Kedua Kalinya

5 0 0
                                    

Hari-hari Evelyn disibukkan dengan syuting drama dan beberapa iklan yang mengontraknya menjadi brand ambassador. Lyn pun tidak lupa dengan persiapan menjelang acara award. Dia harus berlatih pembawaan agar lebih luwes di atas panggung nanti. Gadis itu pun mencari info tentang banyak idol dan selebriti yang turut hadir dalam acara penghargaan tersebut. Tidak terkecuali Choi Do Hyun, aktor tampan pendatang baru sekaligus yang akan menjadi partner MC Evelyn nantinya. Dohyun tidak pernah satu project dengan Evelyn sebelumnya sehingga bertemu secara tiba-tiba di sebuah award tentunya akan menjadi canggung. Untunglah Jessica mengatur rencana untuk mereka berdua bertemu.

Siang ini adalah jadwal Evelyn dan Dohyun bertemu di gedung K Production. Tangan Lyn berkeringat dingin membuatnya berkali-kali meremas tangannya yang basah. Ruang rapat berdinding putih terasa dua, tidak, lima kali lebih dingin daripada ketika Lyn bertemu dengan Jessica. Perut Lyn pun mulai mulas karena gugup. Bagaimana nanti jika Dohyun tidak menyukainya sebagai partner kerja. Meski sama-sama rookie namun Dohyun lebih senior dibandingkan Lyn, hal tersebut membuat Lyn sangat gugup.

Suara pintu dibuka membuat punggung Lyn membeku dia tidak berani membalikkan badan. Lyn pun berdiri dan merapikan rambut dan kemeja navy-nya sebelum berbalik badan demi mendapatkan kesan baik dari Dohyun. Lyn memaksakan tubuhnya bergerak dan menoleh sambil membungkuk menyapa orang yang baru saja masuk.

"Halo, perkenalkan nama saya Song Evelyn. Senang bekerja sama dengan Anda," Lyn membungkuk sangat dalam sehingga dia tidak melihat siapa yang ada di hadapannya. Dia hanya melihat sepatu warna putih keluaran brand Alexander Wang dan training pants beige. Ruangan hening seketika, tidak ada jawaban dari orang yang ada di depannya.

"H-halo juga." Suara berat itu menjawab dengan gugup. Akhirnya dibalas juga, batin Evelyn, dia akhirnya berdiri dan tertegun. Lyn terpaku karena dihadapannya bukan Dohyun yang dia ketahui. Dohyun memiliki rambut cepak dan mata yang sipit, sementara pria yang dihadapannya memiliki mata yang bulat seperti kelinci. Lelaki berkulit putih dengan rambut diikat kebelakang ini sangat asing baginya. Pria itu pun terdiam canggung sambil tersenyum menggaruk hidungnya.

"Ehem.. Apakah kamu staff K-Production untuk mengurus grupku?" ucap lelaki dengan alis yang tegas itu mencoba memecah keheningan. Lyn celingukan mencari keberadaan staff yang dimaksud namun kosong karena memang sedari tadi dia sendiri di ruangan ini.

"Jessica mengutusku ke ruangan ini untuk bertemu dengan Choi Dohyun." Jelas Lyn kepada pria tak bernama itu.

"Sepertinya kamu harus pindah ruangan, karena Jessica menjadwalkan grupku untuk menggunakan ruangan ini sekarang," ucap lelaki itu sambil menarik kursi di hadapannya dan meletakkan tas ransel hitamnya yang besar ke atas meja.

"T-Tapi Jessica menyuruhku menunggu di ruangan ini,"

"Ya mana kutahu, coba kau telfon dia. Yang jelas dia juga menyuruhku disini dan aku tak pernah salah," ucap pria itu dingin sambil memasang headphone, tak peduli Lyn sedang kebingungan setengah mati. Lyn pun mengambil ponselnya untuk menelpon Jessica. Belum sempat dering telepon tersambung, Jessica sudah muncul membuka pintu dengan wajah yang khawatir dan keringat memenuhi dahinya. Sepertinya dia habis berlari dari parkiran menuju ruangan ini yang ada di lantai 3 gedung K-Production.

"Lyn, maafkan aku." Ucap Jessica tergesa menuju ke arah Lyn, "Aku lupa mengabarimu bahwa lokasinya berubah,"

Jessica meraih tangan Lyn yang masih bingung. Dia segera menarik Lyn keluar ruangan. Tak lupa Jessica berpamitan dengan pria yang masih sibuk dengan handphonenya. Setelah keluar dari ruangan Lyn menutup pintu dan bernafas lega. Dia pun menatap Lyn dengan penuh rasa bersalah.

"Lyn sebenarnya aku merubah jadwal dan lokasimu bertemu dengan Dohyun. Seharusnya kalian bertemu di Cafe lantai bawah dari tadi jam setengah 3. Aku baru sadar setelah aku menunggumu bersama Dohyun di bawah. Makanya aku langsung kesini tanpa menelfonmu dulu. Maafkan aku ya Lyn," jelas Jessica panjang lebar takut Lyn kecewa dengan keteledorannya.

"Huhu.. aku sudah takut dari tadi," tanpa disadari kaki Lyn lemas dan memeluk Jessica tanpa sadar.

"Ada apa, Lyn?" tanya Jessica cemas.

"Pria di dalam tadi menyeramkan," mata Evelyn mulai berkaca namun sekuat tenaga ditahannya agar tak menangis.

"Dia sinis sekali aku bingung seolah aku yang salah," ucap Lyn lirih, "Ya meskipun memang aku yang salah"

"Duh, maafkan aku Lyn, kalau saja aku tidak lupa mengabarimu,"

"Nggak apa-apa, mungkin aku yang terlalu baper dan terlampau gugup mau bertemu dengan Dohyun," Lyn jadi tak enak hati takut Jessica semakin merasa bersalah. Dia pun menepuk pundak Jessica menyakinkan bahwa dia tidak apa-apa. Jessica pun bernafas lega melihat Lyn tersenyum.

"Ngomong-ngomong soal Dohyun bukankah dia sudah menunggu?"

"Ohiya, astaga, lupa lagi kan." seru Jessica segera bangkit diikuti dengan Evelyn. "Ayo cepat Lyn, sudah ditunggu,"

Lyn mengangguk dan mengikuti langkah cepat Jessica memasuki lift yang ada di ujung. Nafas Lyn dan Jessica terburu bagaikan dikejar hantu, mereka pun mulai mengatur nafas ketika sudah memencet tombol lantai 1, lokasi Dohyun sudah menunggu sedari tadi.

"Jessica," panggil Lyn lirih ketika lift sudah bergerak turun.

"Iya, Lyn?" Jessica menanggapi santai namun berkali-kali mengecek jam tangannya berharap lift turun dengan lebih cepat.

"Pria itu tadi siapa namanya?" 

Pertanyaan Lyn membuat Jessica mengernyit sejenak kemudian tersenyum menatap mata Evelyn dalam.

"Lebih baik kamu tidak kenal dia, Lyn,"

The Red String in BetweenDove le storie prendono vita. Scoprilo ora