part 2

1K 214 21
                                    

_____Dangerous Of Utara_____
______@MusMusculus3______

Author POV

15:05
Kamar coklat bernuansa feminim. Siapa lagi pemiliknya jika bukan Utara. Gadis bermata coklat itu sedang berkutat dengan kertas-kertas persyaratan siswa baru di sekolah yang akan ia masuki. Diliriknya buku kecil berwarna hitam yang belum lama ia acuhkan. Buku Voldemort yang 15 menit lalu ia ukir dengan ribuan kata ajaib. Voldemort? Ah, bukannya gadis ini memfavoritekan sesuatu yang buruk, hanya saja ia ingin buku ini akan kekal seperti pemeran antagonis itu.

Ting !!
Message from 'Tikus'

"Utara, cepatlah turun. Ayah menyuruhmu mengantarkan donat ke tempat tetangga kiri kita."

'Cih, apa-apaan dia! Aku masih punya telinga untuk mendengar panggilanya. Tunggu, Tetangga sebelah kiri? Lelaki tampan itu.' Mata gadis itu berbinar mengingat kejadian pagi tadi. Lelaki yang duduk di bawah pohon antara rumah Utara dan rumah lelaki itu. Tidak akan menarik perhatian Utara jika saja lelaki itu tak duduk di sana saat hujan turun dengan derasnya, memainkan sebuah gitar yang bahkan suaranya termakan oleh suara hujan.

Segera ia bereskan semua yang baru saja menyibukan gadis ini. Rambut kucir kuda dan baju tidur yang masih melekat di tubuhnya. Menuruni anak tangga dengan setengah berlari, Membuat dua pasang mata menggelengkan kepalanya heran.

"Ayah.! Kau sudah pulang? Bagaimana kantor barumu? Apa menyenangkan?" Tanya Utara bertubi. Ayahnya tersenyum menanggapinya.

"Kau belum mandi?" Utara menggeleng. Pria paruh baya itu memeluk gadis yang selama ini menjadi gadis kecilnya. Gadis kecil yang saat ini sudah menginjak tahun kedua sekolah menengah atas, sama sekali tak pantas untuk disebut sebagai gadis kecil lagi.

Utara yang dulu sering menangis karena tak memiliki seorang ibu, Utara yang dulu sering menangis karena nilainya tak sebaik milik jerry, Membuat pria paruh baya itu tak sampai hati meninggalkan kedua anaknya terus-menerus hanya untuk pekerjaan. Anak kembar hadiah terakhir dari wanita yang dicintainya, selalu membuat ia merasa paling bahagia meski harus menjadi single parrent sekalipun. Jerry bahkan pernah mengusulkan agar ayahnya menikah lagi, agar tak terus memikirkan mereka. Saat itu ia hanya tersenyum menanggapi putranya. Mengucapkan banyak syukur karena anugerah tuhan untuknya begitu besar. Tidak perlu lagi meminta kebahagiaan lebih jika saat ini saja kebahagiaan sudah selalu hadir disetiap detik dan setiap hembusan nafas.

___Dangerous Of Utara___

16:15

Tok tok

Ini sudah kedua kalinya Utara mengetuk pintu rumah kayu yang lumayan besar ini. Tapi tak tampak sedikitpun batang hidung dari sang penghuni rumah. Tangan kiri yang lagi-lagi ia benturkan di kayu keras itu sama sekali tak membuahkan hasil. Kaki itu mulai bergerak gelisah, kebiasaan jika mulai bosan dengan aktivitasnya.

Ceklek

Seorang pria seumuran dengan Utara yang terlihat dongkol karena mungkin Utara sudah membangunkan tidur nyenyaknya. Keduanya hanya saling tatap, Tak ada yang mau memecah keheningan yang sesaat mereka ciptakan.

Apa yang Utara lakukan? Tentu saja mengagumi laki-laki yang cukup tampan yang sekarang tepat berada di hadapannya, yang ia amati saat hujan deras itu mengguyurnya.

Sementara lelaki itu hanya memutar matanya malas dengan tamu aneh yang datang di siang bolong dan hanya diam mematung tepat di depan pintu.

"Hei, Siapa dan ada perlu apa?" Tangannya melambai-lambai di depan wajah Utara yang membuat sang pemilik sedikit gelagapan.

" A..aku, maksudku.. Ah! Perkenalkan aku Utara, Utara Wiky Willson" Senyum mengembang di bibir Utara. Ketara sekali bahwa ia tengah mengharapkan sesuatu.

" Lalu.? "

" Maksudku, aku adalah Utara tetangga barumu dan aku membawa donat dari ayahku untukmu. Semoga kita bisa bertetangga dengan baik." Senyum gadis itu mengembang sempurna. Berharap lelaki di hadapanya akan melakukan hal yang sama.

"Jadi kau menyogokku dengan donat.?" Sebelah alisnya terangkat. Kata-katanya membuat Utara melenyapkan senyum lebarnya, menggantikan dengan kerutan di dahi dengan mata menyipit mengekspresikan kebingungan.
'Apa dia meragukanku sebagai tetangga yang baik?, apa aku terlihat seperti tukang hipnotis atau tukang sogok?'

"Hah? A.. Apa maksudmu? Menyo.." Utara hampir mengeluarkan emosinya jika saja lelaki itu tak memotong pembicaraan.

"Iya iya. Aku tahu. Aku hanya bercanda. Terima kasih untuk donatnya." Apa yang Utara lihat? Laki-laki itu menarik kedua ujung bibirnya hingga membentuk senyum yang sangat manis. Dua detik sebelum senyum itu menghilang tanpa jejak. Membuat orang yang berada di hadapanya lagi-lagi menatap heran.

" Tampan sih, tapi ada apa dengan sifatnya? Dia terlihat ramah dan ketus dalam waktu yang tak terduga." Utara terlalu fokus dengan fikiranya hingga mata normalnya tak menyadari seseorang terlihat memperhatikan mereka. Dari sebuah jendela kamar tempat dimana lelaki itu terus melihat Utara hingga gadis itu melenggang pergi menghilang dari pandangan matanya.

"Siapapun gadis itu, Dia telah membahayakan dirinya sendiri."

'Ketika sebuah takdir harus datang pada saat tak seorangpun mengharapkannya'

____dangerous of Utara____

Utara POV

SMA Raya Wasita

07:45
Berada di hadapan mereka ternyata tak seburuk yang aku fikirkan. Memiliki seragam sama dengan mereka membuat percaya diriku meningkat. Seluruh murid yang aku belum sempat menghitungnya memandangku seperti aku adalah sebuah ice cream.

"Hai, Namaku Utara Wiky Willson. Kalian bisa memanggilku Utara. aku pindahan dari SMA Lurna. Umurku 17 tahun. Semoga kalian bisa menerimaku dengan baik." Aku tersenyum melihat mereka yang juga tersenyum kepadaku. Mataku menyusuri satu persatu murid di kelas 2A ini, hingga pandanganku berhenti pada seorang lelaki yang duduk sendiri di bagian paling pojok depan.

Oh, orang itu. Dia sang tetangga tampan yang aku tidak tau namanya sedang duduk disana, sangat tekun memandangiku seperti yang lainya. Benarkah? Dia satu kelas denganku? Dunia begitu sempit jika kufahami.

"Baiklah nona Willson, silakan duduk di tempat yang kosong" Guru itu sedikit mengagetkanku.

Duduk? Dimana aku harus duduk? Ini begitu dramatis? Kulihat tempat duduk yang kosong hanya di sebelah tetangga dan lelaki berkacamata di belakangnya. Oke, Memilih? Tentu saja itu hal yang mudah. Kulangkahkan kakiku menuju mereka. Suasananya terasa mencekam. Semua orang diam melihatku. Hei, ada apa dengan mereka?

Kulewati meja depan menuju lelaki berkacamata yang tersenyum ramah kepadaku. Oho, Tentu saja aku menghindar dari bahaya. Aku merasa tetanggaku itu orang aneh yang patut aku hindari.

Tapi sepertinya itu hanya akan menjadi rencana yang tak akan tersampaikan. Lihat apa yang tetangga itu lakukan. Menariku kebelakang hingga hampir saja aku terjungkal jika saja lelaki berkacamata itu tak menarik dasiku. Biar kuulangi, DA-SI-KU. Oh ya ampun, ayaaaah.! Ini benar-benar memalukan. Seluruh kelas terdengar riuh melihat kejadian tarik menarik antara 2 siswa lelaki yang memperebutkan sebuah ice cream (eh?). Oh tolonglah, ini hari pertamaku. Apa mereka berencana membullyku? Kesan pertamaku di depan guru dan seluruh calon teman telah hancur dengan kejadian tak elit yang baru saja terjadi.

'Utara, Bagaimana nasibmu?'
'Andai saja utara bisa menentukan takdirnya sendiri sebelum semuanya terlambat'

___Dangerous Of Utara___

To be Continued

____________________________

Terima kasih sudah menyempatkan diri membaca "Dangerous of Utara".
Jangan lupa tinggalkan jejak anda pada gambar bintang di bawah ini 👇.
Saran anda merupakan hal yang paling saya tunggu.
Sampai bertemu lagi di part selanjutnya.
Follow: @Musmusculus3

Mata Angin (UTARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang