04

477 38 2
                                    

"Hera-ssi!!!"

Seseorang melangkah lebar mendekati, nyaris berlari ketika jarak mereka terlampau jauh. Beruntung seseorang yang dipanggil dapat mendengar dan berbalik menghentikan langkah. Lorong panjang di salah satu tingkat gedung itu rupanya cukup membantu menyalurkan suara. Hingga wajah manis Yoo Hella tersenyum begitu sosok yang memanggil telah tiba dengan napas memburu. Tubuhnya membungkuk sebentar, meredam napas serta degup jantung yang tidak teratur. Lantas setelah cukup, dirinya menegakkan tubuh memfokuskan lagi.

"Eonni, apa ada sesuatu yang penting? Kenapa terlihat buru-buru sekali." Hella menenangkan dengan meraih pundak wanita berambut pendek yang umurnya lebih beberapa tahun di atasnya. Ia bertanya dengan ramah, membungkus kekhawatiran dengan senyum.

"Kau tahu betapa sulitnya aku menemukanmu?" napasnya masih tersenggal ketika bicara. "Kau-benar-benar sudah sibuk sekarang."

"Hmmm... Tidak juga tuh, Eonni saja yang tidak pernah mau bertemu."

"Hei!" Tangan Hella yang sebelumnya di pundak dilepaskan dengan kasar. "Aku tidak pernah begitu!" sanggahnya. "Kau yang terlalu sibuk pacaran dengan Min Yoon-"

"Adora Eonni, bagaimana jika kita membicarakan soal albumku di kafe depan kantor saja? Katanya sangat ramai karena ada dessert baru yang enak, kita harus mencobanya, aku akan mentraktirmu."

Tanpa banyak pertimbangan, Hella menarik lengan wanita itu. Pun tidak merasa bersalah setelah menyela ucapannya begitu saja. Ia meraih bahu wanita bernama Adora, nyaris seperti menyeret langkah sosok yang memiliki tinggi sama itu. Tak ingin disanggah dan ditambah dengan tatapan penasaran dari sebagian orang yang nyatanya tak membiarkan mereka berdua saja di lorong. Satu orang dua telinga, dan Hella tidak menjamin semua orang di sana tidak ada yang mencuri dengar perkara dirinya dengan Min Yoongi. Ini sudah menjadi bahan pembicaraan yang perlu dibuktikan, jadi kemungkinan mereka ingin tahu itu sangat besar. Apalagi mengenai kebenaran hubungan dirinya dengan salah satu produser besar Min Yoongi. Ia tidak ingin dicurigai macam-macam.

"Kau traktir?"

Tiba-tiba Adora menghentikan langkah setelah mereka berdiri di tepi jalan. Tinggal menyeberang dan mereka akan menemukan tempat yang dituju. Sebuah kedai yang tidak terlalu besar, berdominan coklat dengan beberapa kursi santai yang disediakan di depan dan beberapa ornamen sederhana menghias beberapa etalase. Terdiri dari dua tingkat yang atasnya seperti sebuah rumah biasa. Tidak terlihat banyak orang juga, hanya satu-dua pengunjung yang duduk di sana. Jelas sebenarnya ini bukan tempat yang ditujukan Hella sebelumnya. Terlampau sepi untuk ukuran ada menu baru yang Hella maksud. Nyatanya, ini seperti hari-hari biasa yang sering Adora lewati saat tak sengaja masuk gang ini.

"Hmm, iya." jawab ragu wanita dua puluh tahun itu.

Adora membuang napas. "Kau tetap saja pelit." cecarnya.

Memang, bersinggungan dengan kefe yang berada di depan kantor mereka yang begitu ramai, kedai kopi yang pintunya bergemerincing saat mereka masuk itu begitu sepi. Tidak ada suara ribut karena banyaknya yang orang mengobrol, bahkan dua ornag di pojok dekat jendela hanya terdengar seperti berbisik. Adora membuang napas, hendak memprotes lagi sebelum akhirnya mulutnya mengatup karena mencium bau manis yang tiba-tiba. Seorang pria dari balik konter dengan sarung tangannya membawa loyang besar berisi dessert. Melambaikan aroma manis yang menguar dari vanilla dan buah stroberi. Pria dengan senyum lesung pipi itu menata kue-kue kecil miliknya di etalase kaca, senyum kebanggaan terhias setelah berhasil membuat sesuatu yang membuat hatinya puas.

"Aku ingin itu!"

Entah sejak kapan Adora berada jauh di depan Hella. Wanita dengan rambut sebahu dan memiliki poni di dahi itu berdiri di depan konter, bicara pada pria berapron yang masih menggunakan sarung tangan anti panasnya. Hella tersenyum, lantas berjalan mendekat, kemudian berdiri di samping wanita itu.

1204 Room (Suga-Sunhee) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang