🍂20

11.2K 836 66
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
____________

Lima bulan sudah kepergian Mirna.
Dan begitu banyak sekali perubahan keluarga Farhan. Langit sudah lulus dua bulan lalu dan Bintang sudah naik kelas 11. Bintang sangat berubah sekarang. Anak itu sudah lancar berjalan lagi dan bicaranya? Alhamdulillah sudah normal seperti anak lainnya. Bintang sangat bersyukur akan hal itu. Begitu pun dengan Langit dan Farhan.
Semua itu adalah keajaiban yang sangat besar.

Langit melanjutkan kuliah jurusan hukum. Karna memang itu impiannya dari kecil. Kampusnya tidak terlalu jauh dari kantor Farhan.
Dan Aldo? Pemuda itu masih menetap di Thailand. Kembali kesana setelah tiga hari kepergian Mirna.

Semua sangat berubah. Keluarga yang tidak lengkap itu kini lebih bahagia.
Senyum merekah selalu terpancar di wajah mereka. Terutama Bintang.
Anak itu begitu bersemangat setiap harinya. Meski terkadang asmanya kambuh. Tapi tidak membuat anak itu goyah. Hidupnya kini lebih berwarna.

Cahaya yang sempat redup kini kembali terang. Langit yang sempat kelabu kini bercahaya. Semakin indah di temani taburan cahaya Bintang. Dan bulan! Adalah sosok bundanya yang selalu bersinar terang.

🍂🍂

Saat ini Langit dan Bintang sedang duduk di balkon kamar Bintang.
Farhan belum pulang dan katanya malam ini akan kembali dari luar kota.

Langit duduk di ayunan yang memang dirinya siapkan untuk Bintang.
Di pahanya ada Bintang yang sedang tiduran. Sebelah tangan Langit dimainkan oleh Bintang. Langit membiarkan saja Bintang memencet-mencet ujung jarinya. Di pelukan anak itu juga ada boneka yang Langit beli saat pulang kuliah kemaren.

Bintang sudah tiga hari tidak masuk sekolah karna demam. Dan Langit melarangnya pergi kemana-mana.
Dan ya! Langit sangat posesife sekarang terhadap Bintang. Dia benar-benar menepati janjinya untuk menjaga sang adik.

"Dingin gak?" tanya Langit.

"Dikit."

"Masuk aja yok, udaranya dingin gak bagus nanti lu tambah demam."

"Keruang tamu aja ya, nungguin ayah," ajak Bintang.

"Ayah pulangnya pasti lama, dikamar aja, nonton."

"Yaudah."

Bintang bangun diikuti Langit, lalu memasuki kamar, Langit menduduki dirinya di sofa, dan Bintang membuka laci mengambil cemilan. Anak itu jadi suka makan sekarang. Berat badannya hanya bertambah 5 kg. Maklum saja Bintang masih sering sakit. Walau gak separah dulu.

Bintang menyandarkan kepalanya pada dada Langit. Badan Langit makin kekar sekarang. Membuat Bintang iri saja melihatnya.

Mereka menonton film action Thailand yang memang sangat Bintang suka.
Sampai dua jam sudah durasi film itu habis Bintang sudah terlelap lebih dulu didada Langit sambil memeluk toples kacang.

Langit terkekeh melihatnya, adiknya masih saja imut. Saat tidur seperti ini persis anak kecil yang baru masuk SMP.
Langit mengecup kening adiknya.
Lalu menarik selimut yang memang ada dipaha Bintang.

Ceklek

Pintu kamar Bintang terbuka membuat Langit menoleh. Ternyata Ayahnya sudah pulang. Farhan membawa langkahnya pelan mendekati dua putranya. Farhan tersenyum melihat Bintang yang sudah terlelap. Tangannya terangkat mengusap surai Langit lalu Bintang.

"Kenapa gak telfona abang dulu?" tanya Langit.

"Hp ayah batre nya habis."

Langit mengangguk memaklumi.

"Adek udah tidur sejak kapan?"

"Sejam kayaknya, lagi nonton tadi."

"Bawa kekasur aja, kasian gini. Abang juga tidur besok ngampus lagi."

Langit mengangguk lalu mengangkat Bintang membawa ke kasur. Besok juga adiknya kembali masuk sekolah dan dirinya harus masuk pagi.

Farhan mengecup kening Bintang lalu Langit. Mengucapkan selamat tidur lalu keluar. Langit memang tidur bersama Bintang jika malam. Karna adiknya masih sering memimpikan sang bunda dan terbangun tengah malam.

🍂🍂

Pagi kembali menyapa. Dan sang surya sangat hangat dengan sinarnya.
Hari ini begitu cerah dan berwarna.
Rasanya berbeda dengan hari hari sebelumnya. Entah lah! Bintang senyum-senyum sendiri di depan cermin menatap pantulan dirinya di sana.

Bintang sudah rapi dan menuruni tangga, Langit sudah lebih dulu siap dan menunggu di meja makan bersama farhan.

"Pagi ayah, pagi abang," sapa Bintang ceria.

Dirinya sangat bersemangat hari ini.
Padahal di sekolah Bintang tidak memiliki teman yang istimewa, semua hanya biasa saja dan datang saat ada perlunya. Ramah memang! Tapi tidak ada yang benar-benar tulus padanya.

"Pagi kesayang abang."

"Kesayangan ayah juga."

Bintang melebarkan senyumnya lalu duduk di samping Langit. Menunggu suapan abangnya. Seperti ini lah Bintang sekarang. Manja? Tentu.
Karna Langitlah yang memang ingin Bintang seperti ini.

Happy?
Kalian ingin happy ending bukan?
Dan kisah Bintang memang sperti ini.
Setelah melewati kebencian dari abangnya dan sang oma, Bintang masih bertahan sampai sekarang.

🍂🍂
C Y R

~END~

sampai di sini aja ya
Sang cahaya yang redup kini bisa bersinar terang, Langit yang kelabu pun kembali bercahaya.

Sider? Setidaknya berikan vote dan komen kalian di part terakhir ini🤗

Follow ig aku
@fiaa757

By by❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cahaya yang redupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang