My Boss! 26

27.3K 2.1K 286
                                    

Hi, maaf baru sempat update.
Minta spam lagi boleh?

Seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya, Aurora memasuki gedung perusahaan milik Faiz dengan tenang seperti yang biasa ia lakukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya, Aurora memasuki gedung perusahaan milik Faiz dengan tenang seperti yang biasa ia lakukan. Ia membaca beberapa jadwal Faiz hari ini melalui tablet yang ia bawa seraya menyenderkan punggungnya pada dinding lift yang bergerak naik menuju lantai paling atas.

Aurora menghela napasnya, sepertinya keinginan untuk menjauh dari Faiz akan sangat sulit, mengingat ia akan selalu menjadi bayangan Faiz selama di kantor, didukung dengan jadwal padat Faiz yang hampir delapan puluh persen di luar ruangan. Sebenarnya Aurora ingin mengajukan surat pengunduran diri, namun gadis itu tentu saja berpikir puluhan kali untuk memutuskannya karena setiap karyawan yang mengajukan pengunduran diri tanpa alasan yang tepat atau darurat akan dikenakan denda sebesar seluruh gaji dari sisa kontrak, begitupun sebaliknya, jika perusahaan memecat karyawannya tanpa alasan masuk akal ataupun darurat maka perusahaan diwajibkan untuk membayar seluruh gaji dari sisa kontrak kepada karyawannya.

Aurora keluar dari lift dan langsung menuju meja kerjanya tanpa ingin tahu apakah bosnya sudah datang atau belum.

Sementara itu, Faiz yang tengah membaringkan tubuhnya pada sofa dan memejamkan matanya nampak tak terusik dengan suara ponselnya yang sedari tadi berdering tanpa henti. Sudah puluhan panggilan tak terjawab dari ibunya yang Faiz abaikan.

"Mbak Aurora, ini ada titipan untuk pak Faiz." Seorang karyawan dari bagian marketing memberikan sebuah amplop coklat kepada Aurora.

"Makasih ya. Nanti aku kasihkan pak Faiz kalau beliau udah datang." Ucap Aurora santai yang membuat perempuan di depannya itu mengerutkan keningnya

"Kan pak Faiz udah datang dari pagi, mbak. Tapi gak ada yang berani masuk."

Aurora menatap pintu ruangan Faiz yang tertutup rapat lalu kembali menatap perempuan didepannya "oh..." Aurora hanya meringis "oke, nanti aku kasihkan."

Setelah kepergian perempuan itu, Aurora bergegas mengetuk pintu ruangan Faiz yang tak mendapatkan sahutan apapun hingga Aurora memberikan diri untuk masuk karena pintu tak terkunci.

"Tidur?" Aurora melihat jam tangannya yang baru menunjukkan pukul delapan pagi lewat sepuluh menit lalu kembali melihat Faiz yang tertidur miring di sofa.

"Pak." Aurora mencoba membangunkan Faiz dengan pelan.

Gadis itu meletakkan amplop yang ia bawa keatas meja lalu sedikit menggoyangkan lengan Faiz.

"Pak Faiz, ini---" ucapan Aurora terhenti saat menyadari bibir pucat Faiz dan suhu badan lelaki itu yang terasa panas meski tangan Aurora hanya menyentuh lengan yang berbalut kemeja putih.

Aurora menegakkan tubuhnya, ia panik. Tak tahu harus membangunkan Faiz, atau memanggilkan dokter untuk bosnya itu.

"Ara..."

My Boss!Where stories live. Discover now