82; I'm Here For You

Mulai dari awal
                                    

Namun, semakin hari rasa sakitnya semakin menjadi meskipun Seulgi sering mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, ia juga terkadang menjalani terapi. Hanya saja, semua itu seolah tidak berarti.

Rasa sakit itu semakin sering datang, dan bahkan Seulgi pun mulai memuntahkan darah.

Di hari ia muntah darah, Seulgi langsung datang ke rumah sakit. Kembali memeriksakan kondisinya, dan apa yang ia dengar justru lebih buruk dari sebelumnya.

Sirosis yang deritanya bertambah kronis dan berubah menjadi gagal hati. Dokter menyarankan untuk menjalani transplantasi hati sebagai jalan terakhir.

Transplantasi tersebut dapat dilakukan melalui pendonor hidup, maupun pendonor yang mengalami mati otak namun jantung masih berdetak. Tentunya kalau pendonor tersebut cocok dengan si penerima.

Itulah yang membuatnya sulit. Sangat jarang ditemukan kasus pasien mati otak, kalaupun ada, pihak dari keluarga biasanya menentang jika rumah sakit berencana mengambil organ dari pasien mati otak tersebut.

Harapan hidup Seulgi pun semakin kecil, karena ia masih bersikeras tidak ingin memberitahu kondisinya pada keluarganya. Ia tidak ingin keluarganya mendonorkan sebagian Liver padanya, ia tidak ingin menjadi beban dan menyusahkan keluarga.

"Jangan nyerah Seulgi-ah! Kamu pasti bisa melaluinya!" monolog Seulgi pada dirinya sendiri.

Lalu ia mendengar ponselnya berbunyi nyaring. Hatinya dipenuhi rasa was-was begitu tau panggilan tersebut dari rumah sakit, namun tak lama kemudian senyumnya merekah kala pihak rumah sakit mengabarkan bahwa ada satu pasien mati otak yang masuk, serta cocok dengan golongan darah dengannya.

Seulgi pun diminta untuk dirawat inap sampai pasien tersebut dinyatakan mati otak secara hukum, dan organnya bisa di donorkan.

Meskipun tidak seharusnya ia senang, karena seseorang harus kehilangan nyawa demi kesembuhannya, namun ia tidak bisa membendung rasa bahagia. Mengingat bahwa ia memiliki kesempatan untuk bertahan hidup, membuatnya menangis kencang.

Hari itu pun, Seulgi datang ke rumah sakit untuk dirawat inap, ia pun terpaksa berbohong pada suami dan ketiga anak kesayangannya.

Ya, tinggal satu langkah lagi. Namun sayangnya baru beberapa hari ia dirawat dirumah sakit, Seulgi malah bertemu dengan Jungkook.

Seulgi memang sudah meminta residen itu untuk bungkam, namun sepertinya ia tidak boleh mempercayainya karena berselang dua hari kemudian-

Apa yang ditakutkan Seulgi pun terjadi, Jimin datang. Sehari sebelum jadwal operasi Seulgi dilakukan.

Pria itu langsung memeluknya dengan erat, dan Seulgi tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis keras dipelukan suaminya. Mengutarakan semua gundah serta ketakutan yang semula ia sembunyikan rapat-rapat.

"Maafkan aku. Maaf!"

Jimin tidak henti-hentinya mengatakan maaf pada Seulgi.

Ya. Sebelum menemui Seulgi, ia menemui dokter yang merawat Seulgi. Jimin sangat terpukul begitu ia mendengar semuanya. Ia benar-benar merasa bodoh karena membiarkan Seulgi menghadapi kesakitannya sendirian.

Deretan makian ia lontarkan pada dirinya sendiri karena sebagai dokter, ia bahkan tidak mengetahui kondisi istrinya.

"I'm sorry, dear." Jimin mengeratkan pelukannya.

Sementara Seulgi hanya menggeleng. "Kamu gak salah, jangan minta maaf!"

Jimin melepaskan pelukannya, menatap wajah pucat Seulgi yang biasanya dihiasi rona merah. Lalu ia memberikan sebuah ciuman lembut di kening istrinya, lalu turun mengecup ujung hidungnya dan berakhir di sudut bibirnya.

FAIRYTALE (TXT ITZY NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang