebak Block Writing karena beberapa hal dalam cerita yang tidak sesuai rencana.Sooooo..... Untuk pemirsa yang masih menantikan Utara... Segera kunjungi laman kami dengan nama akun Cessper_1, kemudian follow. Hehe
Repost Utara akan mulai diposting pada tanggal 20 Juli 2020.
Terima kasih. Salam sayang 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Angin (UTARA)
Teen Fiction____ (CERITA DALAM PROSES REVISI) - Silahkan simpan dahulu ke DAFTAR PUSTAKA atau PERPUSTAKAAN anda. Utara tidak tahu bagaimana asal mula ia memiliki nama Utara. Ia tidak perduli. Yang kini ia pedulikan, Gazafa Adiyatama berkata dengan keras bahwa i...