PROLOG

467 13 2
                                    

Kedua tangan gadis itu diikat diatas kepalanya memakai saputangan, matanya ditutup oleh kain hitam, rambut pirang gelap sebahunya tergerai berantakan, lipstick merahnya juga berantakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedua tangan gadis itu diikat diatas kepalanya memakai saputangan, matanya ditutup oleh kain hitam, rambut pirang gelap sebahunya tergerai berantakan, lipstick merahnya juga berantakan. Kepala gadis itu tergolek lemah untuk beberapa saat. Pakaiannya dilucuti, ia telanjang bulat. Menampakkan tubuh ramping berlekuk tanpa lemak, sepasang payudara yang sintal dan berukuran lebih besar dari beratnya, area kewanitaannya berwarna putih, bersih dari segala bulu halus. Seseorang, atau lebih tepatnya beberapa orang mengikatnya diatas ranjang besar disebuah kamar nomor 1405 disalah satu Hotel berbintang lima di pusat Jakarta.

Hingga kesadarannya mulai kembali perlahan.

Awalnya ia merasa aneh, sebab segalanya tampak gelap meski ia yakin sudah membuka matanya, lalu saat serangan rasa dingin yang luar biasa menusuk kulit telanjangnya. Sadarlah Kiana Asmara, apa yang mungkin sudah terjadi padanya.

Kiana meronta, berteriak, menjerit, kakinya menendang-nendang atas kasur. Namun tak ada respon apapun. Tak ada suara apapun ditempat ia terjebak. Hening. Sepi. Dan itu dua kali jauh lebih mengerikan.

Jantungku Kiana berdegup kelewat kencang dalam rongganya, Kiana mulai ketakutan setengah mati, air matanya mulai tergenang. Bibirnya gemetaran.

Sekitar duapuluh menit kemudian, terdengar sebuah pergerakan. Sesuatu, seseorang, berjalan dari sisi kanannya. Naik ke atas kasurnya.

"Kumohon, hentikan. Siapapun kamu, tolong hentikan semua ini. Maafin kalau gue ada salah sama siapapun kamu"

Terdengar suara tawa. Awalnya sangat pelan hingga Kiana mampu mendengarnya.

Suara laki-laki. Parau. Dan dalam.

Kiana mencoba keras mengingat suara tersebut. Namun ketakutan terlanjur memenuhi dirinya.

"Please. Gue bakal lakuin apapun tapi tolong lepasin gue...." pintanya sambil terisak.

Sosok laki-laki didepan Kiana terasa semakin mendekat, sangat dekat. Kemudian, sebuah tangan terjulur kearahnya, terasa begitu kuat nan kokoh. Kepala sosok itu kini berada persis disamping wajahnya, dan tanpa Kiana duga, lelaki itu menjulurkan lidahnya, menjilati pipi Kiana.

Kiana tersentak, tersengat oleh sensasi panas aneh.

Kemudian, secara mengejutkan, laki-laki itu menjambak rambut Kiana, membuat Kiana menjerit. Bibirnya berada persis diluar daun telinga gadis tersebut. Dan laki-laki itu berbisik.

"Gue bakal lepasin elu, Kiana Asmara. Tapi nanti, kalau gue udah puas sama tubuh loe" katanya. Penuh ancaman.

Kiana menangis. Dan saat itulah, satu tamparan mendarat dipipi kanannya yang mulus, cukup keras hingga melukai wajah gadis itu dan membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Kiana mengumpat dan memaki ditengah tangisannya.

"Nah gitu dong, jangan jadi cengeng. Kiana yang gue kenal adalah jalang yang nggak takut sama apapun"

BEAUTIFUL TWENTY : BEAUTIFUL SERIES SPIN OFFWhere stories live. Discover now