15

371 44 70
                                    

"... Sampai saat ini, pihak KSH belum melakukan pembelaan apa pun terkait permasalahan ini. Adapun bukti-bukti yang mengarah pada—"

Ia tidak sengaja menghidupkan radio saat akan menyalakan musik. Mendengar sedikit informasi walau hanya sebait kalimat rasanya begitu menyakitkan kali ini. Namun saat ia berusaha menggapai dashboard, hendak memindahkan saluran dan menggantinya dengan musik, Yoongi menepis, mematikan saluran radio secara mendadak. Bersikap keras seperti orang tua yang melarang anaknya untuk melakukan ini itu. Seolah semua tindakan adalah hal yang berbahaya dan tak patut untuk dilakukan.

"Yoongi..."

"Bisakah kau tidak mengatakan atau melakukan apa pun? Kupikir itu lebih baik untuk saat ini." perkataan dingin itu terasa menghunus sekaligus mematikan, membuat seseorang yang hendak bicara terdiam seketika.

Yoongi bukan memulai untuk bersikap buruk pada Sunhee. Atau bertingkah seolah wanita itu memang pantas dijahati ketika kenyataan baru yang dihadapinya mulai terkuak. Ia hanya ingin bersikap netral, di tengah pikiran kusut yang mulai menyeretnya dan membawanya pada pikiran-pikiran jahat. Kepalanya kacau, sulit untuk berpikir jernih dan tenang ketika hatinya benar-benar ingin murka. Kekecewaan menggerogoti layaknya api yang menyulut kertas, begitu cepat membawanya pada bara menyala yang kian menghanguskan. Yoongi tahu ini tidak mudah. Tidak akan pernah mudah untuk memaafkan dirinya sendiri dan sosok wanita di sampingnya.

Memang siapa yang akan pernah tenang jika ternyata ia juga berpartisipasi membunuh anaknya?

Tepat ketika jalanan sudah mulai ke area perkotaan Seoul, Yoongi menghentikan laju mobilnya. Perjalanan masih lumayan jauh, mereka di sekitar perbatasan kota. Dengan ilalang di sisi jalan menjadi pemisah trotoar, jalanan, dan Sungai Hangang. Menelan ludah sambil tetap menatap ke depan, Yoongi mengambil salah satu ponselnya lantas menyerahkannya pada Sunhee.

"Yeonjun akan menjemputmu, aku sudah menghubunginya. Gunakan ponsel ini untuk menghubungiku. Tolong jangan pernah mematikannya."

Sunhee tidak bereaksi apa pun, ia hanya menatap datar. Sesekali berkedip dalam jangka waktu yanh jauh sambil memperhatikan raut Yoongi. Entah apa yang wanita itu pikirkan, yang jelas pikirannya mungkin sama kacaunya seperti dirinya. Bahkan lebih-lebih kacau sepertinya. Wanita dengan pakaian blus berwarna putih itu lantas mengambil ponsel yang diberikan Yoongi. Menggenggam kuat tanpa merespon apa pun, tidak mengungkapkan apa-apa, bahkan ketika tubuhnya keluar dari ruang sempit kendaraan beroda empat milik Yoongi. Ia turun, menepi menghadap mobil yang sebentar lagi akan Yoongi lajukan. Yoongi masih menatapnya dari kaca, rambut panjang Sunhee yang bergelombang acak tertiup angin dari mobilnya yang melesat cepat, meninggalkan Sunhee yang saat itu mematung menunggu seseorang yang Yoongi janjikan.

Sekali lagi, Yoongi tidak sedang berlaku kejam. Ia hanya ingin menenangkan sekaligus menata pikiran dan hatinya agar tidak semakin meledak. Ia ingin menyelesaikan semuanya satu per satu. Tentang anaknya, Sunhee, dan dirinya sendiri. Ia yakin semua tidak akan berjalan baik ketika semua permasalahan digabungkan secara bersama-sama. Tidak akan selesai. Maka ketika ia mulai kembali fokus menuju jalanan kota Seoul, ia bertekad untuk segera memperbaiki dunianya. Walau niat dan usaha itu menghabiskan beberapa waktu yang terbuang untuk saling menjauh.

-0-

"Aku akan mencoba mengerti keputusanmu. Terima kasih, Oppa."


Pesan singkat Hella hanya dibaca sekilas, tapi tidak langsung dibalas oleh lelaki itu. Min Yoongi hanya merespon kosong dan menyimpan ponselnya di nakas. Fokusnya kembali pada wanita yang masih berbaring di hadapannya. Tertidur pulas seperti sedang berkelana ke alam mimpi dan lupa dunia sebenarnya. Seseorang mengatakan agar dirinya tenang karena dokter tidak memvonis kematian pada Sunhee, wanita itu hanya tidur sementara karena efek samping penenangnya yang cukup kuat. Mungkin dinilai cukup beruntung karena ia hanya meminum dua-tiga butir yang tersisa dari plastik obat itu. Choi Yeonjun memastikan jika Sunhee sudah hampir kehabisan obat dan minggu depan adalah jadwal konselingnya. Ya, harusnya Min Yoongi sedikit tenang dan santai, hanya sampai efeknya habis, Sunhee akan bangun layaknya terjaga dari tidur seperti biasa. Namun entah kenapa Yoongi tak bisa merasakan ketenangan sama sekali. Dirinya resah, menunggu lebih dari lima jam di sisi tempat tidur hanya untuk memperhatikan wanita itu lelap dengan damai.

1204 Room (Suga-Sunhee) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang