"Tidak usah, kau bersama mereka saja. Kau kan belum makan," jawab Natalie sopan.

"Kau yakin?"

"Yeah. Nanti aku akan menyusul. Tenang saja," kata Natalie.

"Baiklah. Janji kau akan menyusul ya?"

"Yeah, aku janji, Brad." Jawab Natalie sambil tersenyum kecil.

"Okay, nanti kalau ada apa-apa telfon aku saja ya," kata Brad. Natalie hanya mengangguk kecil menjawabnya. Brad berjalan menjauh, mengikuti yang lain menuju ke McDonalds.

Sebenarnya dia berbohong soal ke toko buku. Dia hanya ingin sedikit berjalan mengitari mall ini. Dia ingin kembali merasakan lingkungan di Virginia. Yeah, hari ini mereka sedang berada di Virginia.

Natalie berhenti di salah satu kafe dan masuk ke dalamnya. Dia mengantre tepat di belakang seorang perempuan berambut blonde yang tengah memesan makanannya.

Tanpa sadar perempuan itu menjatuhkan dompetnya. Natalie yang melihat itu langsung mengambilnya.

"Maaf, ini dompetmu jatuh," kata Natalie. Wanita itu menoleh. Mata Natalie membulat ketika melihat wajah wanita itu.

"LUCY?!"

"NATALIE?!" Seru mereka bersamaan.

Detik selanjutnya mereka sudah saling berpelukan dengan erat.

"Ya tuhan! Natalie! Akhirnya kita bertemu lagi!" Seru Lucy dengan gembira.

"Yeah, aku sangat merindukanmu, Lucy," kata Natalie.

"Sudah, bagaimana kalau kita duduk di sana saja? Kau pesan saja apa yang kau mau. Nanti aku yang akan bayar," kata Lucy. Natalie mengangguk dan memesan makanan.

Setelah memesan Natalie langsung berjalan ke arah pojok cafe, tepat di mana Lucy tengah duduk.

"Kau berbeda sekali sekarang!" Seru Natalie.

"Yeah, aku memang hebat bukan?. Kau juga sangat beda, Nat. Ugh, mengapa kau lebih cantik dariku sih," gerutu Lucy sambil menatap sahabatnya.

"Tidak, kau lebih cantik dariku, okay." Kata Natalie. "Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja. Aku sudah menyelesaikan kuliah hukumku dan sekarang aku sedang melanjutkan studi ku di fakultas kedokteran," jawab Lucy bangga.

"Whoa, hebat sekali kau Lucy," perhatian Natalie terfokus dengan cincin yang berada di jari Lucy.

"Cincin yang indah," kata Natalie sambil tersenyum kecil.

"Hahahah, terima kasih. Ini cincin tunanganku dengan Nash,"

Mata Natalie membulat, "Nash?! Nash Grier?"

"Yeah, Nash. Kami sudah bertunangan. Maaf ya aku tidak mengundangmu, soalnya aku dengar-dengar kamu sibuk dengan tour bersama Austin. Padahal aku sangat ingin kau datang,"

"Tidak apa-apa, Lucy. Yang penting aku senang karena kau sudah tunangan," kata Natalie.

Lucy tersenyum simpul, "by the way bagaimana Shawn?"

Natalie terdiam. Lucy tahu kalau misalnya Natalie dan Shawn bertemu lagi, tapi dia tidak tahu apa yang terjadi setelah pertemuan mereka.

"Kau masih bersamanya kan?"

Natalie menggelengkan kepalanya. "Tidak."

"Apa yang terjadi? Kau bisa kembali kepadanya kan?"

Natalie menatap ke arah luar cafe, pandangannya kosong. "Kau tahu kan, Aku tidak bisa mengembalikan gelas yang pecah ke bentuk semula. Lagi pula sekarang dia sudah bahagia dengan yang lain."

Lucy mengelus tangan Natalie dengan lembut. "Aku minta maaf karena aku tidak ada di sisimu di saat seperti itu."

"Sudahlah, jangan minta maaf terus. Lagi pula itu bukan salahmu. Untungnya aku masih ada Brad. Kau tahukan Brad vokalis The Vamps itu?"

Lucy menganggukkan kepalanya. "Yeah, saudaraku sering membicarakn tentang laki-laki itu."

"Nah, dia yang selalu ada di sampingku untuk membantuku bangkit. Dia memang teman terbaik. Oh iya, bagaimana kabar Nash?"

"Dia baik-baik saja. Hanya saja dia lebih cerewet."

Natalie tertawa kecil medengar jawaban Lucy.

"Ehm... Bagaimana kalau Matthew?"

Entah mengapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Natalie. Detak jantungnya terpacu dengan cepat. Wajah Lucy langsung terlihat sedikit muram.

"Oh dia. Terakhir aku dengar sih dia pindah ke Inggris. Katanya di sana dia sedang mencoba membuka perusahaan," Natalie mengangguk mendengarnya.

"Bagaimana dengan Alice? Mereka masih bersama kan?" Natalie berharap setidaknya hubungan Matthew dan Alice tidak berakhir seperti hubungannya dengan Shawn.

"Sayangnya tidak. Alice sama seperti Shawn, dia melihat semuanya."

Natalie kembali merasa bersalah. Kembali merasakan semua itu salahnya. Merasa penyebab dari semua ini adalah dia.

Handphone Natalie bergetar menandakan pesan masuk. Dia membuka Handphonenya.

From : Brad

Hei, kau sudah selesai? Kami menunggumu di sini. Kamu dimana? Nanti aku susul

Natalie membalas pesan Brad.

"Ehm, Lucy sepertinya aku harus sudah pergi lagi," Kata Natalie.

"Hah? Secepat itu kah?" Tanya Lucy.

Natalie merapihkan barang-barangnya. "Maafkan aku Lucy. Aku harus segera menyusul mereka."

Lucy mengangguk mengerti, mereka berpelukan erat selama beberapa saat.

"Aku akan sangat merindukanmu, Nat. Jangan lupa hubungi aku ya. Jaga kesehatanmu, okay?"

"Tenang saja aku akan terus menghubungimu, dan aku juga akan menunggu undanganmu dan Nash."

Lucy tertawa dan memutar kedua bola matanya.

"Okay, sampai ketemu lagi," kata Natalie sambai melambaikan tangannya ke arah Lucy.

Berat hatinya untuk meninggalkan tempat ini. Dia masih ingin menghabiskan waktu dengan sahabatnya. Tapi karena pekerjaan mau tidak mau dia harus melupakan angan-angannya itu.

----------------

A/N

OLAAAA~

Maaf ya chapt ini pendek bangett.....

Ada BraTalie moment lagi nihhh wkwkwkwk

By the way kalian semua harus baca cerita-cerita punya @Luthfiyyahna !! Cerita-cerita seru parah kayak misalnya yang Stupid Brothers, dan A Death Box. Itu kalian harus baca semua!! Dan jangan lupa buat Vomments di ceritanya yaaa....

Oh iya... Kalau misalnya kalian mau minta follback atau minta ceritanya dibaca kalian bisa massage ke gue aja. Nanti gue bakal baca dan Vomments cerita kalian kok...

SAB.

Again | s.m✔️Where stories live. Discover now