part 18 hukuman hari pertama

162 16 12
                                    

_____Dangerous Of Utara_____
______@MusMusculus3______

Pagi itu, hujan mulai mengguyur perlahan demi perlahan hingga lambat laun menimbulkan suara yang nyaring ketika terus mendarat pada berbagai media.  Kaca jendela sebuah kamar telah mengembun tebal. Satu tangan menyentuh benda bening itu hingga dirasakan dingin yang menjalar hingga ke tengkuknya. Gadis itu termangu. Utara sudah satu jam lebih menyumpal telinganya dengan headset.

Ting!

Message from Raya
'Are u okay, Ra?'

Utara mengeryit. Kemudian dengan cepat jarinya bergerak pada layar ponsel.

Sent to Raya
'Baik dalam hal apa yang kau maksut?'

Utara meletakkan ponselnya kembali ke meja. Tatapannya kembali pada kaca bening yang tengah ramai oleh titik-titik air hujan. Ia menyukai hujan dalam kondisi tertentu. Seperti hari ini, hujan mampu menenangkan sedikit hatinya yang baru saja tersulut karena pertengkarannya dengan Jerry. Rasanya sudah lama ia tidak sefaham dengan saudara kembarnya itu. Biasanya Jerry selalu menutupi kesalahan dan kelakuan buruknya di depan Willson, ayahnya.  Mendengar Jerry menyudutkannya kini membuat Utara terasa asing dan sedikit kecewa. Bukan bermaksud manja atau bagaimana. Hanya saja ini mengenai sebuah kepercayaan yang  tidak pernah Jerry serahkan seutuhnya untuk dirinya. Semua orang tahu jika mereka sudah sama-sama dewasa, seharusnya lebih mengerti lagi mana yang baik dan yang buruk. Tidak perlu dikekang seolah Utara tidak memiliki pikiran dan naluri.

Ting!

Message from Raya
'Apa Jerry marah? Kau juga hampir mati tadi malam Ra.'

Utara tersenyum geli. Pas sekali dengan yang ia fikirkan. Itulah Raya, seorang anak yang banyak memiliki jiwa-jiwa ingin tahu masalah orang lain.

Sent to Raya
'Ya, kami sedikit bertengkar. Kau tau? Dia bahkan mengadukan masalah ciumanku dengan Gaza kepada Ayah.'

Selang beberapa detik ponsel Raya kembali bergetar panjang. Raya menelfonnya.

"Ya, hallo?"

"Serius kamu Ra?"

Utara menjauhkan sedikit ponselnya mendengan teriakan Raya, kemudian mendekatkannya lagi.

"Em."

"Trus gimana?" tanya Raya antusias.

"Apanya yang gimana?"tanya Utara balik.

"Bokap lo? Em.. Maksutnya, ayahmu?" tanya Raya meralat. Mereka memang telah terbiasa memakai bahasa sopan sejak pertama bertemu. Meskipun Raya sering memakai bahasa 'Lo-Gue' dengan teman-teman lainnya.

"Ayah? Nggak tau. Aku udah adu mulut duluan sama Jerry sampe lupa sama Ayah."

"Aduh Ra, kayaknya kalo Om Willson bisa memaklumi deh. Lagian kamu kan udah gede. Pacaran udah waktunya kali."

"I think so, Ray," balasku mengangguk menyetujui. "Tapi Jerry lain cerita," kata Utara lagi.

"Kenapa?"

"Dia nggak suka aku sama Gaza,"

"Emang kamu sama Gaza?"

Mata Angin (UTARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang