Part 1

179 22 4
                                    

💕💕💕

Clara beberapa kali menggigit bibir bawahnya dengan resah. Sejak tadi gadis berparas cantik itu mencoba menghubungi nomor seseorang melalui benda pipih yang ada digenggamannya, namun, tetap saja nomor yang dia tuju tidak aktif sama sekali.

Bahkan pesan WA yang Clara kirim sejak beberapa jam lalu masih ceklis satu. Menandakan jika seseorang yang terus berusaha dihubunginya itu memang tidak mengaktifkan ponselnya.

Sejenak pandangan gadis bertubuh semampai yang mengenakan rok mini dan jaket jins yang membalut tubuh rampingnya itu menoleh ke kiri dan kanan, berharap ada taksi yang berhenti di depannya, sebelum beberapa kawanan singa lapar menerkamnya kali ini.

Ya, sejak tadi Clara merasa risih karena beberapa pasang mata lelaki yang berada di sekitarnya terus meliriknya dengan tatapan penuh nafsu. Membuat Clara bergidik dan semakin merapatkan jaket jins yang ia kenakan.

Untunglah tidak lama setelah itu, sebuah taksi melintas di depannya. Sang sopir taksi langsung turun membantu Clara memasukan kopernya ke dalam bagasi.

"Appartement Anggrek Jalan Sentosa ya Pak!" ucap Clara pada sopir taksi yang sudah standbay di balik kemudinya.

Tidak butuh waktu setengah jam, taksi yang mengantar Clara berhenti di depan sebuah apartement yang tadi disebutkannya. Setelah membayar ongkos, Clara langsung menarik kopernya memasuki bangunan appartement.

Senyum merekah di bibir gadis cantik berambut panjang sepunggung ini. Tidak sabar ingin sesegera mungkin memberi kejutan pada seseorang yang sudah begitu dirindukannya itu. Clara tahu lelakinya itu tinggal di apartement ini. Meski sejak tadi ponselnya tidak pernah aktif, gadis itu yakin  karena lelakinya itu sedang sibuk, sebagai mana pekerjaannya sebagai general manager di perusahaan miliknya. Clara paham akan semua itu.

"Richard, hari ini aku milih kamu. Aku udah putusin untuk tinggal sama kamu ketimbang dijodohin sama laki-laki pilihan Papi,"  ujarnya sambil tersenyum memandangi foto seorang laki-laki tampan yang saat itu tengah memeluknya dari belakang.

Jemarinya menyentuh lembut wajah tampan yang sedang tersenyum di dalam foto itu. Membuat hatinya kian terasa seperti tersengat. Ekpresi gadis itu berubah sendu jika mengingat hubungan cinta mereka yang tidak pernah sekalipun mendapat restu dari kedua orang tuanya.

Hanya karena Richard berbeda keyakinan darinya dan memiliki masa lalu kelam sebagai mantan playboy yang dulunya selalu bergonta-ganti wanita. Papinya begitu membenci Richard dan menentang hubungan mereka. Bahkan sampai hati berencana menjodohkan Clara dengan putra sahabatnya, lelaki yang tidak pernah Clara kenal sama sekali.

Rasa cintanya teramat besar untuk Richard. Hubungan jarak jauh dan restu yang tidak didapatkannya hingga saat ini menjadi kerikil tajam dalam hubungan mereka. Namun, Clara tidak peduli. Dia akan mempertahankan hubungannya dengan Richard bagaimana pun itu.

Clara bahkan tidak mempermasalahkan jika mereka berbeda keyakinan. Toh keluarga Clara sendiri juga bukan keluarga yang religius. Namun, entah kenapa Papinya begitu mempermasalahkan keyakinan mereka yang berbeda.

Richard penganut Kristen Katolik, sedangkan dirinya sendiri memeluk Agama Islam, meski Clara akui hanya Islam KTP. Dia sendiri bisa menghitung dengan jari, berapa kali ia melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Itu pun mungkin saat hari Raya besar, seperti solat  hari Raya Idul Fitri.

Andai saja, Papinya tidak bertindak sejauh ini. Menjodohkannya dengan pria lain yang tidak Clara inginkan sama sekali, mungkin Clara tidak akan menempuh jalan ini. Memilih kabur dari rumah untuk tinggal bersama Richard di Bandung.

"Maafin, Clara, Pi. Maafin Clara, Mi...," lirih gadis itu sambil menyeka air matanya.

Clara yang sudah berdiri di depan pintu apartement Richard yang saat itu tertutup rapat, langsung memasukan angka pasword apartement yang masih memakai tanggal ulang tahunnya. Senyum gadis itu merekah lebar, setelah pintu terbuka.

KUPU-KUPU CINTAWhere stories live. Discover now