Nightmare

5 0 0
                                    

Lyn menuruni panggung dengan tergesa. Di sela dia berjalan cepat tak henti dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff yang dilaluinya. Panggilan Dohyun yang menggema berkali-kali di sepanjang lorong sudah tak didengarkan olehnya. Fokus utamanya saat ini adalah kembali ke ruang ganti, dia ingin segera duduk karena kepalanya teramat pusing.

Sesampainya di ruang tunggu dia mendapat Jia sudah tidak ada di ruangannya. Barang-barangnya pun tampak sudah tak ada, mungkin Jia sudah pulang karena memang Evelyn menyuruh Jia pulang terlebih dahulu mengingat acaranya akan sampai tengah malam. Lyn pun melepas sepatunya dan merebahkan diri di sofa. Kepalanya berputar sedari tadi namun syukurlah dia berhasil menjalankan tugasnya sebagai MC dengan baik dan tuntas. Tangan Lyn memegang dahinya yang memanas sedari tadi. Rasanya obat demam yang diminum dari tadi sudah menghilang khasiatnya. Dia pun bangkit dan meneguk obat sekali lagi dibantu sebotol air putih.

Terdengar bunyi panggilan menunggu dari ponsel Lyn, dia berusaha menelfon Minho untuk menjemputnya namun hasilnya nihil. Rapat macam apa yang dilakukan manajernya hingga sudah berganti hari. Gadis itu pun bangkit dan mengganti pakaiannya, dia pun membereskan semua semua benda miliknya. Tak lupa dia membersihkan ruangan tunggu meskipun badannya masih lemas.

Seusai dia membereskan semuanya, Lyn kembali mengecek ponselnya. Minho masih belum ada tanda-tanda akan menghubunginya sehingga dia memutuskan untuk duduk kembali. Evelyn merapatkan jaketnya berwarna cokelat muda, disandarkan kepalanya ke badan sofa sambil memeluk tas ransel putih kesayangannya. Dia pun memejam mata dan perlahan mulai terdengar suara dengkuran halus. 

Pukul 01.30 pagi di ruang tunggu 

Ketukan halus pada pintu ruang tunggu berhasil membangunkan Lyn yang terlelap di sofanya. Kelopak matanya mengernyit dan berusaha bangkit dari sofa. Dia pun berjalan terhuyung menuju pintu dan bergegas membukakannya. 

"Ternyata kamu disini, Lyn-ssi!" sapa Dohyun tampak cemas sekaligus lega berhasil menemukan Lyn.

"Oh, ada apa, Dohyun-ssi?" ucap Lyn terbata sambil menggosok-gosok matanya. Heung, kupikir Minho Oppa, batinnya.

"Kukira kamu sudah pulang, tapi ada staff yang bilang kamu belum keluar dari gedung ini," jelas Dohyun yang ditanggapi dingin oleh Lyn.

"Kenapa belum pulang, Lyn? Gedung sudah hampir kosong, lho," lanjut pria bermantel navy tersebut dengan canggung melihat Lyn yang diam saja. Mereka bedua berdiri di ambang pintu kembali diam sementara Dohyun menanti jawaban Lyn.

"Minho Oppa masih belum menjemput, sebaiknya kau juga segera pulang, Dohyun-ssi," ucap Lyn setengah hati, dia pun hendak masuk kembali ke dalam ruangannya namun ditahan oleh tangan kuat aktor di hadapannya.

"Pulang denganku saja kebetulan aku membawa mobil sendiri," Dohyun menyarankan suatu hal yang menurut Lyn sangat tidak masuk akal.

"Tidak perlu repot-repot, Dohyun-ssi. Manajerku akan segera menjemput," tolak gadis itu halus.

"Yakin manajermu akan menjemput tak seperti waktu itu kamu naik taksi sendiri,"

"Huh, maksudmu?"

"Pertemuan pertama kita di gedung K-Production katamu manajermu sudah menunggu di parkiran bawah, tapi ternyata kamu pulang sendiri naik taksi bukan?" cecar Dohyun.

"Menurutmu aku tidak tahu, Lyn? Aku masih menunggu di cafe itu hingga beberapa waktu ada seorang lelaki paruh baya datang tergesa mencarimu. Ternyata aku baru tahu bahwa dia adalah manajermu ketika dia menelfonmu dan marah-marah karena kamu naik taksi sendirian tanpa pengawasan dari bodyguard satu pun." Lyn hanya bisa menelan ludah mendengar penjelasan Dohyun yang tidak salah satu pun.

"Jadi, daripada kamu pulang sendirian selarut ini. Bukankah lebih baik pulang bersamaku,Lyn-ssi?" tegas Dohyun membuat Lyn semakin terdiam. Pintu ruang tunggu masih dipegang kuat oleh Dohyun membuat Lyn tidak bisa berlari ke dalam ruangan dan mengunci diri. Hasrat ingin teriak pun dia pendam mengingat dia masih ingin menjaga image dirinya maupun Dohyun agar tidak ada rumor yang beredar. Memang benar gedung sudah sepi namun masih ada beberapa staff yang masih sibuk membereskan berbagai hal.

"Ya, memang saat itu aku ingin pulang sendiri karena ada keperluan mendesak, Dohyun-ssi. Jadi, aku minta maaf kalau menimbulkan salah paham untukmu," Lyn berusaha menyampaikan maksudnya secara perlahan, "Namun, sungguh lebih baik aku menunggu manajerku disini saja. Aku berjanji dia akan segera datang menjemputku,"

"Haa.. aku ditolak lagi," Dohyun menghela nafas tampak kesal. Pria itu melihat memutar seakan memastikan tidak ada orang di sekitar mereka. Lalu tatapan Dohyun tertuju kepada Lyn tampak begitu marah membuat gadis itu bergidik. Dia tampak seperti bukan Dohyun yang selama ini Lyn kenal, atau mungkin saat ini dia baru menunjukkan sifat aslinya.

Tanpa Lyn sadari, Dohyun dengan cepat meraih pergelangan tangan Lyn dan menariknya. Tubuh Lyn mau tidak mau ikut terseret hingga hampir ke gate keluar. Sekeliling sangat sepi , bahkan staff yang sedari tadi berlalu lalang tidak kelihatan batang hidungnya. Lyn berusaha sekuat tenaga melepaskan cengkraman tangan Dohyun namun tenaga pria itu sangat kuat hingga usahanya pun sia-sia. Dohyun menarik gadis itu ke arah mobil hitam, Lyn sudah pasrah dan mulai merasakan matanya basah. Dia merutuki keputusannya kenapa tidak dibiarkan saja ketukan pintu Dohyun tadi. 

Dohyun sudah membuka pintu mobilnya saat lampu stadium tiba-tiba padam. Tangan yang mencengkram Lyn mulai merenggang karena kebingungan. Kaki Lyn sudah lemas sementara dia masih menangis terisak, dia terduduk di tepi jalan diselimuti kegelapan. 

"Ayo masuk, Lyn." perintah Dohyun sambil menarik tangan Lyn kembali sebelum akhirnya dia merasakan ada tangan lain yang memegang pundaknya. Tangan itu mencengkram bahu Dohyun menahannya menarik Lyn masuk ke dalam mobil hitam. Cengkramannya begitu kuat hingga Dohyun melepaskan tangannya dari Lyn dan membuat gadis tersebut jatuh di atas trotoar yang dingin. Lyn pun segera merangkak mundur menjauh dari Dohyun, air matanya tak henti mengalir.

"Lebih baik kamu berhenti," bisik seorang pria tepat di telinga Dohyun, "Bukankah dia sudah bilang tak mau ikut denganmu,"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Red String in BetweenWhere stories live. Discover now