|2|

211 19 0
                                    

                       //Different//

                                 ****

"Cheol-ah? Choi Seungcheol, kau dimana?"

Yura baru saja tiba di rumah. Bangunan yang sudah bertahun-tahun ia tempati, kini kehilangan satu penghuninya.

"Bibi Ahn, dimana Seungcheol?" tanya Yura pada salah seorang pelayan di rumahnya. "Tuan Seungcheol belum pulang. Nona Yura ingin makan malam dulu?"

Yura menggeleng pelan. "Ah, tidak perlu. Aku akan makan di luar malam ini."

Sang pelayan mengangguk dan tersenyum. Melayani Seungcheol dan adiknya itu bukan hal buruk baginya. Majikannya sudah menitipkan putra putrinya untuk diurus dengan baik. Setidaknya, Seungcheol dan Yura adalah dua orang yang baik dan tidak terlalu menyusahkan orang lain.

Yura membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia memutuskan untuk makan malam di luar hari ini. Entah sendiri atau ada orang lain yang berminat menemaninya, Yura tidak terlalu memikirkannya. Yang terpenting ia makan, itu saja. Setelah siap, Yura bergegas keluar rumah guna mencari tempat makan yang menarik perhatiannya. Hampir dua puluh menit gadis itu hanya berjalan dan belum menemukan tempat makan yang menarik perhatiannya. Menurutnya, beberapa tempat makan yang ia jumpai sedari tadi tak ada bedanya. Menyediakan berbagai olahan mie dan beberapa ikan laut.

"Ah, aku sangat ingin makan daging. Aku tidak tahu kedai mana yang menjual makanan seperti itu."

Hampir frustasi karena daging, Yura menghubungi seseorang. Setelah panggilan terhubung, Yura segera mengatakan maksud dan tujuannya. "Seokmin-ah, kedai mana yang menyediakan menu daging?"

Sedang di sebrang telepon, Seokmin mengerutkan kening dan kembali memeriksa layar ponselnya. Ia sedikit bingung karena yang menghubunginya benar-benar Yura. Choi Yura. Dan hanya untuk menanyakan makanan?

"Aku tak salah dengar?"

"Kenapa?"

"Ini pertama kalinya kau menghubungiku. Apa kau di tinggalkan oleh teman-temanmu?"

Yura diam. Ia mencoba mencerna perkataan Seokmin.

Pertama kali? Bukankah kita teman sekelas? Apa benar ini kali pertama diriku menghubunginya? Lagi pula aku tidak benar-benar punya teman, mana mungkin aku ditinggalkan. Ah, lalu Seokmin?

Yura terdiam cukup lama hingga suara itu kembali menyadarkannya.

"Choi Yura? Kau masih mendengarku?"

"Oh? Ah, ya aku mendengarmu. Soal pertanyaanku--"

Yura berniat mengatakan bahwa ia akan mencari sendiri makan malam yang ia inginkan itu. Tapi suara di sebrang teleponnya memotong perkataannya.

"Kau ada dimana?"

Yura tampak terkejut sesaat. Ia menggerakkan kepalanya mencari tahu lokasi dirinya sekarang.

"Sepertinya aku di kawasan pasar malam dekat sekolah kita."

"Kau hanya perlu mencarinya. Aku ingat ada restoran daging di daerah itu. Maaf tidak bisa mendatangimu ke sana."

Yura terdiam. Dalam hati ia mengatakan 'Aku juga tidak memintamu untuk datang'. Akhirnya Yura hanya bisa mengangguk yang tentu saja tak bisa diketahui oleh lawan bicaranya.

"Aku tutup," ujar Yura mengakhiri panggilannnya.

                             ****

Different✔ [REVISI]Where stories live. Discover now