𝗸𝗲𝘀𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮

1.7K 205 27
                                    

"Anda gila, Mas."

Setelah mengucapkan satu kalimat yang menurutnya cukup mendeskripsikan kesan pertama pada pria yang tadi mengajaknya, atau mungkin kesannya memintanya untuk menjadi kekasih pria itu, Tzuyu mendengus kemudian berbalik badan meninggalkan Jaehyun.

Ia segera menempelkan kembali earphone yang sempat ia lepas tadi ke telinga kanannya. Kali ini Tzuyu sengaja membiarkan telinga kirinya tak memakai sebelah earphone satunya lagi. Agar ia bisa jelas mendengar orang yang akan memanggilnya.

Sedangkan Jaehyun masih terpaku di tempatnya. Cukup terpana mendengar kalimat yang Tzuyu keluarkan dari mulutnya. Reaksi yang Tzuyu keluarkan sangat di luar dugaan Jaehyun.

"Woah." Ucap Jaehyun yang benar benar terpukau. Ia segera berlari kembali mengikuti Tzuyu yang sedang berhenti di halte bis, mungkin menunggu bis kepulangannya.

Jaehyun makin menampakkan wajah sumringahnya kala ia sudah berdiri di samping Tzuyu, tanpa wanita itu sadari kehadirannya.

Jantung Jaehyun entah mengapa berdegup kencang melihat Tzuyu begitu cantik seperti dalam film film. Ia kesal, karena jantung nya tak bisa ia ajak kompromi sekarang. Begitu pula suhu tubuhnya yang memanas, sangat menyebalkan.

Saat Jaehyun tengah kesal sendiri dengan keadaannya sekarang. Tzuyu masih berdiam diri, menunggu bis untuk pulang, sambil mendengarkan lagu.

Kali ini lagunya tidak se-berisik sebelumnya, sekarang ia mendengarkan lagu yang cocok di dengarkan dalam keadaan senja seperti sekarang. Di dampingi bagaimana keadaan kota kelahirannya yang semakin menarik jika menjelang malam.

Kendaraan kendaraan yang berlalu lalang, suhu udara yang semakin mendingin, dan suasana yang selalu Tzuyu sukai, namun kadang juga ia benci. Ia membenci bagaimana suasana ini membuatnya menjadi seperti ini.

Krit.

Lamunan Tzuyu terhenti, bis yang ia tunggu sedari tadi sudah berhenti tepat di depannya. Dengan segera, ia melepas earphone nya, dan memasukkannya ke dalam tas.

Tzuyu menaiki bis, menempelkan kartu bisnya, dan mencari tempat duduk di pinggir jendela. Posisi itu adalah posisi favorit Tzuyu. Di pinggir jendela, ia bisa menikmati bagaimana keadaan di luar bis. Dan jika sedang hujan, itu adalah bagian terbaik.

Setelah mendapatkan bangku kosong, ia langsung mendudukinya, kemudian memperhatikan jalanan. Tzuyu tersenyum di sela sela kegiatannya. Mengingat masa lalu yang sangat disayangkan jika dilupakan.

Masih tak menyadari keberadaan Jaehyun di bangku sebrang, yang diam diam memperhatikannya sedang melamun. Memperhatikan bagaimana wajahnya bisa tetap terlihat cantik meski dari samping.

Beberapa gedung sudah dilewati dengan cepat. Namun Tzuyu dan Jaehyun masih saja belum turun dari bis ini. Kalau Tzuyu jelas, tujuannya masih belum sampai. Tapi Jaehyun? Sungguh, ini sangat berlawanan arah dari rumahnya. Jadi apa yang sedang ia lakukan sekarang?

Bel dalam bis berbunyi, lamunan Jaehyun seketika berhenti, apalagi melihat Tzuyu yang sudah berdiri dari bangkunya. Dan juga sudah menggendong kembali tas backpack besarnya.

Jaehyun segera ikut berdiri, dan berjalan mengikuti Tzuyu turun dari bis. Ia terus mengekor kemana arah Tzuyu pergi. Tak peduli pada badannya yang sudah berkeringat, akibat masih memakai jas seharian ini.

Gerakan Tzuyu tiba tiba terhenti, membuat Jaehyun gelisah setengah mati. Mau bersembunyi, pasti akan ketahuan, diam berdiri juga pasti ketahuan.

Badan Tzuyu memutar setengah lingkaran, alisnya terangkat sebelah, dan ia juga sudah berkacak pinggang. Matanya menatap tajam orang yang tengah diam membeku.

𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮𝙩𝙝𝙞𝙣𝙜 𝙨𝙪𝙙𝙙𝙚𝙣𝙡𝙮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang