part 11 - Bodoh

1.7K 144 41
                                    

Sebuah penantian panjang, akhirnya. "Aku menemukanmu." Ucap Injoo. Seokjin terdiam di tempatnya, melirik Jimin meminta pertanggung jawaban.

"Sebaiknya aku keluar." Pamit Jimin dengan gelisah.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Tentu Jimin penasaran. Ingin menguping, oh sungguh tidak sopan. Pergi saja Jimin.

Hening, hanya terdengar deru napas masing-masing dan tidak ketinggalan debaran jantung yang menggebu.

"Apa kau tidak mau memelukku, Ahjussi?"

"Aku yang meninggalkanmu, kenapa aku harus memelukmu?"

Astaga Kim Seokjin! Ingin kusentil mulutmu itu.
Terasa nyeri, hati mereka sama terlukanya. Injoo ingin sekali mengalah, memeluk Ahjussi hidung belangnya. Tapi tidak, tidak boleh. Kau harus menang kali ini Kim Injoo.

"Kau memberika kunci hatimu padaku agar aku bisa kapan saja masuk ke sana, tapi apa ini? Dasar kau hidung belang!" Ok, itu bagus Injoo.

"Jangan pernah lari lagi dariku atau aku akan bunuh diri lalu menghantuimu!"

"Dasar pengecut!"

Oh astaga, itu membuatku merinding Injoo.
Seokjin memang pengecut, dia sendiri sadar akan hal itu, "Kenapa kau diam saja, katakan sesuatu." Sungguh Seokjin membuatnya frustasi.

"Aku tidak bisa bersamamu, jadi pergilah." Seokjin hendak melangkah ke kamar, namun Injoo kembali bersuara.

"Bukankah kau bilang kau mencintaiku? Apa hanya segini pengorbananmu?" tanya Injoo.

"Cukup Injoo ... kau bilang hanya segini? Apa kau tahu menderitanya diriku tanpamu, merindukanmu setengah mati dan harus kutahan demi keselamatanmu. Ini juga sulit untukku, aku sudah melaluinya sejauh ini jadi ... jangan menghancurkan pengorbananku, kumohon." Linangan air mata terlihat menyakitkan, Seokjin sudah tidak tahan menahan emosinya, bukan tidak ingin memeluk. Melainkan menahan kerinduan.

Injoo merasakan hatinya meraung kesakitan, melihat Ahjussinya menangis. Jangan mau kalah Injoo, tahan.

"Dasar bodoh! Kau harusnya tetap di sisiku dan menjagaku dari pada menyiksa dirimu sendiri, apa kau mau mati tanpa melihat diriku? Bahagia bersamaku walau sejenak itu jauh lebih baik dari pada mati menahan rindu!" Sungguh Injoo tidak mengerti jalan pikiranya sendiri, kenapa ia malah memaki Seokjin.

"Aku tinggal di sebelah, jangan coba-coba kabur!" Injoo pergi dari sana meninggalkan Kim Seokjin dengan seribu dilema.

*******

Hal yang sangat sulit dilakukan, Injoo berhasil melakukanya. Menahan tangis. Sampai ia berada di kamar mandi dengan kran menyala, gadis itu melupkan emosinya, menangis segugukan.

Sementara Seokjin menggila, kurasa. Pria itu tertawa sendiri lalu muram kembali mengingat perkataan Injoo tadi. Terus seperti itu hingga membuat Jimin ketakutan.

Tbc ...

Jangan terlalu banyak berharap untuk cerita ini, update ga nentu. Mood menulis kacau ga karuan. Masih belum terbiasa nulis lagi, maaf dan maaf karena saya hanya berkata maaf terus menerus, meski begitu saya tidak bisa tidak mengucap maaf. ❤

My Ahjussi Where stories live. Discover now