🍂17

6.8K 655 50
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
__________

Farhan berlari menuju kamar Langit, telfon di tangannya masih belum dimatikan. Jam masih menunjukkan pukul 04.20 dini hari. Farhan terbangun saat mendengar dering ponselnya beberapa kali.

"Abang," panggil Farhan mengetuk pintu kamar Bintang.

"Abang bangun, Nak."

Farhan memutar knop pintu yang ternyata tidak Langit kunci.
Farhan mendekati Langit lalu mulai membangunkan putra pertamanya dengan lembut.

"Bang."

"Abang bangun."

Langit hanya melenguh dan kembali tertidur.

"Abang, Bintang udah sadar."

"Adek udah bangun," ujar Farhan yang langsung membuat Langit membuka mata nya dan segera bangkit dari tidurnya. Karna buru-buru membuat Langit terhuyung dan untung nya Farhan menangkap nya dalam dekapan.

"Ayah bilang apa tadi?"

"Adek udah bangun bang," uar Farhan dengan binar mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ayah gak lagi ngigo kan." Langit masih tidak percaya.

"Ayah serius, abang mau bukti?"

Langit mengangguk, Farhan kembali menelfon dokter yang menelfonnya tadi. Membuktikan bahwa Bintang benar-benar sudah bangun dari tidur panjangnya.

Dan setelah mendengar pernyataan itu membuat Langit tidak bisa membendung kebahagaiaannya lagi.
Langit menangis, tapi kali ini adalah air mata bahagia.

Tiga bulan Langit menunggu, Langit selalu berdoa berharab adiknya segera bangun dan tuhan mengabulkannya sekarang, adiknya kembali membuka matanya setelah sekian lama membuat Langit seperti orang gila.

"Abang mandi siap-siap, kita kerumah sakit," titah Farhan sambil mengusap surai Langit, senyum bahagia tercetak diwajah nya.

Langit mengangguk lalu mengambil langkah seribu berlari ke kamar mandi, Langit ingin cepat-cepat bertemu Bintang. Rindunya sudah memuncak.

🍂🍂

"Adek," lirih Langit saat melihat adiknya terbaring di atas brankar dan sedang menatapnya dengan senyuman manisnya.

Dokter bilang ini keajaiban, setelah koma selama tiga bulan. Akhirnya Bintang kembali. Dan keajaiban terbesarnya adalah Bintang bisa berbicara. Sungguh membuat Langit dan Farhan begitu bahagia.

"A–aa–bang." Masih terbata.

Karna Bintang belum bisa bicara normal. Selama tiga bulan memakai ventilator dan dengan keadaan Bintang yang dulu. Mungkin butuh waktu untuk lancar berbicara. Jalan pun Bintang sudah lupa mungkin.

"Abang kangen adek." Langit berhambur kepelukan Bintang.

Langit bisa memeluk adiknya dengan puas sekarang, alat-alat yang menempel ditubuh adiknya sudah di cabut sebagian. Karna adiknya sudah mulai membaik.

"A–a–dek ju–ga," ujar Bintang membuat Langit mengeratkan pelukannya.

Bintang membalas pelukan sang abang dengan tangan lemah nya. Lalu netranya bertubrukan dengan netra teduh sang ayah.

"A–a–yah," panggil Bintang.

Farhan mendekat, mengecup kening Bintang lama lalu kening Langit.
Farhan lebih dulu membiarkan Langit melepas rindu dengan Bintang lalu barulah dirinya.

"Makasih nak, udah kembaliin senyum ayah dan abang," ujar Farhan mengusap surai Bintang yang melebat.

"I–ya."

"Jangan gini lagi dek, abang gak suka," ujar Langit sesegukan.

Bintang terkekeh miris, hancur banget abangnya gini. Biasanya selalu rapi dan mementingkan penampilan.
Tapi hari ini sangat urakan.

Flashback on..

Bunyi nyaring itu meruntuhkan dunia Langit hari itu juga, disusul suara petir dan hujan deras di luar sana. Farhan berdiri disamping Bintang sedangkan Langit sudah meraung mendekap adik nya. Dan Aldo? Tidak bisa lagi menahan sesak yang menyiksanya. Pertahanannya runtuh melihat Langit sekacau itu.

Lama Langit menangis mendekap Bintang, Farhan dan Aldo pun sudah berusaha menenangkan Langit tapi tetap saja Langit berteriak mengatakan bahwa adiknya masih hidup.

"Abang udah, abang bilang abang ikhlasin adek kan?"

"Tenang bang, adek udah gak sakit lagi." Farhan berujar dengan Tangis.

Aldo juga ikut menenangkan tapi hasilnya nihil sampai teriakan Langit membuat fokus para dokter kembali gaduh.

"Jantung adek detak lagi yah!" teriak Langit saat merasa detakan di dada adiknya. Sedari tadi Langit menangis menunggu detak itu kembali. Langit tidak memindahkan Kepalanya dari sana.

"Ayah detak jantung Bintang ada lagi!" teriak Langit dengan bahagia. Meski air matanya terus mengalir.

Dokter mendekat lalu memeriksa detak jantung Bintang, benar seperti yang langit bilang. Adiknya kembali. Meski mereka harus menunggu lama lagi.

"Detak nya kembali, pasangkan lagi semua alat itu," ujar dokter.

Farhan Langit dan Aldo keluar, menunggu kabar di luar. Setidaknya Langit sedikit bahagia adiknya tidak jadi pergi.

Sampai dokter keluar memberi kabar buruk lagi.

"Pasien koma, syukur detak nya kembali."

"Dan soal sadar, kita serahkan semua sama tuhan. Semoga cepat di beri keajaiban."

Farhan hanya mengangguk lemah, Langit dalam pelukannya terus berujar.

"Jangan bawa adek bunda, kasih abang kesempatan."

Farhan mendekap Langit, dan Aldo ikut mendekap keduanya.

Flashback off

Keajaiban itu ada, dan Bintang percaya itu. Dirinya sudah bicara sekarang.
Bintang bahagia? Sangat.
Bisa berbicara seperti anak lainnya adalah impian Bintang dari kecil.

Hari ini kembali bersama tangis, tangis bahagia. Dan semoga setelah ini selalu bahagia .

🍂🍂
C Y R

hmm jgn ngegas ya😕

gimana ?

See you next part👋❤

cahaya yang redupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang