16. Tusukan

32 5 39
                                    

Mereka memang harus seperti itu, harus

Merayap di jalan terus meluncur, menyeberang ke lain kota

Mereka memang harus seperti itu, harus

Menerabas api, terjun ke air, melompat ke jembatan, memanjat gedung tinggi

Mereka memang harus seperti itu, harus

Menyeruak di antara kerumunan kericuhan, menjadi tameng kehidupan

Matahari tergelincir, bulan bertandang

Berkejaran dengan waktu,

Menebas jarak,

Terus ... tak menyerah, tumpah darah, air mata dengan tangan menengadah

Tak apa ... memang harus seperti itu

Tak apa ... tak bisa berhenti di situ

Hanya status mereka, seragam taktis mereka, tangan mereka menerima apa?

[]

Rumah kediamanan mantan Walikota – Antapani ...

Seseorang sedang bersembunyi di balik pohon di dekat kediaman rumah almarhum walikota. Ia berpakaian kasual dengan masker, kacamata, dan topi. Ia memandang ke arah orang yang tengah berjalan mendekati rumah itu. Raihan. Ia menghentikan langkahnya, sedikit menoleh ke arah sebaliknya. Saat yang sama orang yang bersembunyi di balik pohon kontan mundur menepis kemungkinan akan diketahui. Sepersekian detik yang Raihan habiskan telah berlalu. Tampak raut curiga, tetapi Raihan melanjutkan langkahnya.

Orang itu menyembulkan microphone yang tersemat di kerah bajunya.

"Tuan. Saya melihat dia kembali lagi ke rumah itu. bisa saya tangkap setelahnya?" Laki-laki itu berbicara dengan intonasi yang lirih.

"Jangan bertindak gegabah kau mengerti, dia dan teman-temannya bukan anak-anak sembarangan," tegur suara dari seberang.

"Baik," jawabnya singkat. Setelah telepon diputus, orang itu kembali menyembunyikan microphone itu ke balik baju. Kemudian, kembali melanjutkan aksinya. Setelah matanya bersiap untuk menangkap gambaran targetnya, ternyata dia telah hilang dari pandangan. Orang itu seketika terkesiap sambil berdecak.

Selang lama tidak melihat tanda-tanda Raihan keluar dari rumah itu, orang itu pun kembali kepada rekannya. Dalam bayangan gelap, dengan kaca yang sedikit terbuka. Orang itu mendekatinya dan langsung bersandar pada badan mobil tepat di samping orang yang sedang berada di dalam.

"Anak itu masih belum keluar."

Orang yang berada di dalam mobil hanya terdiam sepersekian detik, mungkin ... sedang memikirkan sesuatu. "Mungkin kita bisa menangkapnya esok, bersama dengan dua temannya."

Kata-kata orang di dalam mobil menghunus orang yang masih bersandar hingga ia pun mendelik ke arah kaca mobil. "Kau ingin kita juga menangkap mereka?"

"Mau bagaimana lagi, Ketua. Pasti temannya akan segera melapor dan kita akan segera ditangkap sebelum menyerahkan anak itu kepada tuan."

"Kau benar," kata orang yang sedang bersandar pada badan mobil. Kini ia mengambil arah memutari moncong mobil lalu membuka pintu untuk masuk ke dalamnya.

E.N.E.R.G.Y  [ON GOING]Where stories live. Discover now