21st Wound

46 5 5
                                    

[SABAR, CANDIES CERITA INI LAGI REVISI OKE BEB, SABAR 😚]

Vote dulu🌹

“Jadi Kak Dika yang selama ini nyebar nomor gue?”

Kiya meremas kuat bolpoin di tangannya menahan marah sekaligus rasa kesalnya kepada Dika.

“Iya, dia selama ini diem-diem save nomor lo setiap kali ganti kartu dari ponselnya Prana,” imbuh Harsa memperjelas ucapannya.

“Dia sengaja ngasih nomor lo ke mereka biar privasi lo keganggu.” Kiya menggeleng heran mendengar kalimat Harsa.

“Kak Saka juga dapet info kalau kemarin Kak Dika juga yang udah nyebar alamat lo ke pria hidung belang supaya dia bisa dapet uang dari booking-an mereka,” tambahnya lagi.

Ia lalu memukul meja di hadapannya. “Gue yakin banget kalau pasti dia juga yang udah ngedit dan nyebar video mesum lo kemarin.”

Kiya mengepalkan kedua tangannya kuat, ia yang tadi duduk manis di bangkunya kini segera berdiri dengan muka merah padam.

“Ikut gue, Har,” ajaknya lalu berjalan menuju pintu kelas.

Harsa mengerutkan keningnya. “Ke mana, Kiy?”

Cewek itu dengan cepat menoleh ke belakang. “Ngirim Dika ke neraka.”

“BRENGSEK!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“BRENGSEK!”

Tubuh Dika terlempar begitu saja ke arah papan tulis kelas sebelum akhirnya merosot ke bawah akibat tendangan kuat yang diberikan Kiya.

Dada cewek itu naik-turun karena amarah yang memuncak. “Kenapa, sih hobi banget ganggu hidup orang? Akal sehat lo ke mana, hah?!”

“Sebegitu gak punya otak, kah diri lo sampai ngejual nomor sama alamat rumah gue ke cowok-cowok mesum?!”

“Bangun lo, sat!” Harsa menarik kasar rambut cowok itu supaya ia mau berdiri.

Sakiya mengambil alih pekerjaan Harsa lantas melayangkan pukulannya untuk yang kedua kali.

“Mau mati sekarang lo?!” gertak Kiya sambil menarik kuat kerah seragam cowok itu.

Satu tonjokan lagi hampir melayang, namun dengan cepat Dika mendorong bahu Kiya dan memukul keras kepalanya.

Argh!” Kiya memukul lantai di bawahnya sebelum akhirnya memengangi kepalanya yang luar biasa sakit.

Dika berdecih kesal. “Cewek gak tahu diri kayak lo yang seharusnya mati, anjing!”

Harsa yang tidak terima temannya diperlakukan seperti itu segera memberi tamparan keras pada Dika, pipi cowok itu pun merah seketika.

“Bangun, Kiya.” Ia lantas mengulurkan kedua tangannya membantu Kiya berdiri.

Favorite WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang