Dan entah bagaimana, Elia langsung bereaksi. Elia langsung bangun dan duduk. Dengan mata memerah dan kepala yang agak pusing karena langsung bangun disaat nyawa belum terkumpul sepenuhnya. Elia menoleh ke arah Arga di sampingnya. " Ga, apaan sih ngomongnya " Ujar Elia dengan suara serak bangun tidurnya.

" Nah gini baru bangun. Kenapa aku nggak dari tadi aja banguninnya kaya gitu. "

" Jadi ke puncak nggak, nanti kesiangan di sananya. " lanjut Arga.

Elia dengan malu - malu menyenderkan kepalanya di bahu Arga. Menenggelamkan Kepalanya di lekukan leher Arga. Membuat Arga mengepalkan tangannya menahan gairahnya. " El jangan mancing deh kalau gamau tanggung jawab. "

" Loh emang kenapa? Aku nyaman di sini " Ujar Elia dengan polosnya.

" Lo buat dia gerah El, gakuat. " Saut Angel yang sudah bangun. Arsya malah menertawakan Arga, merasa kasihan.

" Hah? Gakuat apaan? Maksudnya? " Jawab Elia dengan muka bingung.

Arga menghela nafas pelan, sabar. Dengan perlahan Arga melepaskan pelukan Elia yang ada di lehernya. Mengelus pipi Elia singkat " Udah gausah di pikirin. Mandi gih, tuh Gita udah selesai kayaknya. Dia udah di Walk in closet. "

Elia mengerjapkan mata dengan polosnya kemudian mengangguk dan langsung beranjak dari ranjangnya. Ke arah kamar mandi diikuti oleh Angel.

****

Mereka semuanya sudah bersiap dengan bawaannya masing - masing. Mereka berencana menginap satu malam. Hari minggu sore mereka akan pulang.

Mama Elia menghampiri mereka. "Ga, Mama titip anak cewek Mama semua. Jaga mereka, pulang ke sini jangan sampe ada lecet. "

" Tenang Ma, El pasti aku jagain. Kalau yang lainnya udah ada pawangnya sendiri Ma. "

" Oh ya? Emang siapa?? " Tanya Mama Elia dengan penasaran.

" Angel udah sama Arsya. Nah si Gita ini masih jomblo Ma tapi udah ada Rafa kok yang jagain. " ujar Arga lalu mendekat ke arah Mama El

" Mereka masih pendekatan Ma doain aja. " bisik Arga ke telinga Mama elia.
Mama elia hanya tersenyum geli.

Tak lama kemudian mereka semua berpamitan berangkat.

Di depan rumah El sudah berjejer tiga mobil sport. Milik Arga, Arsya dan Rafa.

" El ayo masuk. " ujar Arga sambil menggandeng tangan El.

" Lo terus gue sama siapa? Gue ikut mobil Van aja deh. " ujar Gita menghampiri mobil van, mobil khusus barang mereka. Karena tidak akan muat jika diletakkan di mobil mereka.

Gita sudah berjalan ke arah mobil Van, namun sebelum itu tangannya telah ditarik oleh seseorang. Gita balik badan melihat siapa yang menariknya.

" Lo sama gue. Gaada penolakan. " Ujar Rafa singkat dengan tegas.

Gita yang pertama kali melihat raut muka Rafa yang serius seketika merasa takut. Namun dia tidak memperlihatkannya, mencoba mengelak.

" Nggak usah gue mau di mobil van " Ujar Gita dengan keras kepalanya. Mencoba menghentakkan tangan yang dipegangi Rafa namun tidak membuahkan hasil karena cengkraman Rafa yang mengerat.

" Aww... Sakit bego " Ujar Gita yang merasa perih di pergelangan tangannya.

Dengan refleks Rafa melepaskan cengkramannya dan langsung melihat pergelangan tangan Gita.
" Ma..af, gue gasengaja. Gu-" ucapan Rafa terpotong saat melihat Gita yang berjalan ke arah mobil Van. Rafa langsung mengejarnya.

Friendzone (COMPLETED)Where stories live. Discover now