19th Wound

92 12 19
                                    

Ajak seluruh teman seper-wattpad-an kalian buat ikutan baca yaa

Semakin rame semakin semangat juga aku buat up + nulis sampai ending 😍

"Mau ke musala bareng? Kita salat Duha," ajak Prana saat menjumpai Kiya yang terlihat duduk sambil bermain ponsel di bangku koridor kelasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau ke musala bareng? Kita salat Duha," ajak Prana saat menjumpai Kiya yang terlihat duduk sambil bermain ponsel di bangku koridor kelasnya.

Kiya melirik sebentar ke arah Prana sebelum akhirnya menonaktifkan ponselnya lalu bangkit dari duduk dan menghadap cowok itu.

Kedua alisnya seketika bertaut begitu melihat ada yang berbeda dari penampilan Prana.

"Ngapain pakai hoodie? Gak biasanya," tanyanya.

Pandangan Prana turun ke bawah sebelum akhirnya kembali menatap cewek itu. "Cuma agak kedinginan."

"Oh." Hanya satu kata itu yang diucapkan Kiya sebagai respons sebelum akhirnya ia berlalu mendahului Prana menuju musala.

"Kiya─"

Cewek itu terus berjalan tanpa mau menghiraukan panggilan dari Prana.

"Kiya!" panggilnya sekali lagi dan masih tak mendapat balasan dari sang pemilik nama.

Untuk sejenak Prana terdiam memikirkan apa yang membuat Kiya mengabaikannya sebelum akhirnya mengambil langkah cepat menyusul cewek yang sudah menghilang dari balik koridor itu.

Untuk sejenak Prana terdiam memikirkan apa yang membuat Kiya mengabaikannya sebelum akhirnya mengambil langkah cepat menyusul cewek yang sudah menghilang dari balik koridor itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sakiya!" Prana segera menahan tangan Kiya supaya tidak masuk terlebih dahulu ke dalam musala.

Perlakuan Prana itu dengan terpaksa membuat Kiya berbalik badan menghadapnya.

Cewek itu menatapnya malas. "Ke sini niat mau salat atau apa?" tanyanya dingin.

"Kamu─"

"Prana ...." Kiya menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mengembuskannya secara perlahan.

Ia lalu menyingkirkan tangan Prana dari pergelangan tangannya.

"Gak usah modus, kalau emang mau salat ya salat aja yang khusyuk," tekannya lantas berbalik badan untuk melepas sepatunya.

Favorite WoundWhere stories live. Discover now