PART 27

2.8K 502 25
                                    

Mentari kini mulai terbit dengan memberikan sinarnya pada bumi, bahkan mentari pun tetap memberikan sinarnya pada hutan kecil yang ditutupi oleh gumpalan awan tanda dirinya menolak untuk mendapatkan sinarnya.

Kabut itu tipis, mungkin seiring berjalannya waktu dan udara yang semakin hangat, kabut itu akan menghilang dengan sendirinya.

Dua orang pria tampaknya terdiam disebuah meja makan berwarna coklat dengan pintu kaca besar yang terbuka lebar memberikan akses agar angin musim semi itu masuk kedalam.

Pria dengan rambut hitam itu tampak menghempaskan tubuhnya pada sandaran dan meminta tolong pada Kim Seokjin untuk mengambilkan sarapan untuk mereka berdua sebelum manusia didalam salah satu kamar itu terbangun.

"Kau mendengar suara tonggeret?" Tanya Seokjin yang kemudian menaruh jar bewarna hitam didepan Taehyung yang hanya menganggukkan kepalanya. Seokjin pun duduk pada kursi dengan fokus yang masih terpaku pada suara serangga musim panas itu.

"Apa sebentar lagi akan masuk musim panas?" Tanya Seokjin lagi sambil membuka botol jar dan memasukkannya kedalam sedotan, sedangkan Taehyung meneguknya dan kembali menyandarkan tubuhnya pada sandara begitu lelah.

"Kau harus pindah kerumah yang berada didalam hutan itu" ucap Seokjin membuat Taehyung menganggukkan kepalanya. Taehyung selalu melakukan hal itu karena tidak mungkin dimusim panas Taehyung membuat gumpalan awan diatas rumahnya, itu terlalu mencurigakan.

"Kenapa kau terlihat begitu lelah?" Tanya Seokjin lagi sedikit menggerutu membuat Taehyung melirik dan kembali meneguk cairan berwarna merah itu dengan helaan nafas yang terasa begitu berat.

"Aku menahan diriku untuk tidak mengigit Jungkook semalam—" gumam Taehyung yang kini menatap kosong pada langit- langit dengan helaan nafas yang kembali terdengar. Ketika Jungkook tidur tadi pagi, Taehyung terus mengendus lehernya dan itu adalah kesalahan.

"Dan juga—Aku menahan hawa nafsu Asmodeus agar tidak menyakitinya" gumam Taehyung yang kini memejamkan matanya—

Setelah ciuman diperpustakaan itu, Taehyung kesulitan untuk mengendalikannya, mencium Jungkook lagi dan meninggalkan jejak merah pada leher dan tubuhnya.

Taehyung berterima kasih karena Jungkook menjerit sakit ketika Taehyung terlalu kuat menghempaskan tubuh Jungkook keatas kasur, membuatnya tersadar dan menghentikan aktivitas dewasa itu. Taehyung tak bisa melakukanya bersama Jungkook, pemuda itu tidak akan sanggup.

"Ah? Pelepasanmu tidak puas?" ucap Seokjin sambil meminum darah dengan raut wajah polosnya. Taehyung pun menghela nafasnya dan memberikan raut wajah mengeluh pada kakaknya itu.

"Berhentilah mengatakan hal yang memalukan, aku tidak melakukan apapun dengannya" gerutu Taehyung yang kini meminum darah pada jar dan menundukan padangannya. Seokjin pun menggulum bibirnya dan tertawa meledek.

"Gagal rupanya—"

Taehyung memilih untuk menulikan telingannya—Ini tidak akan selesai jika Taehyung terus menjawab ucapan itu. Namun, Taehyung kini menatap kosong kearah hutan miliknya dengan tatapan kosong dan sudut mata ayng sedikit berkerut.

"Lima dosa besar telah masuk kedalam tubuhku—tersisa kemarahan dan juga kerakusan disana" gumam Taehyung membuat Seokjin terdiam dengan pandanganya yang menunduk dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Jika tujuh kebajikan itu memancing keduanya—Maka, aku akan mati tak lama lagi" gumam Taehyung dengan tatapan kosongnya—Taehyung pun menghela nafasnya dan melirik pada Seokjin dengan tatapan sendu.

"Setelah aku mati—Tolong jaga Jungkook dengan baik, eoh? Aku memohon" ucap Taehyung sambil tertawa kecil namun tidak untuk Seokjin—Seokjin merasakan helaan nafasnya begitu berat dengan pandangannya yang menunduk.

RENASCIDOWhere stories live. Discover now