Hari pertama

234 95 455
                                    

gini, sebelumnya minta maap sebesar-besarnya baru bisa update, setelah mengumpulkan jiwa jiwa yang kabur karena malas ... akhirnya balik juga jiwanya. oh iya sekedar info, BAHASA SUNDA NYA DISINI ITU KASAR YA ... HARAP KEBIJAKAN dari diri MASING-MASING, bahasanya kasar karena pemerannya dominan cowo dari sunda. "aing (aku), maneh(kamu), sia(kamu)," nah itu kata kasar, jadi jangan ditiru:) karena bisa menyebabkan luka dilubuk hati seseorang:v kalo mau niru bahasa sunda yang ga kasar "urang(aku), anjeun(kamu)" nah itu ga kasar:) sekian hatur thankyou

happy reading gaes

***

"Hari ini waktunya kalian praktek lapangan sesuai minat masing-masing ya. Ibu sudah mengirimkan alamat untuk kalian belajar sambil bekerja ke hologram kalian masing-masing. Setelah melakukan praktek lapangan, jangan lupa jam 7 malam kumpul di lapangan sekolah untuk informasi lebih lanjut. Selamat bekerja."

"Baik bu," ucap beberapa siswa.

Azra buru-buru mematikan komputer hologramnya dan menghampiri Bagas. Ia tak ingin ditinggal oleh Surya dan juga Bagas yang tentunya selalu ada Aron diantara mereka. Meskipun kepala Azra masih belum cukup pulih, tapi ia tak merasakan sakit sedikitpun itu karena melihat Aron saja dapat mengembalikan kekuatan untuk tubuh Azra.

Kejadian tentang Budi meninggal hanya diketahui oleh Surya, Bagas dan juga Azra. Ini merupakan perintah komandan Jordan pada keluarga Budi. Sebab, menjadi seorang intel itu tidak boleh diketahui asal-usulnya bahkan kematiannya pun dirahasiakan. Jadi, jika ada anggota intel yang meninggal, telah sah dinyatakan bahwa orang itu menghilang tanpa jejak dan semua identitasnya dihapus.

Sejak kepergian ayahnya semalam, Aron terus-menerus kepikiran apa yang Bagas ungkap mengenai surat ancaman yang datang ke rumahnya. Teror yang membuat kepala Azra terluka cukup parah akibat kapak murahan tersebut. Dan kasus ayahnya yang meninggal saat bekerja, pasti dalangnya pecundang. Sebenarnya Aron sudah berpikir berkali-kali tentang hauless ayahnya itu. Bukankah hauless intel itu tahan terhadap serangan nuklir? Lalu ini? Hanya senjata yang kekuatannya tidak jauh beda dengan bom waktu murahan. Ah ayolah ... tolong jangan membuat Aron tidak waras sejak dini.

***

Beberapa jam yang lalu, tepatnya pada pukul 00.40 di rumah Aron. Bagas menemukan kata-kata tersembunyi yang terdapat pada surat pertama yang membahayakan Yenni serta Azra.

"Ron, mana cik suratnya? Gatahan kalo cuma diem terus berduka doang mah. Yang gini teh kudu dipecahin!" ucap Bagas dengan mengangkat satu tangannya mengepal ke atas bak superhero yang hendak terbang. (cik = coba, kudu = harus)

"Sia mah bodo ih! Udah tau lagi berduka cita ieu teh ... Cik sedikit mah hargain." Surya menghampiri Bagas yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas dan menjitak kepalanya dengan sangat keras. "Ah, sakit, tolol!" ringis Bagas. Aron memberikan kertas usang itu pada Bagas dengan langkah gontai karena masih merasakan kehilangan ayahnya. (sia = kamu, ieu = ini, cik = coba)

"Udah lebih dari sepuluh kali urang baca, angger we ga nemu apa-apa," ucap Aron. Ia kembali duduk di tepi kasur miliknya. (urang = aku, angger we = tetap saja)

"Ya mungkin Bagas bisa, lagian kan dia lebih ahli soal riddle." Azra menghampiri Aron kemudian menepuk pelan pundak lelaki yang ia sukai itu. Berharap dapat menyalurkan semangat pada Aron. Tak diduga oleh siapapun Aron malah menyenderkan kepalanya pada pundak Azra dengan mata yang terpejam. "Sebentar, satu menit," ucap Aron.

NEW WORLD ON THE EARTHWhere stories live. Discover now