𝗯𝗲𝗿𝗵𝗲𝗻𝘁𝗶

559 107 15
                                    

"Bukan, dia temen gue. Kenalin, namanya Jaehyun Pradipta." Tzuyu memperkenalkan Jaehyun kepada temannya yang baru saja berpikir bahwa Jaehyun adalah kekasih dirinya.

Sering, atau bahkan kelewat sering Jaehyun mendengar pernyataan Tzuyu yang seperti itu. Tapi hatinya semakin lama malah semakin tidak bisa menoleransi. Bukan karena statusnya sebagai teman, namun hati kecilnya terus berkata bahwa perjuangannya selama ini adalah hal yang sia sia.

Proses pendekatan dirinya dan Tzuyu yang sudah berjalan nyaris satu tahun, hanya semakin terasa hambar tanpa peningkatan. Entah peningkatan dari segi rasa suka atau dari status mereka yang masih tidak jelas sampai detik ini.

Banyak peristiwa yang terjadi pada mereka berdua, menambah cerita cerita pendek pada buku harian masing masing. Memberikan berbagai macam emosi dan warna kehidupan. Membuatnya semuanya menjadi jelas. Ya, harusnya begitu.

Akhir akhir ini Jaehyun selalu berusaha keras, bukan, ia memaksa dirinya sendiri untuk terus mempertahankan hubungan ini dengan Tzuyu. Dia tak ingin mengubahnya, namun, yang sekarang ia rasakan hanyalah tekadnya yang semakin berkurang.

Tzuyu Caroline yang sekarang memang mengalami banyak perubahan. Ia tak lagi menjadi sekasar dulu, tidak terlalu tertutup seperti saat Jaehyun bertemu dengannya untuk pertama kali. Jaehyun senang, bahagia dengan itu. Tapi perasaannya saat ini benar benar kacau.

Jika saat ini adalah masa lalu, maka Jaehyun hanya bersemangat kepada satu hal —memiliki, menaklukan, dan meluluhkan Tzuyu— dan akan selalu begitu hingga tujuannya tercapai.

Kenapa, kenapa kali ini terasa berbeda? Kemana semua rasa semangatnya untuk mengejar Tzuyu? Kemana dirinya yang selalu merindukan Tzuyu setiap detiknya? Kemana dirinya yang dulu pergi? Kenapa tidak ada lagi hari ini?

"Jaehyun? Pradipta? Jae—" Panggilan Tzuyu berhenti saat Jaehyun menarik tubuhnya keluar dari cafe. Membawanya masuk ke dalam mobil tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Tzuyu dengan jelas merasakan hawa yang cukup tegang diantara keduanya. Ia seperti sedang melihat sosok orang lain pada Jaehyun hari ini. Dia—dia siapa? Jaehyun? Yang mana? Jaehyun Pradipta nya? Atau bukan?

Perjalanan tanpa rencana ini benar benar membuat Tzuyu terdiam. Raut wajah Jaehyun yang berbeda dari biasanya, menjadikan Tzuyu seperti berada dalam mobil dengan orang asing. Dan sejak kapan Jaehyun mempunyai raut wajah begitu?

Keheningan dalam mobil mulai tergantikan dengan suara deru mesin kendaraan yang berlalu lalang, ditambah suara klakson dari beberapa mobil di belakang mereka.

"Jae—"

"Gue berhenti." Potong Jaehyun.

Tzuyu memandang Jaehyun tak mengerti. Jaehyun kembali fokus pada jalanan saat ini. Lampu hijau sudah kembali menyala, dan ia tak bisa melanjutkan pembicaraan tanpa melajukan mobilnya.

Ia memutar kemudi mobil ke arah kanan, memasuki komplek perumahan Tzuyu. Tapi tak menuju ke tempat tinggal Tzuyu, ia membawa mobilnya mengelilingi perumahan sekitar.

Jaehyun melambatkan laju mobilnya. Kesan canggung benar benar mengisi ruang di dalam mobil dengan begitu pekat. "Gue berhenti berjuang buat lo." Ujarnya yang bahkan masih tidak bisa ia percayai sendiri.

"Berhenti? Kenapa?"

Bukan, bukan hanya itu yang ingin Tzuyu tanyakan. Banyak sekali pertanyaan yang tersimpan di otaknya kala Jaehyun mengatakan ingin berhenti.

Jaehyun enggan menatap Tzuyu yang berada disampingnya. Ia tetap memperhatikan jalan di depannya. "Gue tau, lo cuman anggap semua perjuangan gue sia sia aja, kan?"

𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮𝙩𝙝𝙞𝙣𝙜 𝙨𝙪𝙙𝙙𝙚𝙣𝙡𝙮Where stories live. Discover now