05

79 52 10
                                    

Gue pulang bukan cuma buat dengerin
keluh kesah mereka.
-Vania-

《SCHOOL LIFE》

Vania menguap lebar.

Sepuluh menit sudah dia menunggu Kevin di dekat pintu utama asrama mereka. Dari raut wajahnya, dia terlihat sudah sangat bosan.

Senyumnya langsung merekah saat melihat sosok Kevin keluar dan berdiri di depannya.

Vania menyodorkan tas miliknya.

Kevin memandang Vania bingung.

"Bawa. Biar sekalian."

Kevin mendelik. Dia membawa tas Vania, menggendongnya bersama tas miliknya.

Kevin meringis.

"Lo bawa apaan sih? Berat banget."

"Batu." Sahut Vania.

Vania langsung meninggalkan Kevin.

Kevin menggerutu kesal.

"Kalo bukan cewek, udah jadi perkedel lo."

《SCHOOL LIFE》

Risa memperhatikan mereka semua yang keluar dari pintu asrama dengan gembira.

Berbeda dengan Risa yang dirundung rasa cemas, rasanya ada hal yang menakutkan saat mendengar kata 'pulang ke rumah'.

Tempat dimana keluarganya berada.

Ponsel yang berada dalam genggamannya berdering, sebuah panggilan masuk. Bukan cepat menerima, Risa malah memandang benda pipih itu dengan sangat gelisah.

Tidak lama, panggilan terputus sendiri.

Ting!

Sebuah pesan langsung masuk.

Risa membukanya.

Papa
Jawab telepon Papa.

Panggilan kembali masuk.

Risa menelan ludah kasar. Dengan tangan yang bergetar hebat, Risa menerimanya.

Ragu-ragu Risa mendekatkan ponsel ke sebelah telinganya. Dia menggigit kuku-
kuku cemas. Dia semakin merasa gelisah.

"Hallo? Risa? Kamu ada di sana?"

Hening.

Lidah Risa terasa membeku.

"Papa dengar nilai kamu turun. Benar?"

Dada Risa mulai terasa sesak.

Tidak ada yang bisa dia sembunyikan.

Di seberang, Papa Risa menghela nafas berat sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kenapa bisa turun?!"

Risa tersentak.

Perlahan, air matanya mulai meleleh.

ANTI-HERO [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang