|13|

80 13 0
                                    


                        //Different//

                                ****

"Kau...kenapa begitu perhatian pada  Yuna? Ah, maksudku kenapa kau repot sekali mencari tahu tentang kondisinya?"

Seokmin yang mulanya menatap ke luar jendela mobil kini mengalihkan tatapannya pada pria yang tengah mengemudi di sampingnya. Itu adalah kalimat pertama yang dilontarkan Seungcheol setelah keduanya duduk di dalam mobil yang sama dengan niat pergi menuju rumah sakit tempat Yura dirawat tempo lalu.

"Bukan apa-apa. Lagipula aku sahabatnya, sudah semestinya aku memperhatikannya." Seokmin lantas kembali menatap ke luar jendela. Sahabat. Seokmin sepenuhnya sadar ketika mengucap kata itu.

"Kau yakin? Kau tak ada perasaan apapun pada gadis itu?"

Seokmin diam dan masih setia dengan posisinya. Entah mengapa pertanyaan Sengcheol terdengar begitu sensitif baginya. Tak ada balasan yang keluar hingga beberapa menit berlalu.

"Aku anggap kau punya per-"

"Tidak ada," potong Seokmin. Entah mengapa seperti ada sesuatu yang memukul dada Seokmin begitu kuat setelah mengatakannya.

Sengcheol melirik Seokmin sekilas.
"Syukurlah."

Dan tanda tanya mulai bercabang dikepala Seokmin. Pria itu mencoba mengartikan kata 'syukurlah' dari mulut Seungcheol dengan beribu keraguan.

"Kita sampai." Seungcheol melepas seatbeltnya kemudian keluar dari mobil meninggalkan Seokmin yang masih diam di tempatnya.

"Hei, Lee Seokmin! Sampai kapan kau diam di sana?"

Suara Seungcheol cukup untuk menyadarkan Seokmin dari diamnya. Pria Lee itu lantas menyusul Seungcheol yang rupanya sudah hampir menginjakkan kakinya memasuki gedung bertuliskan 'Rumah Sakit Seoul' itu.

"Pria angkuh, tunggu sebentar!" Seokmin melebarkan langkahnya guna menghampiri Seungcheol lebih cepat. Sedang di depan sana Seungcheol mengehentikan langkahnya menunggu pria aneh yang baru saja menyuruhnya untuk menunggu.

"Jadi benar ini rumah sakit tempat Yura dirawat waktu itu?"

Seungcheol mengangguk.
"Kenapa?"

Keduanya lantas melanjutkan langkah setelah Seokmin menggelengkan kepalanya. "Yuna juga dirawat disini..." ujarnya lirih.

Mereka berdua akhirnya tiba di ruangan sang dokter. Mereka sudah membuat janji temu sebelumnya.

"Anda yakin Choi Yura tidak mengalami sesuatu seperti lupa ingatan waktu itu?" tanya Seokmin begitu berhadapan dengan dokter yang menangani Yura. Tentu saja setelah menunggu beberapa menit karena kedatangan mereka yang tiba-tiba tanpa janji temu.

"Mana mungkin, Choi Yura ingat keluarga dan teman-temannya," begitu balas Seungcheol menahan dokter yang hendak bersuara.

Dokter pria bermarga Kim itu mengangguk. "Dari hasil pemeriksaannya waktu itu, pasien bernama Choi Yura hanya mengalami koma selama empat bulan selain cedera dan luka-luka."

Seungcheol diam memikirkan perkataan dokter Kim. Setahunya memang hanya seperti itu yang ia dengar dari kedua orang tuanya. Seokmin bergerak gusar di samping Seungcheol.

"Dok, lalu bagaimana pendapat anda mengenai Choi Yura yang mendadak berubah setelah koma?"

                              ****

"Yuna-ya, Seokmin menemuimu?"

Yuna diam dengan tatapan kebingungan yang terarah pada pria yang baru dua kali ini mendatanginya. Sekarang Yuna ingat, Soonyoung ini adalah kakak kelas yang pernah Seokmin ceritakan padanya tempo hari. Pria yang agaknya sempat Seokmin takuti untuk bertemu. Yuna masih ragu mengakui bahwa Soonyoung ini adalah teman baiknya seperti yang Seokmin katakan.

Different✔ [REVISI]Kde žijí příběhy. Začni objevovat