22. Termasuk Aku

1.5K 287 176
                                    

Bukannya melajukan mobilnya dan meninggalkan Kafe Wish, Jisoo malah masuk lagi ke dalam kafe usai memutuskan sambungan teleponnya dengan Seokmin. Demi menuntaskan rasa penasaran. Juga hendak tahu apakah dugaan sebelumnya memang benar. Hansol tengah membohonginya. Karena memang, jika dipikir secara logika, mustahil Hansol berselingkuh. Terpisah selama bertahun-tahun tanpa status saja Hansol berhasil setia. Kenapa begitu tiba di Korea malah langsung berselingkuh? Bukankah itu terlalu aneh? Belum lagi cara Hansol memperkenalkan Seungkwan tadi. Mana ada seseorang memperkenalkan selingkuhannya seperti itu.

Jisoo langsung mendatangi meja yang tadi menjadi saksi bisu berakhirnya hubungannya dengan Hansol yang bahkan belum sempat bertunangan. Dengan sengaja berjalan mengendap. Mendatangi Hansol dan Seungkwan di sana. Berusaha agar keberadaannya tidak diketahuai. Duduk di meja terdekat, namun di posisi belakang. Samar ia dapat mendengar obrolan 2 orang yang mengaku sebagai sepasang kekasih.

"Kamu yakin? Tapi kamu benar-benar menyukai Jisoo, kan? Lihat... Wajahmu menjadi pucat seperti ini setelah putus dari Jisoo. Kamu seperti baru saja bunuh diri, Hansol-ah!" Seungkwan terlihat sedikit panik. Memberi saran agar Hansol minum dulu sejenak. Setidaknya agar wajahnya tidak lagi terlalu pucat. Akan sangat mencurigakan jika kembali ke kantor dengan wajah seperti ini. Namun Hansol menolak. Pemuda itu malah memejamkan mata. Menghela napas dengan berat. Membuat Seungkwan tidak hentinya mengomel. "Lagipula kenapa kamu yakin sekali kalau Jisoo menyukai Seokmin? Bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau posisimu belum bisa digantikan oleh pria mana pun termasuk Seokmin? Apa kamu sudah bertanya secara langsung kepada Jisoo?"

Meski di tempat kerja Hansol berperan sebagai atasan Seungkwan, bukankah sebelumnya Hansol telah memberi lampu hijau? Di luar kantor, jangan memanggil Hansol dengan embel-embel Bapak. Cukup panggil nama, agar semakin akrab dan tidak canggung. Dan Seungkwan berhasil memerankan semuanya dengan sangat baik. Sesuai permintaan Hansol. Hansol sangat mensyukuri ini.

"Meskipun lama tidak bertemu, aku sangat hafal dengan tingkah laku Jisoo. Sikap dia sebelum kenal Seokmin, sangat berbeda dengan setelah dia kenal Seokmin," kata Hansol. Akhirnya bersedia menerima minuman yang Seungkwan berikan. Mengucapkan terima kasih sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku juga sangat tahu bagaimana perbedaan perlakuan Jisoo terhadap orang yang dicintainya. Cara dia memperlakukanku dulu sama persis dengan cara dia memperlakukan Seokmin sekarang."

"Hansol-ah..."

Bukan. Itu bukan Seungkwan. Namun Jisoo. Keberadaannya sungguh mengejutkan. Membuat Hansol dan Seungkwan panik. Tidak bisa masuk ke dalam peran yang telah mereka mainkan sebelumnya.

Jisoo duduk lagi ke kursi yang sebelumnya sempat ia tinggalkan. Tepat di hadapan Hansol. Matanya kembali merah. Kini tanpa ragu mengeluarkan air mata di sana. Tidak perlu disembunyikan lagi seperti yang sebelumnya. "Maaf... Aku sudah menyakitimu..."

Hansol membantah dengan cara menggelengkan kepala. Cekatan mengubah posisi duduk ke samping Jisoo. Menghapus air mata mantan calon tunangannya itu. Menggapai tangan Jisoo. Senyuman tulus ia berikan. "Aku memang menyukaimu. Sangat. Jujur aku sedih. Posisiku sudah digantikan oleh orang lain. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkanmu. Aku juga melakukan kesalahan dalam hubungan kita. Kalau saja aku langsung menyusulmu sejak pertama kali kamu memberitahuku soal perjodohan, kamu tidak akan pernah bertemu dengan Seokmin dan kita berdua pasti sudah menikah. Aku masih sangat ingat itu. Kamu sempat membujukku tapi aku tidak pernah bisa kembali ke sini. Jadi ini juga salahku. Berhentilah menyalahkan diri sendiri."

"Tapi..." Jisoo urung mengajukan bantahan berkat ciuman Hansol. Di dahi. Kalau diingat-ingat, ini adalah ciuman pertama yang Hansol berikan sejak mereka kembali bertemu. Ucapan Jisoo sesaat setelah hubungan spesial mereka terputus nyatanya bukanlah sebuah bualan semata. Hansol benar-benar seorang pria yang sangat baik. Siapa pun wanita yang pada akhirnya menikah dengan Hansol, adalah wanita yang sangat beruntung.

The Princess Without A Palace (✓)Where stories live. Discover now