Pijakan Emas

27 3 2
                                    

Evelyn, atau yang biasa dipanggil Lyn, menguap sambil mengatupkan selimut yang membungkus badannya. Sudah satu jam dia menunggu gilirannya untuk take bagian drama yang sedang diambilnya. Malam yang dingin membuat waktu terasa lama, rasanya gadis usia 24 tahun itu ingin segera menyelesaikan bagiannya dan pulang memeluk bantal kesayangan. Yah, risiko menjadi seorang rookie aktris harus terima kalau partnya diambil terakhir karena memprioritaskan scene lead actor/actress.

Park Minho, manajer Evelyn, samar-samar berjalan mendekat menerobos pepohonan.

"Sepertinya scene mereka masih lama. Tidurlah dulu sejenak nanti kubangunkan," ujar Manajer Park sambil menyodorkan segelas cokelat panas kepada Evelyn. Mendengar itu Lyn hanya diam dan menerima cokelat panasnya lalu menyeruput perlahan.

"Bagaimana bisa aktris rookie tidur saat menunggu bagiannya diambil? Apakah aku harus direkam dengan mata yang bengkak. Hah tak mungkinlah, jangan mengada-ngada" balas Lyn sedikit kesal tapi tak bisa berbuat apa-apa. Manajer Park tidak menjawab, malas mendebat perempuan yang memiliki bibir tebal tersebut. Khawatir bibir tebalnya makin maju semakin didebat.

Lyn kelelahan sedari pagi-pagi sekali sudah menyiapkan untuk syuting drama yang berjudul The Forest Rain, drama fiksi berceritakan tentang perempuan yang menghilang di dalam hutan ternyata melintas ke alam masa lalu untuk mengungkap suatu pembunuhan. Lyn berperan sebagai Choi Sooyeon, murid SMA yang menjadi saksi hidup pembunuhan dan sedang diteror oleh pembunuh berantai tersebut. Mengambil latar hutan pinus di sebuah bukit, tentunya mayoritas scene diambil di alam terbuka sehingga mau tak mau Lyn harus bergelut dengan dinginnya udara  maupun segumbulan serangga. Meskipun kondisi tempat syuting kurang nyaman dan peran yang diambilnya bukan peran utama namun gadis bermata cokelat ini  sangat bersyukur bisa debut sebagai aktris dalam drama ini. Dalam The Forest Rain, Lyn berkesempatan beradu akting dengan dua bintang besar di Korea Selatan saat ini, Rachel Han dan Kim Gunho, yang selalu mendapatkan rating tinggi setiap drama yang digarapnya. Selain itu Lee Jangsuk, penulis drama The Forest Rain, juga sudah terkenal sebagai penulis drama fenomenal yang karyanya tidak perlu diragukan lagi. Maka seburuk apapun kondisi syutingnya, Lyn tidak mau banyak mengeluh dan asal-asalan dalam bertindak. Gadis rambut cokelat muda ini tidak mau mengecewakan kru produser dengan sikapnya, itu alasan Lyn rela bangun pagi dan menunggu giliran syuting tanpa tidur.

Manajer Park mengeluarkan ponselnya. Lyn masih sibuk dengan cokelat panasnya. Tidak ada percakapan banyak antara mereka berdua karena memang sama-sama lelah.

Pukul 04.00 pagi

Sudah total 3 jam Lyn menunggu dan masih terjaga. Lyn ingin sekali mendekat namun tidak ingin mengganggu karena Lyn takut kehadirannya justru membuat panik staff karena harus menyiapkan scene selanjutnya. Gadis yang bibirnya membiru karena kedinginan itu menoleh ke Manajer Park yang tertidur pulas di bagasi belakang mobil yang diberi kasur angin kecil. Wajah manajer Park terlihat kelelahan, begitupun Evelyn tak kalah lelahnya. Lyn berjalan mengambil majalah fashion yang dibawanya di mobil dan mulai membalik halaman satu per satu untuk menghalau kantuk.

Selang beberapa menit Lyn membuka majalah, salah satu staff datang menghampiri Lyn yang setengah tidur dengan majalah di pangkuannya.

"Evelyn-ssi, harap bersiap ya. Kita akan mulai syuting scene bagianmu. Setelah itu kamu bisa pulang" ucap staff laki-laki tersebut sambil menepuk pelan jendela mobil yang dijadikan sandaran. Lyn terkesiap dan seketika berdiri.

"Baik, aku akan segera kesana," sanggup Lyn mantap. Staff tersebut segera pamit untuk kembali ke posisinya. Lyn berjalan hendak membangunkan manajernya namun diurungkan kembali niatan tersebut setelah melihat Manajer Park tertidur lelap, gadis itu merapikan pakaian dan rambutnya sendiri lalu melangkah ke lokasi syuting.

Tidak butuh waktu lama untuk Lyn menyelesaikan bagiannya. Aktingnya sudah matang meskipun dia masih rookie. Tak henti produser memujinya karena sangat cepat Lyn mampu berakting sesuai arahannya. Staff lainnya pun mengakui senang dengan akting Lyn sehingga mereka bisa selesai lebih awal. Lyn tersipu malu dihujani pujian oleh semua orang.

Waktu menunjukkan pukul 05.30 pagi. Staff mulai merapikan alat-alat dan berkemas. Lyn pun berjalan menuju mobilnya dan menemui Manajer Park yang masih pulas. Mau tak mau Lyn harus membangunkannya.

"Manajer Park, bangun. Ayo pulang, bagianku sudah selesai." ucap Lyn lembut sembari mengemasi perlengkapan dan memasukkan ke dalam mobil. Mendengar Lyn berbenah, Manajer Park bangun dan terduduk mencoba mengumpulkan serpihan nyawanya.

"Aaahh.. Aku bermimpi memakan sup daging iga hangat di pinggir pantai," gerutu Manajer Park dengan suara serak.

"Bangunlah, ayo kita beli makan sup daging iga. Bukankah tak enak hanya makan dalam mimpi? Haha," canda Lyn yang tangannya tidak berhenti bergerak menutup tas besarnya.

"Yesss, ayo berangkat kalau begitu," Manajer Park langsung melompat dari duduknya, "ngomong-ngomong kenapa tidak membangunkanku kalau mau take scene, kan aku manajermu?"

"Aku sudah meneriakimu berkali-kali tapi mungkin kamu terlalu asyik dengan sup iga dalam mimpimu," Lyn setengah menggerutu sambil tertawa. Manajer Park pun turut tertawa kecil.  Setelah beberes selesai, mereka segera naik mobil dan mencari sup iga di sepanjang perjalanan pulang untuk sarapan.

Pukul 06.45 pagi Di restoran sup iga R

Tring...

Ponsel Manajer Park berbunyi. Lyn tak peduli karena sibuk dengan sup iga yang menghangatkan seluruh tubuhnya. Manajer Park dengan enggan meraih ponselnya, tak rela melepas sendok dari sup iga favoritnya itu.

Dari : K Production (+82093xxxxx)
Pesan :

Selamat pagi, Park Minho-ssi. Saya Jessica dari K Production. Saya ingin menawarkan kepada Song Evelyn-ssi  menjadi pembawa acara K Music Award. Pesona Evelyn-ssi yang ceria akan cocok dengan tema K Music tahun ini. Apabila Evelyn-ssi berminat bergabung dalam acara kami silahkan menghubungi Saya. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik, ya! Terima kasih.

Membaca pesan singkat tersebut, Manajer Park tersedak daun bawang yang diseruputnya hingga batuk-batuk. Tangannya menggapai-gapai gelas dan segera diminum hingga tandas. Lyn melihat kelakuan manajernya sambil mengernyitkan dahi.

"Duuh, baca apaan sih, Oppa, sampai tersedak gini," Lyn sebal tapi tangannya mengulurkan tisu untuk membasuh air yang berantakan di depan manajernya.

"Kamu harus baca ini, Lyn," serunya sambil tersengal-sengal. Tangannya bergetar menyerahkan ponsel miliknya ke Lyn. Apaan sih, batinnya kesal tapi penasaran juga. Akhirnya dibacalah kalimat demi kalimat dalam pesan singkat tersebut.

Sendok Lyn jatuh di atas meja, mulutnya terperangah tak percaya. Mata Lyn mondar mandir membaca berkali-kali seakan tak percaya hal yang dibacanya barusan itu benar.

"Kamu yakin ini bukan orang iseng, Oppa??" ujar Lyn masih ragu. Manajer Park menggeleng kuat.

"Yakin 100%!!!" serunya setengah berteriak sehingga membuat beberapa pengunjung menoleh ke meja mereka, "Asal kamu tahu, Lyn, beberapa hari yang lalu aku pergi ke K Production untuk mencoba mendaftarkanmu di agensi sana karena kudengar disana bagus untuk aktris rookie sepertimu, mereka meminta profile lengkapmu dan aku memberikan nomorku kepada orang itu. Ya, orang yang bernama Jessica itu."

"Dia mengatakan nanti akan menghubungiku kalau tertarik dengan profilemu dan aku tidak menyangka akan secepat ini. Ini kesempatan emas, Evelyn." cerocosnya melanjutkan setelah meneguk segelas air putih hingga habis. Lyn hanya manggut-manggut menghabiskan sup iganya.

"Kalau kamu bisa tampil di acara besar yang dihadiri banyak produser, penyanyi, dan penulis, serta disiarkan di seluruh Korea, Oppa yakin setelah itu pasti akan banyak tawaran untukmu. Ayolah ini bukan hal merugikan bagi kita, Lyn. Kalau pun tidak ada tawaran setidaknya kamu dikenali oleh banyak orang sekaligus memperluas koneksi disana" Lanjutnya meyakinkan Lyn. Mata Lyn berputar seakan masih berpikir dan menimbang. Hening.

"Jadi kamu setuju kan, Lyn?" tanya Manajer Park penuh harap. Lyn terdiam.

"Oke mari kita berangkat!!" Jawab Lyn mantap. Dicoba aja, toh nggak ada salahnya, batin Lyn.

"Ookeee... Menuju Song Evelyn menjadi aktris papan atas Korea!!! BERSULANG!" Seru Manajer Park sambil mengangkat gelas yang hanya berisi air. Lyn menutupi wajahnya  dengan tisu sambil menarik turun lengan Manajer Park perlahan. Memalukan!!

The Red String in BetweenWhere stories live. Discover now