chapter 1🍁(NNP)

Start from the beginning
                                        

"Maksud kamu rama yang sombongnya kebangetan?emangnya kenapa, apa jangan-jangan kamu cemburu ya!" Kataku seraya menggoda sahabatku kan asik tuh

"Apa jangan-jangan dia udah tau ya?" Batin ken.

"Geer lo kepedean banget!"

"Ya wajarlah gue pede, secara kan gue cantik, terpesona, siapapun yang deket sama gue pasti bakal ada yang cemburu!"

"Masa seorang nerd ada yang ngecemburuin sih, kalo ada gue gak percaya tuh!" Cibir ken

"Yeh lo mah bawa-bawa nerd, mana ada nerd kayak gue? Tapi gak papa sih nerd juga, tau gak kenapa?"

"Kenapa emangnya"

"Karena yang jadi nerdnya itu cewek cantik kaya gue!"

"Hdeuh pedelo kumat lagi"

"Gak papa tapi kan bener ya gak?" Tanya Ku seraya mengedip-ngedipkan mataku pada ken.

"Hm ya lah lo cantik"

"Kenapa pake hm sih ulangi, tapi pake banget ya karena tadi salah"

"Oke atha cantik bangeeet, ya ampuun makin sayang deh gue sama lo juga cin-" jawab ken setengah teriak

"Hah tadi apa cin-cin apa!" lanjut aku menanyakan perkataan ken yang terhenti.

"Cin-cin lo buciiiiin tau gak?"

"Ih siapa yang bucin coba gak jelas loh gue bete deh sama lo!" Jawab aku tidak terima, emang siapa juga yang jadi budak cinta, punya pacar aja gak.

"Eh jangan ngambek deh lo mah baperan!"

"Apalagi sih!, gue gak terima, ngatain baperan lagi iddih"

"Ya ya gak lagi maaf deh"

Akhirnya percakapan yang tadinya tentang senior, berujung pada perdebatan yang kurang jelas. Aku tidak menghiraukan permintaan maaf ken, bukan karena ngambek atau apa, tapi aku hanya ingin liat ekspresi galau ken dijauhin aku.

"Yah lo napa diem aja, maafin gue ya pliss, pliss, pliss" ken memelas, tapi aku tidak menghiraukan, aku mau ngerjain ken, sekali-kali kan di kerjain cewek nerd tapi cantik, ups! Kebiasaan denger nerd jadi udah biasa, tapi gak papa juga sih!

Kami sudah sampai di kampus, aku masih dingin dan tidak mengeluarkan pembicaraan, berbeda dengan ken yang terus memelas.

"Tha lo jangan marah yah! Aku mau lakuin apa aja deh yang kamu mau?"

Mendengar ucapan ken membuat aku berbinar dan mencari rencana yang sangat jahil untuk ken.

"Ya deh, tapi sekarang lo pergi dulu aja nanti kalo udah pulang baru kita bicarain lagi" jawabku sambil menampilkan wajah datar se datar-datar nya.

"Tapi janji yaa" tanya ken masih dengan memelas, tapi kalo dilihat-lihat lucu jiga ya ken memelas aduh lucunya.

"Ok" kata aku sambil melenggang pergi untuk menyelesaikan urusanku

••••••
"Ram-"

"Gak sopan banget sama senior!" Potong senior sombong.

"Ups sorry, ralat deh kak rama " kataku sambil menekankan kata rama, aku sengaja datang sama rama karena urusan yang kata aku harus segera di selesaikan.

"Penampilan nerd tapi omongan kaya preman!" Katanya sambil meremehkan.

"Siapa bilang lo malah panggil gue nerd! Malah yah gue mau nya gue di panggil preman! Bagus kan?" Kata ku menyindir senior sombong itu.

"Bagus sih kata preman, tapi nerd kayaknya lebih cocok deh sama penampilan lo"

"Oh yah? Yaudah deh makasih emang sih gue nerd yang paling cantik, tapi gue bukan orang cantik yang sombong kaya senior yang so pintar tapi semuanya boong!"

"Nerd aja lo banggain!"

"Ya harus dong mungkin aja kan nerd itu panggilan kesayangan buat gue? Mikir dong!" Kataku, apa katanya, emang salah yah kalau aku gak anggap kata-kata nerd adalah kata masalah, toh itu gak terlalu mengganggu.

"Terserah lo deh lo mau apa sama gue?" Tanyanya, ya ampuuuun, kaya nya dia udah tua deh, persaan dia deh yang kemari ngajak aku buat selesain urusan, tapi marah pura-pura lupa, kaya lagu mahen aja, huh aku mending pergi, gak jelas ngomong sama senior sombong itu, anggap aja masalahnya udah selesaikan. Bereees deh.

"Gak jadi!" Kataku sambil melenggang pergi.

"Dasar cewek aneh! Tapi, kenapa yah gue kaya ada hal yang aneh deh tapi apa ya" batin rama ketika atha melenggang pergi.

________________________________________________

Hay guys gimana ceritanya menarik gak?
Kalo menarik yuk capcussss simpen di libraryroom kalian.

Jangan lupa voment ya.

See you...............
Next chapter 😘😘😘






Nerd? no problem! Where stories live. Discover now