10

385 38 56
                                    


Warning! Banyak foto cantik cmiww💜

"Sudah aku bilang untuk tidak membuat apa pun dengan stroberi kan, Ayah?" Sunhee menutup setengah wajahnya dengan telapak tangan, menghalau bau buah merah yang disebutnya tadi agar tidak masuk ke indranya. Ia menatap Kyuhyun dengan serius sampai akhirnya melanjutkan ucapan. "Aku tidak suka."

Ini bukan saja tentang seleranya yang berbeda dari sebagian orang, bukan pula karena ia menghindari buah itu karena sebuah penyakit. Untuk hari ini—entah mungkin untuk seterusnya, kemungkinannya ia akan sangat tidak menyukai buah itu. Ia tidak suka karena rasanya yang bisa manis karena dicampurkan dengan sesuatu seperti gula atau susu, ia muak karena buah itu selalu jadi penipu. Ingin disukai tapi mengubah rasa. Tak menonjolkan dirinya sendiri sebagai buah yang kecut. Orang-orang hanya tahu wanginya menggoda, bentuknya cantik dan rasanya yang manis. Padahal jika dipetik dari pohon langsung, hanya segelintir orang yang akan menyukainya. Beda jika sudah diolah, ditambah pemanis, susu segar, dan gula yang legit. Sunhee terllau enggan mencari tahu karena pikirannya sudah terdoktrin seperti itu sejak dulu. Ditambah kenyataan yang sekarang membuat ia merasa tidak nyaman dengan bau yang mengingatkannya pada seseorang.

Kyuhyun berjengit, mendecak ketika menatap Sunhee sekilas di ujung tangga sedang membenarkan letak topinya. Wanita itu tampak acuh tak acuh meski baru saja melayangkan protes padanya. Lantas dengan berat hati, tangannya menyimpan loyang dan segera membungkus sesuatu yang tidak disukai putrinya itu dalam kotak. Menutup dengan plastik dan menyimpannya di etalase yang jauh dari pandangan Sunhee yang saat itu sudah duduk menikmati kue coklat buatannya.

"Itu pesanan. Ayah tidak mungkin mengabaikannya karena pelanggan itu sudah memintanya dari beberapa waktu lalu." Tangan Sunhee melayang di udara, menghentikan sejenak aktivitasnya hanya untuk diam seolah terkejut pada apa yang baru saja disampaikan olehnya. "Tidak membuat banyak untuk dijual." Kyuhyun menambahkan.

"S-siapa?"

"Hera-ssi."

Sejujurnya, Kyuhyun sangat tahu perihal ketidaksukaan putrinya itu. Hanya saja ia mendadak tak acuh untuk menekan ego Cho Sunhee. Menarik napas, ia berjalan ke arah wanita itu setelah menoleh pada jam dinding di tengah salah satu sisi. Masih ada waktu setengah jam lagi untuk membalikkan papan 'close ke open', ia duduk di hadapan putrinya yang sudah sibuk dengan aktivitasnya yang tertunda, menikmati sarapan dengan satu gelas coklat hangat dan roti buatannya tadi. Kyuhyun memeluk tangan, memperhatikan putri dua puluh limanya yang terlihat kurus dan tirus. Mungkin memang standar cantiknya wanita sekarang yang seperti ini. Kulit bersih dengan perona pipi berwarna merah muda, lipstik tipis, potongan rambut panjang yang bergelombang, dan asesoris topi untuk menandai  awal musim panas.

Atmosfer pagi terasa berubah dalam sekejap. Kyuhyun berdecak untuk mengawali obrolan yang mendadak terasa tak mengenakan saat ini.

"Ayah membuatnya karena temanmu menyukainya." Kyuhyun tentu tak melewatkan itu, ia memperhatikan dengan saksama bahkan ketika Sunhee tiba-tiba memelankan kunyahannya. Pipinya seolah ragu, tangannya seakan melemah, Sunhee mengambil gelasnya dengan kesepuluh jarinya, meneguknya sampai tandas menyisakan ampas. "Mungkin sebentar lagi dia akan kemari." Lantas tiba-tiba saja wanita itu bangun, menggerakkan kursi hingga terdengar gertakan kasar yang mendorong benda yang sebelumnya didudukinya menjauh. Matanya tampak kosong. Namun Kyuhyun tak melewatkan ekspresi Sunhee yang terlihat gamang.

" Sunhee..." perubahan emosi itu membuat Kyuhyun meraih lengan putrinya dengan lembut, menatap mata kosongnya dengan perasaan hambar tak menentu. Kyuhyun yakin wanita itu mampu mendengarnya dengan baik, meski pandangan mereka tak saling menatap sama sekali. Semenjana kekalutan membikin ia ragu, Kyuhyun menelan ludah, berujar tenang berusaha tegar.

1204 Room (Suga-Sunhee) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang