Part 31

208 46 7
                                    

Klik ⭐ dulu yukk...
⤵⤵⤵
Happy Reading❤❤❤
⬇⬇⬇

Cahaya mentari pagi di kota Edinburgh begitu bersahabat dengan hembusan angin sepoi yang menyapa di setiap pepohonan hijau disana. Beriringan dengan sang fajar mulai bergeser naik.

Setelah melaksanakan sholat sunnah Dhuha, Fahri dan Hulya berencana akan mengelilingi kota tersebut.

Bukan hanya itu, sepasang pengantin baru itu juga akan mengunjungi beberapa tempat-tempat yang terkenal keindahannya disana.

Mulai dari mereka menikmati kuliner khas kota Edinburgh yang terkenal akan kelezatannya, mengunjungi pantai yang memiliki pasir begitu putih dan bersih, serta ombak yang menari lepas di lautan.

Meskipun kedua mata mereka ditutupi dengan kacamata hitam, tetapi tidak ada yang bisa lengah dengan situasi bahagia dari wajah sepasang suami istri itu.

"Fahri! Aku sangat bahagia sekali." seru Hulya sembari berjalan di sebelah Fahri

"Dan aku pun bersyukur untuk itu," balas Fahri seraya tersenyum pada istrinya

"Andaikan saja Mayra juga ikut, pasti akan sangat menyenangkan!" ujar Hulya seraya menatap lurus ke depan

Sentak Fahri menghentikan langkahnya dan memutar tubuh mungil Hulya agar menghadapnya.

"Hulya! Kenapa selalu membawa-bawa namanya saat kita sedang bersama?" jeda
"Hulya! Jika seandainya Mayra juga ada disini, semuanya belum tentu seindah yang kamu bayangkan!" tukas Fahri seraya meletakkan tangannya pada kedua bahu Hulya

"Tapi Fahri! Bukankah dulu waktu kecil kita juga pernah bermain bersama dengan Zhara di taman? Kita bisa bahagia bersama kan?" Hulya balik bertanya

Fahri menghela napasnya. Kemudian ia menatap Hulya dengan senyumannya.

"Hulya! Aku tidak pernah bahagia saat ada orang lain di antara kita. Karena aku tidak ingin ada sesuatu apapun yang bisa menjadi jarak untuk memisahkan kita!" seru Fahri seraya menangkup wajah Hulya

Dibalik kacamata hitamnya, kedua mata Hulya tengah berkaca-kaca. Ia merasa terharu mendengar ucapan penuh cinta dari suaminya barusan. Seakan-akan luka yang pernah tergores di hatinya beberapa waktu lalu, mulai hilang. Dan ia pun tersenyum bahagia di balik cadarnya.

Kemudian Fahri menarik Hulya ke dalam pelukkannya.

"Sebelum kamu mengatakan apapun tentang dia, aku sudah bisa membayangkan bagaimana raut wajah cantikmu itu akan berekspresi. Tapi itu tidak begitu penting bagiku. Karena apa yang ada di hatimu, itu yang lebih penting untuk ku jaga!" seru Fahri

"Terima kasih, Fahri!! Aku sangat mencintaimu." ucap Hulya seraya membuat jarak dengan Fahri

"Aku juga begitu mencintaimu," balas Fahri seraya mengecup kening istrinya

Hulya iseng menginjak kaki Fahri, lalu memilih pergi dari hadapannya. Ia berlari kecil di iringi dengan tawa bahagianya.

Sedangkan Fahri yang tengah memegangi kakinya, tak mau di kalahkan begitu saja oleh Hulya. Ia segera mengejar Hulya.
Tanpa perlu banyak melangkah, Fahri sudah bisa menangkapnya.

Sinar Cinta HulyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang