Part 36 [ Children in Hospital ]

129 20 6
                                    

Darimu aku dapat lebih mengetahui apa arti kebaikan yang tulus tanpa pamrih.

***

Hari berlalu dan semua berjalan jauh lebih membaik. Kondisi Adara udah mulai aman, namanya udah bersih sekarang sehingga rumor gila itu udah benar-benar clear. Julio? Dia jomblo, katanya masih ngerasa sakit hati. Walaupun dia masih awkward sama Krystal, Adara, ataupun sama cewek-ceweknya yang lain tapi gue udah cukup biasa ngomong sama dia. Well itu semua karena gue selalu gabung bareng Choki dan Hendra dan otomatis gue jadi cukup dekat sama Julio. Masalah dulu juga kita udah saling lupa. Gue harap keadaan kelas akan selalu kayak gini.

Lalu gimana sama Krystal si cewek bening dan cantik dengan mulut tajam itu? Semenjak dia jadi vice English Club CHIS, dia jadi makin terkenal. Banyak orang tau dia dan mungkin karmanya dia baik, so dia sekarang udah punya pasangan dan cowoknya sekarang mungkin bisa dibilang jauh lebih baik dari Julio. Gue gak tau asal usulnya kayak gimana yang jelas hubungan mereka udah berlangsung sekitar tiga hari.

Gue mau ke bangku Adara tapi gak jadi karena dia lagi sibuk ngelawak bareng Candra, Kalina, Merriyana, Justin, dan Emilio. Akhirnya gue milih di bangku sendiri dan merhatiin orang-orang. Hari ini jam pelajaran terakhir di hari Kamis dan tumben banget guru Kimia berhalangan hadir, padahal itu guru selalu hadir setiap saat. Tentu saja semua orang gembira ria, termasuk gue. Tapi kayaknya gak berlaku untuk seseorang yang menyukai bidang studi Kimia deh, buktinya aja orang di belakang gue lagi gabut banget.

Gue balikin bangku dan natap ke arah Choki, “Lagi apa?” Tanya gue juga sama gabutnya.

“Mau jawab Kimia tapi keadaan kelas ribut banget.”

Gue nyengir sekilas, “Kapan coba kita free dari Kimia gini? Jadi wajar aja sih mereka pada hura-hura.”

“Harusnya ya mereka tidur kek, mendingan. Daripada ribut.”

“Kenapa lo gak diem di perpus aja? Kan tenang tuh disana.”

“Boleh juga, kesana yuk?”

Gue ngerjap. Lah gue kan niatnya ngasik saran doang?

“Perlu gue ajak Hendra juga?” Tanyanya.

Gue langsung mendelik, “GAK.”

Dia ketawa ringan, “Ya udah yuk ke perpus.”

Dia ngambil buku kimianya, begitupun juga gue. Kita jalan ke perpus berdua. Sebelum benar-benar pergi dari kelas, bola mata gue gak sengaja ngelirik Jeslyn. Walaupun gue minus, tapi gue yakin kalau Jeslyn natap gue dengan tatapan.. benci?

Ah, gue jadi inget sama percakapan Jeslyn dan Krystal dahulu. Gue hampir egois dan gue hampir melupakan fakta itu. Fakta bahwa Jeslyn suka sama Choki.

“Choki.”  Panggil gue di tengah jalan.

“Hm?”

“Ada yang suka sama lo, lo-nya sendiri ada suka sama orang lain gak?” Oke, apa gue mau jadi mak comblang Jeslyn-Choki sekarang?

Hening dan dia natap gue intens, “Ada.” Jawabnya setelah beberapa menit diam.

“Siapa?” Tanya gue penasaran.

“Kenapa lo nanya gini? Dan tadi kayaknya lo bilang kalau ada yang suka gue, siapa?”

Gue ragu untuk bilang, tapi gak ada salahnya gue samarinkan?

“Ada deh pokoknya cewek.” Jawab gue asal.

Choki terkekeh, “Siapa?”

“Salah satu anak kelas.”

BOTHERSOME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang