"Mau nyelesain ini dulu. Banyak email masuk," jawab Adrian.

Anna mendengus malas. Sejak mulai bekerja sekitar tiga bulan yang lalu, Adrian menjadi begitu sibuk. Ya, meskipun tetap memanjakan Anna dan juga bermanja dengan Anna.

Malam ini Anna hanya menggunakan tanktop hitam dan celana pendek berwarna putih. Ia berjalan menuju meja belajarnya dimana tadi ia meletakkan ponselnya.

Sekilas Anna menatap Adrian yang duduk bersandar di atas kasur. Kemudian kembali fokus dengan ponselnya. Ia tertarik untuk menginstall aplikasi yang sedang hits sekarang. Tadi ketika di rumah Rafi, laki-laki itu menunjukkan gerakan dance dan Anna ingin mencobanya.

Setelah mengisi beberapa hal yang diperlukan, Anna mencari gerakan dance seperti yang ditunjukan oleh Rafi tadi. Gerakannya tidak susah dan Anna cepat menghapalnya.

Wanita cantik itu pun segera mencobanya. Ia berdiri di depan ponselnya yang ada di atas meja belajarnya dan membelakangi Adrian.

Anna cukup terkejut ketika tubuhnya bisa bergerak dengan luwes-nya. Dengan senyum polosnya ia terus menatap ke arah layar ponselnya.

Sampai tiba-tiba ia terpekik heboh ketika ada tangan yang menarik pinggangnya hingga ia terjatuh ke atas kasur. Saking fokusnya, Anna tidak sadar kalau Adrian daritadi memperhatikannya dengan wajah datar.

Adrian mengurung Anna dibawahnya dan melempar tatapan kesalnya. "Ngapain?"

"H-ah?" kata Anna terbata, masih terkejut.

"Ck," Adrian bangkit lalu meraih ponsel Anna dan tanpa izin pemiliknya, ia menghapus aplikasi tersebut. Kemudian dengan gampangnya melempar ponsel tersebut ke atas meja.

"Astaga, Adriaan! Aipon baru beli itu!!" Anna hendak mengambil ponselnya tapi Adrian malah mendorongnya kembali berbaring.

"Belinya pake duit siapa?"

"Y-ya duit kamu sih,"

"Gausah pamer-pamerin badan kamu kayak gitu lagi," katanya datar menatap Anna yang masih terbaring kaku di atas tempat tidur.

"Aku ngga pamer-pamerin badan aku,"

Adrian kembali mengurung Anna. Ia menarik bagian bawah tanktop Anna. "Apaan ini pake tanktop? Celana pendek?" kata Adrian penuh dengan aura posesifnya.

"I-iya kan mau tidur," Anna meremas sprei dibawahnya, tidak kuat dengan tatapan Adrian.

"Sebelum tidur emang harus gerak-gerak gajelas gitu dulu? Terus abis itu di upload gitu ya? Biar orang-orang liat badan kamu sebelum tidur?"

Anna mengerucutkan bibirnya. "Ih, ngga gitu! Kan, kan aku cuma mau coba aja. Gaada niat di upload kok. Kalo pake baju yang ketutup baru di upload. Beneran," Anna menaikkan jarinya yang membentuk V di depan wajahnya. Belum lagi dengan pipi menggembung lucu.

"Pokoknya ga boleh lagi main tiktok,"

"Ih, Adriaann,"

Adrian sudah melunakkan tatapannya. "Your body is mine. Ga lagi gerak-gerak gitu di depan kamera. Mau pake baju ketutup kek, bikini kek, ga boleh!"

"Tapi aku kan—"

"Anna, listen, meskipun kamu tepos, tapi aku tetep ga suka ya kamu pamer-pamer gitu," Anna membulatkan matanya terkejut ketika mendengar Adrian mengatakan kalau ia tepos.

Anna mendorong Adrian pelan lalu duduk di depan Adrian. "Aku ngga tepos!!" Adrian hanya menaikkan sebelah alisnya.

Melihat reaksi Adrian yang seperti menghinanya, tanpa aba-aba Anna menarik lepas tanktop-nya menyisakan bra hitamnya.

Annadrian 2Where stories live. Discover now