19

1.1K 120 80
                                    

11.00

4 bulan telah berlalu, Nayeon telah melewati hari-harinya dengan sedikit kesedihan dan banyak kebahagiaan. Seperti saat ini Nayeon dan Greyna sedang berada di mall untuk membeli perlengkapan bayi. Nayeon sangat bahagia melihat Greyna yang berlari kesana-kemari memilih perlengkapan untuk calon adiknya. Greyna sangat senang, ini adalah kali pertama dirinya membeli barang-barang untuk calon adiknya.

"Mom, look. It's so cute" Greyna mengambil sepasang sepatu bayi berwarna pink dengan hiasan pita dan kelinci.

Pink? Ya, calon adik Greyna diprediksikan berjenis kelamin perempuan. Dan itulah alasan Greyna sangat excited menunggu kelahiran adiknya. Setiap hari Greyna sudah membayangkan kelak akan bermain boneka dengan adiknya.

"Ya. Haruskah kita beli ini?" tanya Nayeon sambil mengambil sepatu kecil itu dari tangan Greyna.

"Eum" Greyna menganggkukan kepalanya tanda setuju.

Nayeon tak sengaja menjatuhkan sebelah dari sepatu itu saat sedang mengeceknya. Saat ingin mengambil, ternyata tangan mungil Greyna berhasil mengambilnya lebih dulu.

"Mommy's stomach is already big, it must be hard to take it right?" Greyna menyodorkan sepatu yang diambilnya.

Nayeon tersenyum melihat putrinya yang begitu perhatian kepadanya.

Saat ini kehamilan Nayeon sudah berusia 7 bulan, maka tak heran jika kini pergerakan Nayeon sedikit terhambat. Dia tidak bisa seleluasa dulu dalam melakukan aktivitas. Memilih posisi tidur saja susah apa lagi melakukan aktivitas.

Setelahnya ibu dan anak itu kembali memilih barang-barang yang akan dibutuhkan oleh bayi.

"Ibu ini" Greyna menyodorkan headphone mini berkarakter. Nayeon menghela nafas.

"Ini tidak terlalu penting, kita tak perlu membelinya"

"Tapi Greya mau ini"

Nayeon menghela nafasnya lagi, sepertinya putri kecilnya ini sudah lupa pada tujuan awalnya.

"Jadi ini untuk Greyna?" Nayeon mengambil headphone mini itu dari tangan Greyna. Greyna tak menjawab.

"Baiklah kita beli ini" Nayeon memasukan headphone mininya pada troli yang sedari tadi di dorongnya. Melihat itu Greyna tersenyum senang.

Setelah itu mereka kembali memilih, dan ditengah proses memilih itu Nayeon didatangi seorang pria.
Siapakah dia?

















19.05


Jinyoung sedang mengawasi Jieun belajar dan tak lama kemudian keluarlah Jisoo sambil mengeringkan rambutnya setelah mandi tadi.

Dia ikut mendudukan dirinya. Namun dengan suasana hati yang kelabu.
Jinyoung menatapnya aneh.

"Ada apa?" tanya Jinyoung.

"Tau lah, sedang kesal saja"

Jinyoung menghela nafas, setelah hampir seharian bekerja Jinyoung ingin merasakan ketenangan di rumah, bukan seperti ini melihat Jisoo cemberut.

"Iya kesalnya karena apa? Pasti ada alasannya kan?"

"Aku hamil" jawabnya.

"Bukankah seharusnya kita bersyukur?"

"Tidak usah menasehatiku, bukankah kamu juga tidak bersyukur? Kamu meninggalkan perempuan itu dalam keadaan hamil"

Jinyoung tersentak kaget, dia tidak percaya Jisoo akan mengatakan itu di depan Jieun.

"Jieun-ah.. belajarnya pindah ke kamar ya" suruh Jinyoung, Jieun mengemasi peralatan belajarnya dan menuju ke kamarnya.

"Sebenarnya kamu kenapa sih? Kamu seharusnya tidak berbicara seperti itu di depan Jieun"

A Marriage || JinYeon StoryKde žijí příběhy. Začni objevovat