Beberapa saat kemudian Kyuri kembali. Makanan itu diambil dari microwave dan memberikan nya ke Felix yang terlihat kelaparan, kaya ga makan berbulan-bulan aja ni anak.

"Kamu ga makan?" tanya Felix sambil masukin makanan ke mulutnya.

"Ngga. Aku ga laper. Kamu aja" jawab Kyuri diikuti senyuman nya.

Felix hanya mengangguk sambil terus ngunyah makanan nya.

"Lix"

"Hm?"

"Kamu kenal sama Nari?"

"Nari? Oh Nari?"

"Iya"

"Aku pernah ketemu dia di cafe terus ngobrol bentar"

"Napa ga bilang?"

"Karena aku rasa itu ga penting"

Kyuri terdiam mendengar jawaban Felix. Kayanya bener deh.

"Kamu kenal sama dia?" tanya Felix.

"Ya"

"Temen kamu?"

"Mm... Iya"

"Ohh"

"Kamu deket sama dia?"

"Cuma sekedar ngobrol doang"

Kyuri mengangguk kan kepalanya lalu menatap Felix.


–Ntar ga akan liat Felix makan lucu kaya gini lagi ya–



Nari

| Udah bilang ke Felix nya?

Gue ga tau mau gimana bilangnya|

| Iya juga sih
| Tapi gue yakin Felix pasti ga mau
ngelepas lo

Hm |

| Gue punya cara sih, tapi...

Tapi apa? |

| Cara ini bakal nyakitin lo

Asal semuanya beres, gue gapapa |
Jadi, gimana? |

| Lo harus...




Kyuri menghembuskan nafas panjang lalu mematikan layar handphone nya. Ia mengusap kasar air mata yang mengalir di pipinya.

–Kayanya cara ini bagus juga. Gue harus siap–








"Kyuri" panggilan lembut itu membuat Kyuri terhentak pelan.

Wanita itu menoleh ke arah Felix dan tersenyum.

Felix berjalan lalu duduk diatas kasur samping Kyuri.

Kyuri menghembuskan nafas pelan, "Lix, pengen ramyun" ujar Kyuri sambil natap Felix.

Entahlah, tatapan kali ini berbeda. Tatapan seperti takut kehilangan.

"Mau aku bikinin?"

Kyuri hanya mengangguk.

"Tapi, stok ramyun instan abis, harus beli. Jadi, aku mau ke minimarket dulu ya" ujar Kyuri sambil hendak berdiri sebelum Felix menarik tangan Kyuri agar duduk lagi.

"Aku aja. Kamu kaya yang lemes, kamu sakit?" tanya Felix sambil nempelin punggung tangan nya di dahi Kyuri.

Kyuri meraih tangan Felix dan menurunkan tangan mungil itu dari dahinya.

"Aku ngga sakit kok. Aku aja yang ke minimarket nya"

"Ga. Kamu diem disini aja ya. Jangan bantah!" Felix langsung berdiri dari duduknya dan memakai jaket.

Lelaki itu menepuk pucuk kepala Kyuri lalu mengecup kening wanita itu dan tersenyum.

Senyuman yang mungkin nanti tak akan ia lihat lagi.

Kyuri menghapus air matanya yang entah sejak kapan meluncur begitu saja. Ia meraih handphone nya dan menelpon seseorang.

"...."

"Gue ga bisa bikin dia sendiri di rumah, tapi sebagai gantinya Felix ke minimarket. Dekati dia dan...


















... cobalah ambil hatinya"

Tbc

Bonus pict
↓↓↓

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ini buat kalian yang kangen konflik atau nanya-nanya kok ga ada konflik nya? Ga seru! Ga kaya book sebelumnya yang penuh konflik.

Aku emang sengaja di book ini ga akan terlalu banyak konflik, cuma sekalinya ada konflik bakal lumayan gede gitu.

Maaf kalo kalian kecewa

Chap kali ini pendek ya, maaf:"


Vomment nya dong!

After It | ft. Lee Felix ✔Where stories live. Discover now