𝗱𝗶𝘀𝗮𝗺𝗽𝗶𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮

609 104 17
                                    

"Bang, gue udah transit di Istanbul."

"Ah, lo istirahat sebentar disana, makan apa aja yang ada disana. Pokoknya nyampe sini lo harus udah keliatan baik baik aja." Sambung jinyoung.

Jaehyun mengangguk dalam diam. "Tzu-Tzuyu kabarnya—"

"Baik. Dia baik baik aja. Dan lo harus terus berpikiran kayak gitu, Jae. Jangan nyusahin diri lo sendiri gegara pemikiran lo yang gak berguna itu. Lo harus percaya dia bakal baik baik aja!"

Tak ada balasan dari Jaehyun yang terdengar di telinga Jinyoung. Namun suara isak kecil terdengar dengan jelas. Jinyoung menghela nafasnya berat dan panjang.

"Kalau lo gak bisa percaya sama Tzuyu, mending lo balik lagi aja! Gue gak butuh orang yang gak bisa percaya sama adik gue! Ngerti?!"

Maksud Jinyoung baik sebenarnya, hanya saja suaranya yang seakan membentak membuat kesan kalau ia marah kepada Jaehyun. Ya walau memang sedikit kesal karena rasa pesimis Jaehyun yang begitu tinggi.

"Gue khawatir, gue takut Bang.." Lirih Jaehyun begitu merasa tersiksa.

"Jaehyun Pradipta, lo harus tau kalau Tzuyu pergi kesini sendirian karena dia tau, dia bakal baik baik aja. Dia gak mau bikin kita stress, makanya lo, gak boleh kayak gini. Jangan buat perjuangan Tzuyu jadi sia sia gini, Jae."

"Iya Bang."

"Makan yang banyak, Jae. Gue sekeluarga nunggu kedatangan lo disini. Gue tutup telfonnya."

Sesudah itu Jaehyun melenggang pergi dari tempat duduknya, mencari restoran untuk makan siang hari ini. Di pesawat tadi ia benar benar tidak bernafsu makan.

Demi Tzuyu, dia akan berusaha terlihat baik baik saja. Ia akan melakukannya untuk Tzuyu. Untuk bertemu dengannya.

Jaehyun akan menemuinya di London, memeluknya erat, menciumnya jika bisa. Ah, Jaehyun merindukan gadisnya.

Ia tersenyum tipis.

"Si Jaehyun nangis ya, Bang?" Tanya Winwin, ia terkekeh pelan. Ternyata Jaehyun bisa menangis karena Tzuyu.

Jinyoung memutar bola matanya malas. "Jangan lupa, gimana waktu itu lo nangis sesenggukan di pesawat ya, Win."

Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan, Jinyoung malah bisa bisanya menyindir bagaimana cengengnya Winwin begitu mendengar kabar tentang Tzuyu di Inggris. Bahkan Bunda nya saja tidak sampai segitunya.

Ya, bagaimana tidak kaget? Mendengar kabar adik kesayangannya yang berada di luar negeri, ternyata sedang melakukan perawatan?

Mengingatnya saja Winwin ingin menangis lagi. Apalagi saat pertama kali melihat keadaan Tzuyu. Ia sangat ingin memarahi adik kecilnya. Kurang ajar.

Winwin mendengus sebal, gak abangnya gak adiknya, mulutnya sama sama pedes. Mungkin 100 cabe rawit aja gak cukup ngelawan kepedesan omongan mereka.

Tzuyu sedang tertidur saat ini, setelah tadi makan siang, ia cepat cepat tidur lagi. Katanya dia begitu menikmati waktu leha lehanya disini sebelum keluarganya datang. Namun sedikit berantakan karena kedatangan mereka yang tiba tiba.

Respon yang lain? Ya, mereka mengomel. Karena katanya Tzuyu tidak tahu terima kasih. Sudah dijenguk, tapi malah dikatakan mengganggu waktunya.

Tzuyu tahu, temannya ini —si dokter yang merawatnya— pastilah ia yang memberi tahu tentang keadaannya kepada keluarganya. Padahal ia sudah sedikit kompromi di awal, tapi sungguh terlalu memang temannya.

𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮𝙩𝙝𝙞𝙣𝙜 𝙨𝙪𝙙𝙙𝙚𝙣𝙡𝙮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang