My Boss! 8

35.5K 2.4K 148
                                    

"Assalamualaikum." Faiz memasuki rumah orang tuanya dengan langkah tenang

"Wa'alaikumussalam. Ah, ini dia yang di tunggu-tunggu akhirnya datang ."

Faiz tersenyum mendengar ucapan ayahnya yang tengah duduk di sofa bersama seorang pria yang sangat ia kenal.

"Apa kabar paman?" Faiz meraih tangan Haikal dan membungkukkan badannya, mencium tangan pria itu dengan santun.

Haikal melebarkan senyumnya dan menepuk-nepuk punggung dah Faiz ringan. "Paman sehat, bahkan semakin sehat semenjak Anna kembali ke Indonesia."

Faiz hanya tersenyum lalu ikut bergabung untuk duduk di sofa lain. Faiz mengedarkan pandangannya berniat mencari keberadaan ibunya yang nyatanya ia malah mendapati sosok gadis bergamis biru dengan hijab berwarna senada tengah berjalan ke arahnya membawa nampan berisi beberapa cangkir. Faiz segera mengalihkan pandangannya saat mata mereka beradu pandang.  Anna meletakkan satu per satu cangkir teh ke depan Haikal, Firdaus dan juga Faiz.  Sejenak Anna mendongak dan menatap Faiz dengan senyum lembut.

"Apa kabar mas Faiz?"

"Baik." Jawab Faiz singkat tanpa membalas senyum Anna yang cantik dengan tatapan teduh itu.

"Duduk sini, nak. Kita ngobrol bersama." Firdaus mempersilahkan Anna agar duduk di samping Haikal yang berarti berseberangan dengan Faiz.

"Mama dimana?" Tanya Faiz mengabaikan Anna yang sedari tadi mencuri pandang padanya.

"Tante masih di dapur menyusun kue." Anna menjawab pertanyaan Faiz yang sebenarnya Faiz tujukan pada papanya.

Firdaus memperhatikan ekspresi Faiz yang berubah dingin sejak melihat kedatangan Anna, entah apa yang di pikirkan oleh Faiz , yang jelas Firdaus bisa memastikan bahwa butuh kesabaran dan perjuangan jika Anna menginginkan untuk sekedar bisa dekat dengan Faiz.

"Faiz, bisa ajak Anna berkeliling? Sudah lama kalian tidak saling ngobrol seperti dulu."

Faiz menatap papanya tak percaya, bahkan lelaki itu terlihat enggan bergeser dari duduknya untuk mengikuti perintah papanya, namun melihat tatapan serius yang Firdaus berikan, mau tidak mau Faiz tetap berdiri dan mengajak Anna untuk berkeliling.

Faiz berjalan seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dengan Anna yang juga berjalan di sampingnya dengan kepala tertunduk.

"Kapan kamu kembali dari Kairo?"

Anna mengangkat kepalanya lalu tersenyum melihat Faiz sudah mau mengajaknya berbicara. "Sudah lumayan lama, mas. Cuma Anna langsung ngajar di pesantren jadi tidak pulang ke rumah."

"Kita ke taman belakang saja."

Anna mengangguk masih dengan senyumnya yang berbeda dengan Faiz. Faiz tetap berekspresi datar, lelaki itu hanya asal mengajak Anna ke taman belakang karena ia juga tidak tahu harus mengajak Anna kemana untuk berkeliling rumah. Sebenarnya Faiz sangat malas melakukan hal-hal seperti ini, jika bukan karena papanya sudah pasti Faiz memilih untuk beristirahat di kamarnya.

Anna dan Faiz duduk di bangku panjang dengan jarak di antara mereka yang cukup jauh, Faiz sengaja duduk di ujung bangku dan mengeluarkan ponselnya saat benda itu bergetar menandakan sebuah pesan singkat masuk.

From : Aurora

Pak, kira-kira berapa hari perjalanan mengurus proyek di Kalimantan? Ada beberapa hal yang harus saya selesaikan sebelum pergi.

Faiz tersenyum tipis membaca pesan dari Aurora yang terkesan tidak pernah merasa sungkan ataupun takut padanya. Selama menjadi bos besar di perusahaannya, baru kali ini ada sekretaris yang berani mengirimkan pesan singkat padanya hanya untuk menanyakan hal seperti ini. Biasanya sekretaris Faiz memilih untuk bertanya langsung disaat jam kerja karena merasa itu lebih sopan daripada bertanya melalui pesan singkat, tapi Aurora tetaplah Aurora yang tidak akan pernah merasa takut padanya bahkan saat Faiz marah sekalipun.

My Boss!Where stories live. Discover now