beda

25 5 1
                                    

Cowok yang memakai jaket kulit hitam itu menunggu Aria didepan kelasnya. Menyandar ketembok dengan kedua tangan yang terlipat kedada.

Setiap cewek yang melewatinya selalu memandang dengan tatapan memuja. Sedikit risih. Namun dia sudah terbiasa.

"Xegan, udah nunggu lama?" . Suara lembut tersebut membuatnya menoleh. "Lumayan lama."

Aria ber-ohria. "Kita langsung pulang?". Lagi lagi hanya dibalas dengan anggukan saja.

Merasa ada yang berbeda dengan Xegan. Namun dengan cepat dia mengenyahkan pikirannya.

"Ayo!" ajak Xegan yang menarik tangan Aria sedikit kasar membuat Cewek itu berusaha berjalan menyetarakan.

Ketika sampai diparkiran Xegan membukakan pintu untuk Aria dan menyuruhnya segera masuk.

Tak ada obrolan ketika diperjalanan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing masing.

Aria melirik kearah Xegan yang tengah fokus menyetir. Dia mengehembukan nafas kasar membuat Xegan menoleh "kenapa?" Cewek itu menggeleng lemah lalu tersenyum.

"Aria ngerasa Xegan berubah." ucap cewek itu membuka suara. Namun pandangannya tetap menghadap jendela.

Perlu mengumpulkan keberanian untuk seorang Aria berbicara seperti itu.

Selama ini dia jarang mengeluh jika Xegan jarang meluangkan waktu untuknya.

Cewek itu hanya diam dan berusaha mengerti. Selalu berfikir positif untuk hal yang Xegan lakukan. Sangat bodoh.

Xegan diam tak menjawab.

"M-maksud Aria Akhir-akhir ini Xegan jarang ada waktu, disekolah Xegan ngehindar, terus pulang sekolah cuman nganterin Aria abis itu langsung pulang lagi.  Xegan selalu punya alasan untuk ngejauh dari Aria. Jadi wajar ga sih Aria ngerasa Xegan itu beda sekarang?" Keluhnya.

Cowok itu mengambil tangan Aria, menciumnya cukup lama. "Lo gaperlu khawatir, Ri. Hati gue udah sepenuhnya milik lo."

Kata manis itu terlontar dari cowok yang sangat dia sayangi membuat jantungnya berdebar tak karuan. Dengan ucapan begitu saja hatinya meleleh tak karuan.

Padahal omongan itu adalah bohong. Hati Xegan sekarang tidak sepenuhnya lagi milik Aria. Tapi cewek disampingnya ini terlihat sangat senang dengan ucapannya barusan. Membuat Xegan merasa bersalah.

Harus Xegan akui dia menyayangi keduanya diwaktu yang bersamaan. Membuat hatinya juga dilema. Dia tidak ingin menyakiti hati salah satunya. Tapi tanpa sadar dia lah penyebab rasa sakit itu.

Dasar fucekboy.

Tak ada obrolan setelahnya. Tidak terasa jika mereka sudah sampai didepan mansion mewah milik keluarga Aria.

Aria menatap kearah Xegan sebelum turun "Xegan gamau mampir dulu?". Cowok itu menggeleng membuat perasaan aneh dihatinya.

"Jangan berpikiran yang aneh aneh." tukas Xegan seakan tau isi hati ceweknya itu. Aria tersenyum lalu keluar dari mobil tersebut.

Melambaikan tangannya sambil tersenyum miris. Xegan benar-benar berubah.

Aria masih berkutik dengan pikirannya. Dia memang tidak tau apa yang terjadi. Namun nalurinya bisa merasakan ada yang cowok itu sembunyikan.

Namun dia terlalu takut untuk mencari tahu.

Dia takut untuk menerima kenyataan yang tak pernah dia bayangkan yaitu perselingkuhan .

^^^

Cewek yang telah mengganti seragamnya itu menatap Xegan dengan sorot mata cemberut .

"Kenapa lama banget si?"

"Macet, Sa"

Tisa memajukan bibirnya. Dia telah menyiapkan peralatan makan yang diletakkannya diatas meja.

Wajahnya sumringahmembuka kotak recheese pesanannya.

Keduanya makan tanpa bersuara. Karna Xegan tidak terlalu suka makan sambil mengobrol. dia menatap cewek didepannya ini makan dengan lahap. membuat lekukan kecil dibibirnya.

Setelah selesei,mereka langsung membereskan makannya.

Tisa mengajak Xegan untuk menonton Drakor yang lagi viral saat ini yaitu The World Of Married Couple .

"Mau nonton film gak?" Tanya tisa.

"Drakor?"

Tisa mengangguk antusias. "Kisahnya seru. Mirip sama kisah kita!" Ujarnya seraya tertawa hambar.

kisah itu memang hampir mirip dengan kisah yang tengah dia jalani sekarang. Cewek itu mengidolakan Da kyung yang berperan sebagai pelakor didrama itu.

Dia dapat menyimpulkan bahwa menjadi pelakor memang belum tentu berakhir dengan happy ending . Banyak masalah yang akan dihadapi kedepannya. Tapi dia tak peduli.

Apa salahnya jika mencintai pacar orang? Apalagi jika memiliki perasaan yang sama. Jadi selagi harapan itu ada kenapa tidak?

Kata orang selagi janur kuning belum melengkung masih bisa ditikung. Dan dia adalah orang pertama yang akan membernarkan hal itu.

Xegan memperhatikan film itu sesekali melirik kearah tisa yang duduk disebelahnya. Cewek itu sangat menikmati filmnya.

Bunyi dari handphone Xegan membuat keduanya menoleh. "Siapa?"

"Aria" jawab Xegan dingin.

Tisa berusaha acuh. "angkat aja, siapa tau penting."

"Ga gua angkat."

"Kenapa?

Xegan tak menjawab, tangannya malah menyelipkan rambut Tisa dibelakang telinga. mendekat lalu menipiskan jarak kedua seraya berbisik. "Nanti kamu camburu."

Deg

ribuan kupu-kupu menari didalam perutnya, oksigen seakan menipis membuat nya kekusahan bernafas. Wajahnya memanas

Cowok itu selalu berhasil membuat jantungnya tak karuan.

Xegan mengusap pipi Tisa lembut. Menatapnya penuh arti cewek yang sudah merebut sebagian hatinya ini.

Tisa semakin gugup, dia menggigit bibir bawahnya tanpa sadar.

"jangan gigit bibir kaya gitu, Sa" Xegan berbisik sambil menatap kearah bibir Tisa.

Kata selanjutnya berhasil membuat Tisa ingin menghilang sekarang juga.

Xegan membuat sengatan aneh pada dirinya. 

Ucapan ambigu itu entah kenapa dia suka?.

"Gue takut khilaf dan semakin penasaran buat ngerasainnya"

Gue butuh kantong doraemon buat ngilang sekarang. Tolongin gue woy! .

^^^

Wahhhhh makasi yang udah mau baca. Jangan lupa divote terus share ketemen kalian hihihi. Biar aku tambah semangat terus buat nulis.

Jujur agak susah nulis biar dapet feelnya gitu. Tapi aku lagi usahain biar bisa bikin baper. Dan ini tuh aku juga minta penpadat sama temen aku Elsy.

Salam hangat dari aku yang lagi ngetik sambil digigit nyamuk. Hehehe.

TIRBEL














^^^

MAAFKAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang