PART 24

3K 531 67
                                    

Angin itu berseru menyapa kedua orang berbeda kaum yang hanya terdiam hingga Jungkook pun membuang pandangannya dan menunduk. Entahlah, Jungkook merasa begitu kecewa mendengar jawaban itu. Namun, Taehyung mengulurkan jemarinya dan mengangkat pandangan Jungkook hingga mata mereka kembali bertemu.

"Bukan berarti aku tidak mencintaimu" ucap Taehyung membuat Jungkook kembali membuang pandangannya dengan air mata yang menetes. Jungkook tak tahu apa yang diinginkannya hanya saja—

"Kau datang ke duniaku tapi aku tidak akan memberikannya—Kau akan kesepian disana" ucap Taehyung begitu lembut dan berharap jika Jungkook mengerti.

"Hidupmu akan sangat panjang—Bagaimana jika aku pergi, eum? Kau tidak akan bisa jatuh cinta lagi" ucap Taehyung dengan suaranya sedikit gemetar membuat Jungkook mengangkat pandangannya dengan mata yang sedikit membulat.

Jungkook pun menggelengkan kepalanya pelan dengan air mata yang menetes. Lengannya terulur untuk menghapus air matanya sendiri. Jungkook merasa mudah menangis jika itu menyangkut Kim Taehyung.

"Jangan katakan hal itu—Ku kira vampir memiliki umur yang panjang—Apa maksudmu" ucap Jungkook yang kembali menangis—Taehyung pun terdiam dan memilih untuk mengulurkan lengannya, merengkuh tubuh Jungkook dengan hatinya yang begitu gelisah. Tujuh dosa besar itu—Akan membunuhnya lebih cepat.

"Jika seperti ini—Hyungie akan kesulitan berada didekatku—" Lirih Jungkook membuat Taehyung langsung menggelengkan kepalanya dan melonggarkan pelukan itu—Ia menghapus air mata Jungkook dan menatapnya begitu lembut.

"Tidak—Aku baik- baik saja—Aku mencintai mu dan aku tidak akan tertarik pada darahmu—Jangan khawatirkan itu" ucap Taehyung yang kembali meneteskan air matanya—Jeon Jungkook, benar- benar masih mengkhawatirkannya ketika Jungkook harus mengkhawatirkan dirinya sendiri karena berada didekatnya.

Jungkook menunduk dengan tangisnya yang sulit berhenti. Hal itu membuat Taehyung menghela nafasnya dan tertawa kecil. Ia tak ingin melihat Jungkook menangis lagi seperti ini, sangat menyedihkan.

"Tebak—Berapa umurku yang sebenarnya?" ucap Taehyung yang kembali menghapus air mata Jungkook ketika pemuda itu mengangkat pandangannya. Tangisannya berhenti dengan keningnya yang berkerut membuat Taehyung tertawa karena tujuh kebajikan tetaplah seolah manusia dan bisa merasa kesal.

"160 tahun—" gerutu Jungkook membuat Taehyung kembai tertawa dan mendekatkan wajahnya pada pipi berisi itu—memainkan pipi itu menggunakan hidungnya hingga Jungook tertawa karena geli dan mejauhkan wajah Taehyung dari pipinya.

"Salah" ucap Taehyung membuat Jungkook melirik dengan wajah kesalnya "Umurku 490 tahun"

Jungkook tersentak dengan tubuhnya yang kini menegang dan memundurkan tubuhnya sedikit. Jantungnya berpacu cepat dengan tawa lelucon yang kini keluar dari bibirnya. Jungkook pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hyungie, bercanda?" Tanya Jungkook disela tawanya sambil memukul lengan atas Taehyung yang masih memeluknya. Namun, tawa itu perlahan menghilang dengan raut wajah kebingungan yang ia perlihatkan.

"Empat ratus—sembilan—puluh?" ucap Jungkook lagi untuk memastikan—Taehyung pun mengangguk dengan senyumannya membuat Jungkook menundukkan pandangannya dan mengedipkan matanya berkali- kali.

"Hyungie—" Panggil Jungkook dengan Taehyung yang mengangkat alisnya singkat "Apa—aku menyukai seorang kakek buyut disini?"

Taehyung menggaruk alisnya yang tidak gatal, menggulum bibrinya dan melepaskan pelukan itu perlahan. Matanya mengedip berkali- kali dan melirik pada Jungkook yang masih menatapnya menunggu jawaban.

RENASCIDODove le storie prendono vita. Scoprilo ora