Chapter 20

3.9K 326 53
                                    

Natalie membuka aplikasi note lewat handponenya. Dia sudah siap dengan kameranya tapi dia sendiri lupa siapa yang akan diliputnya.

Matanya mencari kata 'schedule' di notes. Dia langsung membuka notes itu setelah menemukannya.

"Sabtu... Sabtu... Sabtu," gumam Natalie sambil terus menscrolling. Dia berhenti ketika mendapati kata sabtu. Seketika itu juga dia terdiam melihat siapa yang kali ini akan Natalie liput. Siapa lagi kalau bukan Shawn Mendes.

"Natalie! Apa yang kau lakukan di sana?" Natalie langsung menoleh ke arah Nathan yang tengah menatapnya.

"Ehm... Aku sedang lihat jadwal," jawab Natalie.

"Oh, lebih baik kau segera ke stage. Shawn akan memulai soundchecknya," kata Nathan. Natalie hanya menangguk menjawabnya. Perasaannya benar-benar campur aduk. Dia menghela nafas panjang sebelum berjalan ke arah backstage.

Kau pasti bisa, Nat. Kau pasti bisa, batin Natalie.

Perlahan Natalie menghampiri Shawn yang tengah bermain dengan gitarnya. Dia duduk tepat di hadapannya. Shawn mendongkak ketika merasakan kehadiran Natalie.

"Hai Shawn," sapa Natalie. Dia berdoa pada dirinya sendiri agar Shawn tidak membentaknya lagi atau menjawab sapaannya dengan nada dingin.

"Oh, hei Nat," balas Shawn, tersenyum. Natalie bernafas lega mendengar nada hangat yang tersirat di sapaan Shawn.

"Hari ini jadwalku kan?" Tanya Shawn. Natalie hanya mengangguk dan menyalakan kameranya.

Tak berapa lama kemudian terdengar tawa dari seseorang yang berlari dengan cepat sambil membawa stick drum.

Si idiot itu lagi, batin Natalie.

"CONNOR!! KEMBALIKAN STICK KU!" Seru Tristan sambil mengejar Connor yang berlari mengelilingi backstage.

"Aku akan kembalikan asal kau berjanji akan memberiku jatah donatmu!" Balas Connor.

Natalie dan Shawn tertawa melihat kejadian itu.

"Hey, Shawn. Giliranmu," kata James. Shawn membawa gitarnya dan bersiap untuk Soundcheck. Natalie mengikutinya dari belakang.

Langkahnya terhenti ketika seseorang menggenggam tangannya. Natalie menoleh kearah Brad yang tengah menatapnya dengan khawatir.

"Kau yakin?" Tanya Brad sambil melirik ke arah Natalie dan Shawn bergantian.

"Yeah, aku yakin," jawab Natalie.

"Kalau sesuatu terjadi ceritakan padaku, okay?"

"Okay," perlahan Brad melepaskan genggaman tangannya, tatapannya masih terkunci ke arah Natalie yang berjalan menjauh. Kali ini dia tidak ingin melihat setitik pun air mata dari Natalie.

Selama Shawn soundcheck tatapan Camila hanya fokus kepada laki-laki asal kanada itu. Dia seakan terhipnotis dengan Shawn yang berada di panggung. Shawn kadang membalas tatapannya dan tersenyum kecil ke arah Camila.

Dan Natalie yang melihat kejadian itu hanya bisa diam dan melakukan pekerjaannya.

Aku tidak boleh menangis kali ini, batin Natalie.

Setelah soundcheck Natalie langsung menuju backstage, dia bangga akan dirinya sendiri yang bisa menahan air matanya. Nathan menyambut Natalie dengan ocehannya ketika Natalie baru saja masuk ke backstage dan mau tidak mau dia harus mendengarkan ocehan itu.

Shawn yang duduk di pojok ruangan hanya menatap ke arah Natalie. Dia menunggu saat yang tepat agar bisa bicara dengan Natalie empat mata.

"Ugh, merepotkan sekali sih," gerutu Natalie setelah Nathan pergi begitu saja meninggalkannya dengan file-file yang tidak jelas.

Again | s.m✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang