15

29 19 10
                                    

Ke sekolah mau belajar atau perang?
-Vania-

《SCHOOL LIFE》

PAT 1

06.00 WIB.

Masih sangat pagi namun kelas sudah
penuh dengan murid-murid yang hari
ini akan melaksanakan PAT. Kecuali si
Vania, dia bangun kesiangan lagi.

Saka, Luna, Fatih, Risa, Kiki dan Kevin
belajar individu dengan sangat serius.
Tidak ada raut jenaka di muka mereka,
mereka benar-benar akan bertarung.

Tempat ini tidak lagi terasa seperti kelas,
namun sudah seperti arena pertempuran.

Vania masuk ke dalam kelas dengan
muka bantal, menguap sangat lebar
lalu duduk di kursinya. Kentara tidak
peduli dengan ulangan pertama ini.

Lucas langsung mendatangi Vania.
Mengikuti Vania menopang dagu.

"Ke sekolah mau belajar atau perang?"

Lucas menggeleng tidak tahu.

"Gue sekolah ngikut kemauan bokap aja."

Vania menghela napas berat. Mengambil
buku dari bawah mejanya, Ia menggeser
Lucas untuk pergi dari mejanya setelah
bayangan wajah Ibu dan Ayahnya lewat.

Benar, jika dia tidak ingin belajar maka
dia akan belajar untuk Ayah dan Ibunya.

Sabar Vania, cuma satu minggu doang.
Batinnya, menyemangati diri sendiri.

《SCHOOL LIFE》

07.00 WIB

Pak Bagas memasuki kelas dengan tumpukkan kertas di tangannya. Ia langsung membagikan kertas soal bersama kertas untuk jawaban.

Semua orang mulai mengerjakan.
Suasana menjadi sangat hening.
Hanya suara kertas, deru napas
yang terdengar di penjuru kelas.

Lagi-lagi Vania menghela napas.

Semua pertanyaan di lembar soal terasa
sangat asing di kepalanya, jika seperti ini
terus dia bisa menjadi peringkat terakhir.

Vania tersenyum kecut.

"Gue nyesel nggak belajar bareng Kevin."

...

Tangan Saka tidak berhenti menulis
jawaban dari soal-soal yang terlihat
sangat mudah di matanya itu. Tapi,
dia mengingat Vania. Apa gadisnya
itu bisa menyelesaikan pertanyaan?

Beberapa waktu terakhir dia tidak
terlihat serius belajar. Saka cemas
Vania tidak dapat menjawabnya.

Saka mendesah saat melihat raut
kebingungan Vania. Dia meringis.

"Kan udah gue ingetin belajar. Bandel
banget kalo dikasih tau." Gumamnya.

...

Luna tidak jauh berbeda dengan Saka,
tangannya itu tidak berhenti menulis.
Matanya serius membaca semua soal,
seolah semua itu adalah musuhnya.

ANTI-HERO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang