41

978 121 244
                                    

"Happy Reading"
😀





Tiba-tiba seseorang menghampiri Nayeon.

Nayeon yang sudah mulai kehilangan kesadarannya itu mendongak menatap orang itu.

"Oh...?" pekik Nayeon.







"Kenapa kau disini?" tanya Nayeon mulai merancau.

"Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini?"

"Kau merindukanku ya?" Rancau Nayeon mulai tak jelas.

Orang itu langsung membekap mulut Nayeon dan membawanya keluar dari bar.

"Ish" erang orang itu setelah berhasil memasukan Nayeon ke mobilnya.

"Park Jinyoung! Kenapa kau membekap mulutku! Kau ingin membunuhku hah!!" rancau Nayeon karena mabuknya.

"Aku hanya membekap mulutmu bukan? Kau masih bisa bernafas lewat 2 lubang hidungmu" Jinyoung.

"Tapi.."

"Diamlah. Aku akan mengantarmu pulang" ujar Jinyoung sambil memasangkan sabuk pengaman untuk Nayeon.



Deg


Tiba-tiba jantung Jinyoung berhenti berdetak saat dia menyadari bibir Nayeon sudah didepan wajahnya.

"Wae?" tanya Nayeon.

"Aishh... menyebalkan. Kenapa kau pergi minum-minum sih" Jinyoung mempercepat pemasangan sabuk pengaman dan berlari ke kursi kemudi.

"Ahh sudah malam. Apa orang di rumah Nayeon belum tidur?" gumam Jinyoung.






.

.

.





Ting tong

Ting tong



Entah sudah berapa kali Jinyoung menekan bel rumah Nayeon, tapi tak ada yang membuka pintu. Mungkin bi Hayoon dan anak-anak sudah tidur.

"Berapa pin nya?" tanya Jinyoung pada Nayeon yang berada di gendongannya.

"Kenapa kau bertanya terus? Aku sudah lelah menjawab" Nayeon.

"Tapi semua jawaban yang tadi kau katakan itu salah" kesal Jinyoung.

Jujur ini pertama kalinya Jinyoung melihat Nayeon mabuk seperti ini. Dan Jinyoung benar-benar dibuat kesal olehnya.

Jika saja Wonpil tidak memberi tahu kalau Nayeon sedang ada di bar, mungkin Jinyoung tidak kerepotan seperti malam ini.

Tapi ini juga merupakan sebuah hikmah, jika saja Wonpil tak sedang di bar dan tak melihat Nayeon. Mungkin Jinyoung tidak akan bisa menyelamatkan Nayeon dari orang yang mungkin akan menjebaknya itu.

"Coba katakan kode pin yang benar" suruh Jinyoung.

"1... 2... 3... 4... eh? Bukan-bukan 2.. 2.." jawab Nayeon asal.

"Nay... tolong... aku sudah lelah menggendongmu... kau kira tubuhmu seringan bulu?"

"Ah... kelahiran Gyuna" Nayeon.

"Berapa? Aku tak tau" Jinyoung.

"Yak!!! Jahat sekali... kau ayahnya tapi tak ingat hari ulang tahunnya!!!"

Jinyoung menarik nafasnya dalam-dalam untuk menenangkan dirinya agar tidak marah. Orang yang sadar harus mengalah saat ini.

Tapi kalau boleh jujur Jinyoung memang belum tau tanggal, bulan, dan tahun kelahiran putri bungsunya.









A Marriage || JinYeon StoryWhere stories live. Discover now