"Apa kamu ndak kuat ngasih makan adikmu sampai dia harus jadi bawahan orang-orang ndak tahu diri itu?"

Ucapan pedas eyang Kakung bukanlah sebuah lelucon, kalimat itu menampar Alwi secara langsung di depan Eza dan eyang putri.

"Ngapunten eyang, tapi adik yang tetap mau bertahan di Jakarta." Jawab Alwi dengan kepala menunduk

"Harga diri keturunan Tjokro Hadiningrat di injek-injek begitu saja. Aku ndak terima!" Eyang kakung semakin membuat suasana menyeramkan. Beruntun ada eyang putri disana.

"Sudah, sudah, ndak baik menyimpan dendam. Yang penting mereka sudah tau siapa Rara sebenarnya kedepannya pasti mereka ndak akan berani menghina cucuku lagi " ujar eyang putri lembut.

"Kalau sampai terjadi apa-apa lagi pada cucuku di Jakarta, suka ndak suka Aurora harus pulang ke Jogja!" Kata eyang kakung tegas.

Eyang kakung menoleh menatap eyang putri sebelum melanjutkan kalimatnya "Bu, hubungi Kang Mas Admaja."

"Kang Mas Admaja?" Eyang putri memastikan.

"Hmm... bilang sama mereka untuk mengatur pertemuan kesini, anaknya jauh lebih baik dari bocah kota itu untuk jadi cucu menantuku."

Deg!

Tak hanya eyang putri yang terkejut, Alwi dan Eza pun langsung menegang, tak di ragukan lagi bahwa eyang kakung akan menjodohkan Aurora dengan putra Admaja yang juga masih memiliki darah ningrat.

"Kalau sudah di atur waktunya bawa Aurora ke Jogja!"

Kalimat itu jelas di tujukan kepada Alwi karena kini eyang kakung menatap lurus cucu lelakinya itu.

Tanpa berani membantah Alwi hanya bisa menyetujui permintaan eyangnya .

"Enjeh eyang."

Setelah mendengarkan jawaban Alwi, eyang kakung kembali mengambil kerisnya dari atas meja kemudian pamit untuk pergi karena ada urusan yang harus di selesaikan.

🍁🍁🍁

Jakarta, Tengah Pusat Perbelanjaan.

Faiz yang mendorong troli belanjaan bersama Aurora di sampingnya nampak bersemangat mengisi troli itu dengan bahan makanan, Faiz menghentikan langkahnya di samping rak sayuran segar dan segera memilih beberapa sayuran untuk di masukkan kedalam troli.

"Kamu suka sayur apa?" Tanya Faiz

"Gak suka sayur." Jawab Aurora santai

"Ara..." Faiz menatap gemas gadisnya "mulai sekarang harus makan sayur."

"Hhmm...yaudah bayam aja." Jawab Aurora seraya menatap sayuran lain tanpa minat

Faiz memasukkan bayam kemudian meraih wortel, selada, kentang, tomat, brokoli, daun bawang, daun seledri, paprika, sawi dan...

"Eh,eh, mas Faiz udah!" Aurora dengan sigap menahan tangan Faiz yang masih akan memasukkan segala jenis sayur kedalam troli

"Siapa nanti yang mau makan ini? Duh Gusti!" Aurora menepuk keningnya sendiri

"Gini nih kalau ngajakin cowok yang jarang belanja, jadi kesenengan milih ini itu." Lanjut Aurora

"Siapa bilang aku jarang belanja? Tiga hari yang lalu aku baru belanja." Jawab Faiz enteng kemudian melanjutkan langkahnya mendorong troli diikuti Aurora

Aurora mengerutkan keningnya, Faiz tidak pernah berbelanja untuk kebutuhan dapur karena sudah tentu lelaki itu membayar seseorang untuk mengurus segala kebutuhan rumah dan sesekali memasak untuknya jika Faiz sedang tidak makan di luar.

"Belanja apa?"

"Mobil."

Gusti! Hampir saja Aurora tersandung kakinya sendiri, lelaki di sampingnya ini sepertinya sudah benar-benar butuh liburan, dasar orang kaya belanja mobil sudah seperti belanja sayur!

"Uhuk! Belanja mobil..."

Faiz hanya memberikan senyum lebarnya menanggapi sindiran Aurora. Tapi memang benar dirinya baru saja membeli mobil baru tiga hari yang lalu karena mobil lamanya masih di bengkel untuk servis rutin.

"Oh ya sayang..."

Aurora yang sedang memilih beberapa buah langsung menoleh "apa mas?"

"Besok temenin aku belanja lagi."

"Belanja sayur? Atau mobil lagi?" Sahut Aurora yang kembali fokus pada buah-buahan di depannya.

Faiz berdehem "bukan, belanja saham."

Oh,oh, kali ini ingin rasanya Aurora menimpuk kepala Faiz dengan biji salak. Enteng sekali mulutnya mengatakan akan membeli saham seperti membeli kerupuk.

"Mau pamer? Apa mau ngejek?" Kesal Aurora seraya memasukkan beberapa buah kedalam troli

Faiz tertawa pelan "serius sayang, besok ada pertemuan sama direktur perusahaan Global, dia teman baik papa, tapi sayang perusahaannya defisit jadi aku bantu beli sahamnya  daripada orang lain yang kuasain, nanti aku ksih dia bagian lagi agar kembali di kembangkan."

"Bentar, bentar...jadi secara gak langsung mas Faiz ambil alih kepemilikan perusahaan Global?" Aurora memastikan.

"Secara teknis iya, mungkin nanti kita akan sedikit sibuk karena harus banyak yang di urus. Siap selalu ada di sampingku sayang?"

Ucapan Faiz entah kenapa menimbulkan efek aneh pada dirinya, Aurora yang salah tingkah hanya bisa mengangguk dan berjalan cepat mendahului Faiz yang tak lagi menahan senyumnya.

Ucapan Faiz entah kenapa menimbulkan efek aneh pada dirinya, Aurora yang salah tingkah hanya bisa mengangguk dan berjalan cepat mendahului Faiz yang tak lagi menahan senyumnya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Udah, aku capek wkwkwkwk sampai jumpa next part!

Hasil belanjaan, anggap aja begitu 😘

My Boss!Where stories live. Discover now