𝗸𝗲𝘁𝗮𝗵𝘂𝗮𝗻

1.1K 170 28
                                    

Tzuyu meregangkan badannya di atas kasur, ia juga mengusap usapkan matanya yang masih saja meminta untuk kembali dipejamkan. Melawan gaya gravitasi yang semakin kuat jika berada di atas kasur.

Lalu ia melirik jam, sudah jam tujuh pagi, matahari sudah mulai menampakkan diri dari arah timur. Yang dimana cahayanya langsung menusuk tajam ke dalam kamar Tzuyu lewat jendela kamar.

Tanpa bermalas malasan, Tzuyu segera memasuki kamar mandi yang ukurannya cukup luas karena mampu menampung bathub. Dan melakukan beberapa ritual yang biasa dilakukan para wanita.

Saat menggosok gosokkan sabun di wajahnya, Tzuyu sesekali bergumam mengikuti lagu yang sering muncul dalam iklan di tv. Dan tentu saja lagu itu tersimpan lekat di otak Tzuyu.

Tar putar di wajah, hilang!

Multivitamin!

Tzuyu menertawai kebodohannya saat ini. Sungguh memalukan, sudah besar masih saja bernyanyi layaknya anak kecil. Ia menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.

Sekitar setengah jam, akhirnya Tzuyu mengakhiri semua kegiatan di kamar mandi. Ia juga sudah memakai pakaiannya hari ini. Seperti biasa, selalu casual tanpa batas. Hanya memakai celana jeans longgar, kemeja yang tangannya dilipat, dan jangan lupa sepatu kets putih kebanggaannya.

Merasa penampilannya sudah baik dari depan cermin, Tzuyu segera menuruni tangga, sambil memakai air pods nya. Kali ini ia tak mau terganggu oleh kabel panjang penghubung antara ponsel dan telinganya.

Lagu High milik 5SOS memang sangat berguna bagi Tzuyu untuk menaikkan semangat yang ada dalam tubuhnya. Seolah olah lagu itu berteriak dan memberikan energi besar untuk Tzuyu.

Saking menikmatinya, ia menggumamkan beberapa lirik dari lagu yang ia dengar. Namun, tiba tiba Tzuyu menghentikan nyanyiannya. Menatap sosok yang berada di meja makan dengan horor.

"Halo, Tzuyu!" Sapa seseorang dari meja makan.

Tzuyu memejamkan matanya dengan paksa, ia mencoba menetralkan kecepatan detak jantungnya saat ini. Mungkin, sosok itu terlalu Tzuyu pikirkan, hingga sekarang ia malah berhalusinasi.

Ia menggelengkan kepalanya berulang kali, masih dengan memejamkan mata. Sampai akhirnya kepalanya terasa sedikit di tepuk dari atas oleh seseorang.

"Punya pacar kok gak bilang bilang." Bisik seorang pria yang Tzuyu yakini itu adalah kakaknya. Kakak tertua yang sifatnya sangat menyebalkan dan tak layak mendapat ampunan.

Tzuyu membuka matanya, ia menatap tak percaya, sedangkan Jinyoung sudah menarik Tzuyu mendekat ke meja makan. Menariknya mendekat ke sang tamu di pagi hari ini.

"Selamat pagi Tzuyu!" Sapanya kembali dengan lebih lembut.

Tapi sayangnya, mood Tzuyu pagi ini sudah tak baik dan siap mengeluarkan apapun yang berada di dalam kepalanya saat ini.

Tidak berguna lagi rasanya menjadi orang yang sopan untuk pria di hadapannya sekarang. Kalau begitu, Tzuyu akan bertindak kasar, dan menyebalkan.

"Heh, lo di halusin malah ngelunjak ya! Lo ngikutin gue kan semalem? Kurang ajar lo-"

Ucapan Tzuyu tertahan karena ia berjalan mendekati sosok itu. Tzuyu sangat ingin menjambak rambutnya yang sudah rapih, memukul pipinya, dagunya, badannya, kepalanya. Apapun yang bisa ia pukul.

Baru saja melangkah, tapi Tzuyu sudah di tahan oleh Jinyoung yang membulatkan mata. "Kamu kenapa sih? Kok gak sopan?" Omelnya melihat tingkah laku Tzuyu terhadap tamu mereka.

Tzuyu mendengus kasar, kemudian ia menunjuk sosok yang berada di hadapannya. "Siapa yang ngebolehin dia masuk ke rumah?!" Teriaknya.

"Tzuyu!"

𝙚𝙫𝙚𝙧𝙮𝙩𝙝𝙞𝙣𝙜 𝙨𝙪𝙙𝙙𝙚𝙣𝙡𝙮Where stories live. Discover now