PART 23

2.9K 531 34
                                    

Angin musim semi itu berseru, meniup rambut berwarna hitam arang dengan pemiliknya yang masih menangis dalam rengkuhan pria berwajah pucat itu. Hujan turun semakin deras dengan petir yang menghiasi langit bewarna abu diatas sana.

Air matanya sama- sama menetes, nafasnya pun sama- sama memburu memperlihatkan keduanya memiliki kehidupan walaupun dari dunia yang berbeda. Jemari yang gemetar itu mencengkram kuat baju pada bagian punggung pria yang kini terdiam.

Tubuhnya gemetar. Itulah yang Jungkook rasakan ketika menyentuh pria itu, hingga Jungkook mengusap punggung itu perlahan hingga terdengar suara isak tangis yang terdengar ketakutan.

Kim Taehyung—Ia tak bisa lagi menyembunyikan tangisnya, ia bahkan tak lagi tergiur dengan aroma manis darah pemuda yang menyembunyikan pandangan dalam rengkuhannya. Taehyung tak ingin kehilangan Jungkook—Taehyung tak menginginkan hal itu.

Tapi—Taehyung tak tahu apakah langkah yang diambilnya kali ini benar karena dirinya akan mati dengan tujuh dosa besar yang masih memakan tubuhnya. Taehyung tak bisa memutuskan perjanjian dengan iblis itu begitu saja.

Namun—Taehyung pun memilih untuk melonggarkan pelukannya, menatap wajah Jungkook dan mengulurkan lengan menyentuh bekas cengkraman pada dagu itu, lalu ia mengarahkan jarinya kebelakang kepala Jungkook yang tadi terbentur oleh dinding.

"Maafkan aku menyakitimu—" ucap Taehyung yang kini menghapus jejak air mata pada pipi Jungkook, membuat pemiliknya terpejam nyaman sambil menggelengkan kepalanya pelan. Taehyung merasakan kulit itu terasa panas membuat keningnya sedikit berkerut.

"Kau demam? Kulitmu sangat panas?" ucap Taehyung yang kini mengarahkan jemarinya yang dingin untuk menyentuh kening Jungkook, membuat Jungkook memejamkan matanya begitu nyaman dan mengangguk pelan.

"Eum—Aku demam dan tidak sembuh walapun meminum obat" ucap Jungkook mengadu dan menatap lensa hazel disana. Hal itu membuat Taehyung mengangkat tubuh Jungkook dan menidurkannya diatas kasur—

Jungkook mengenggam pergelangan tangan itu kuat, membuat Taehyung mengunci tubuh pemuda itu dan kembali mengulurkan jemarinya pada kening panas itu. Taehyung seharusnya tak terlalu menekan Jungkook tadi, Taehyung menyesal.

"Tidurlah—Aku akan menunggumu sampai kau bangun nanti" ucap Taehyung yang mengecup hidung Jungkook singkat—Namun, Jungkook menggelengkan kepala, Jungkook tak ingin tertidur karena Jungkook merindukan Taehyung—

"Hyungie? Bukalah lensanya—Matamu akan perih karena menangis tadi" ucap Jungkook membuat Taehyung terdiam cukup lama. Taehyung pun menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya pelan. Taehyung tak ingin membukanya, itu menyeramkan.

"Aku menyukai matamu—" ucap Jungkook yang kini mencoba untuk duduk dengan Taehyung yang membantunya. Jungkook menatap mata Taehyung dan mengulurkan jarinya membuat pria bermarga Kim itu memundurkan tubuhnya—

"Kau akan takut setelah melihatnya—Biarkan saja" ucap Taehyung dengan pandangannya yang menunduk dan helaan nafas muram. Namun, Jungkook menekuk wajahnya dan mengarahkan jarinya pada rahang Taehyung hingga pria itu pun mengangkat pandangannya terpaksa.

"Perlihatkan dirimu, padaku" ucap Jungkook dengan kening yang berkerut seolah marah. Taehyung menelan salivanya kasar dan memilih untuk menganggukkan kepalanya.

Jungkook tersenyum dengan Taehyung yang menunduk dan membuka lensa berwarna hazel itu. Jungkook pun mengambil sebuah tempat kecil didalam laci samping ranjangnya dan memberikan arah pada taehyung untuk menyimpan lensanya disana.

"Aku ingin melihatnya—" ucap Jungkook dengan senyuman yang mengembang, melupakan pertengkaran yang baru saja terjadi tadi. Taehyung menghela nafasnya dan mengangkat pandangannya ragu membuat Jungkook mengarahkan jarinya tidak sabar mengangkat pandangan itu.

RENASCIDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang