46. Ingatan Paling Mengerikan

Beginne am Anfang
                                    

Tangan Gesna otomatis menggaruk belakang kepala. Kenapa otaknya menyebut nama itu? Mentang-mentang tadi berpapasan tidak sengaja. Lagi pula dari seluruh murid di sekolah yang jumlahnya ratusan, mengapa mesti berpapasan dengan Adit, coba?

Gesna mulai memaki benak sendiri. Nama itu tidak boleh disebut, tidak boleh diingat. Haram hukumnya. Gesna tidak mau kenal, tidak mau ingat, tidak mau berteman. Pandangannya teralih keluar. Suasana sepi. Hanya ada lampu-lampu temaram yang tunduk menerangi jalan, berdiri kokoh di antara pohon-pohon berdiri rindang.

Dulu, ada yang meminta dia untuk melihat ke jendela dan cowok itu sudah ada di bawah pohon sana sambil tersenyum seolah tahu kalau jendelanya berhadapan dengan pohon. Aih, Gesna berdecak keras sambil mengoper ponsel ke tempat tidur. Ingatan macam apa ini? Gila, ini mengerikan sekali.

Tergesa, Gesna menutup jendela dan turun dari kusen. Mencari kesibukan lain dengan mengamati gambar di dinding yang belum selesai. Dia meraih pensil, membuat sketsa tambahan tipis-tipis. Memasukkan gambar malaikat, gambar gitar, gambar gelas kopi yang sama sekali tidak ada sambungannya. Gesna sendiri belum berani untuk mewarnai karena khawatir hasilnya jelek. Sebuah ingatan melintas lagi. Bukankah Adit pernah menawarkan diri untuk mengecat seluruh dinding kalau Gesna merasa gambar-gambar ini terlalu penuh?

Gesna segera melempar pensil ke meja dan meringkuk di tempat tidur. Kenapa ada Adit-Adit terus sih sedari tadi? Dia pasti lagi kurang sehat. Oh, iya, mungkin ini efek dari dengkul yang membentur. Mungkin benar kata Guntur, otaknya lagi terjepit.

Memar kebiruan masih terlihat pada kaki yang tertekuk di depan muka Gesna. Tidak ada yang bantu mengompres, hari ini. Tidak ada yang menggendongnya sampai sofa, tidak ada yang membukakan sepatu hingga dia berjuang untuk membuka sendiri. Tentu saja, tidak ada juga Cha-cha gratis yang memenuhi kulkas apalagi disuapi makan.

Gesna mengumpat sejadi-jadinya, menyurukkan kepala di bawah bantal. Ada apa dengan hari ini? Sekali berpapasan saja, efeknya menyeramkan sekali. Lebih seram daripada film horor berhantu, lebih mendebarkan dari film memotong-motong manusia. Bayangan tentang Adit datang satu per satu. Gesna baru menyadari dia tidak mengembalikan gelang merah yang melingkar di tangan, dikasih Adit ketika di Bandung. Sial, gelang ini susah sekali untuk dilepas.

Saat melewati kaca, Gesna baru sadar kalau dia memakai baju Toothless pemberian Adit. Dia membuka lemari buru-buru dan mengganti baju itu. Kenapa dia juga tidak mengembalikan baju ini? Gesna menggumpalkan baju Toothless dan melempar ke pakaian kotor.

Dia lelah sekali, kepalanya terasa berdenyut. Gesna tidak jadi meneguk kopi, meraih bungkusan kebutuhan obat yang selalu ada di tas untuk mengambil sebutir obat sakit kepala. Setelah meminum obat, Gesna bahkan melongo beberapa saat. Bungkusan obat ini dulu juga dibelikan Adit, 'kan?

Gesna melempar bungkusan, kembali menjejalkan kepala di tempat tidur. Padahal, dia sudah memblokir semua tentang cowok itu termasuk teman-temannya. Semua disingkirkan dengan bersih, tanpa sisa. Adit tidak bisa mengirimi pesan atau menelepon. Cowok itu juga tidak datang lagi ke rumah, tidak mengadang di sekolah dan mereka tidak bertegur sapa ketika bertemu.

Kepala Gesna terasa makin sakit. Ini pasti karena dengkulnya berulah. Pasti karena itu. Selebihnya bukan karena apa-apa. Ini hanyalah kebetulan sebab dia sedang tidak enak badan. Gesna berusaha menenangkan diri sambil melirik jam.

Tiga puluh menit lagi pukul dua belas, dia segera menghubungi Pelangi. "Ngi, udah bisa belum? Gue ngantuk parah ini, ya." Jelas dia bohong, rasa mengantuknya sudah lenyap karena sebuah nama yang datang tanpa diundang.

Cewek yang mengangkat teleponnya bahkan menjawab dengan suara khas orang bangun tidur. "Udah. Kakak ke sini, ya. Aku tunggu di bawah."

Gesna mematikan beberapa lampu dan hanya menghidupkan lampu tidur. Menunduk untuk membuka kotak gitar, memasukkan gambarnya di sana, lalu mengusap kotaknya sesaat sebelum dia tutup kembali dan disandang.

MATAHARI APIWo Geschichten leben. Entdecke jetzt