8. Ayo mulai dari awal

Comincia dall'inizio
                                    

"GA NGOTAK, GUE LAGI MANDI, MARK BEGO!" Walaupun samar Mark yakin Jeno juga sama teriaknya.

"TAPI NADA PANGGIL LU GANGGU!" emang bakal ganggu banget, enak kalau nada panggilnya lagu BCT 721 seru buat nari. Lah ini malah suara kunti, cuma Jeno aja emang.

Hiks!

Mark melihat ke bayinya, si cantik itu kini terlihat berkaca-kaca menatap Mark yang mark perkirakan sebentar lagi akan menangis. Ia segera mengambil baby Jea.

"Cup-cup-cup anak ayah kenapa sedih?" Mark menggendong bayi gembul itu sambil mengusap kepalanya sayang sesekali mebcium pipinya.

"Ayah bicara keras, ayah marah sama baby yah?"

Mark menatap wajah putrinya, seakan mengerti ia tersenyum lembut sambil menghapus jejak air mata yang sempay hadir. "Ayah ga marah kok, lagi latihan vokal aja biar suaranya tinggi kek Om Taeil ntar bisa debut jadi idol."

"Idol itu apa?"

Mark mencubit pipi baby Jea lembut. "Kamu pasti penasaran idol itu apa, bukan? Ayah kasih tau yah, idol itu-"

Kikikikikikikikikiki!
Kikikikikikikikikiki!

Kan ganggu lagi!

"Ayah kenapa berhenti?"

"Bentar yah, Baby. Kita lihat makhluk seperti apa yang  ganggu momen kita."

Dengan tetap menggendong baby Jea Mark mengambil ponsel Jeno. Kening Mark mengerut melihat nama kontak yang tertera. Mata baby Jea tertarik dengan benda pipih yang di pegang ayahnya, itu indah dan bisa mengeluarkan bunyi.

"Siapa 'Jwi'?" Mark pun memilih mengusap warna hijau untuk mengangkat panggilan.

"Kak Jeno!"

Mark menjauhkan ponselnya saat ia mendengar teriakan dari seberang telepon, siapa sih ini?

"Astaga aku sangat merindukan kakak! Ini sudah 4 hari kita tidak bertemu. Kau juga jarang membalas pesanku, tidak menelpon dan saat ku telpon lama sekali baru di angkat." Orang di seberang sana sibuk menggerutu. Mark masih menerka-nerka itu siapa, ia menatap baby Jea, bayi itu seakan nengisyaratkan kebingungan yang sama tapi dalam konteks berbeda.

"Bagaimana suara bisa keluar dari benda itu? Ajaib."

Mark ingin membuka suara jika dia bukan Jeno, tapi lawan bicaranya ini sangat agresif.

"Kak Jeno sebenarnya niat ga sih nerima aku jadi pacar kakak?"

Pacar?

"Pacar itu apa?" Baby Jea mendongak menatap sang ayah.

"Jisung kangen kakak, pengen ketemu, pengen-"

Eh- Mark melihat sang pelaku penarikan ponsel. Tanpa bersalah Jeno langsung mengakhiri panggilan.

"Kok-"

"Ngapain lu ngangkat panggilan di hape gue? Lu ngerti privasi ga sih?" Belum juga Mark mau protes Jeno udah duluan ngegas.

"Ya abisnya hape lu berisik, Jen."

"Kan bisa di rijek, Suamikuh!" Duh merinding Mark mendengar panggilan sayang dari Jeno.

"Ya maap, kasihan aja nelpon terus ampe berpuluh-puluh kali tapi ga diangkat."

"Tetap aja itu bukan hak lo!" Jeno menatap Mark tajam.

Baby Jea gantian menatapi kedua orang dewasa itu. "Papa sama ayah kenapa? Kok papa galak?" Baby Jea mencengkram kuat kaos yang Mark pakai. Mark melihat bayi mungilnya yang terlihat bingung dan ketakutan. Mark mengusap punggung bayi itu, menenangkan.

"Jen, kamu bikin baby Jea takut."

"Eh masa?" Wajah Jeno berubah lembut. Ia melihat bayi mungil yang ada dalam gendongan Mark. "Oh astaga!" Jeno langsung mendekat ke bayi 6 bulan itu. "Maafkan papa, Baby." Ia mengusap pipi gembil bayi itu.

Ini tu bahaya buat Mark, penampilan Jeno setelah mandi tu berlipat-lipat deh manisnya. Walaupun Mark nolak mati-matian pesona Jeno tetap aja dia goyah sama makhluk indah yang belum genap seminggu ia nikahi itu.

Walaupun Mark koar-koar dia straight, tapi kalau Jeno pake mode kalem mah dia bisa ambyar juga. Secara kan Jeno tampan nomor 2 di sekolahnya, sampai-sampai cowok aja suka sama Jeno. Bahkan-

"Lu punya pacar?"

Jeno menghentikan aktivitas menggoda baby Jea. "Huum."

"JADI JISUNG ITU BENERAN PACAR ELU?"

Jeno mendesis tak suka. "Ga usah ngegas bisa?" ucapnya datar.

"Tinggal jawab aja ribet lu."

"Lu kan udah dengar sendiri."

"Tapi kok lu keknya ogah-ogahan sama Jisung? Serius lu berdua pacaran?"

"Iyalah! Gue bukan ogah cuma lagi ga mood aja. Ngapain si lu kepo banget." Jeno berjalan menuju sofa depan tv.

Mark mengikuti bersama baby Jea. "Harusnya elu senang gue kepo."

"Apanya yang senang? Sumpah yah gue kesal banget sama orang yang kepoan. Kek cewek tau ga, ribet."

Mark memilih diam, Jeno juga diam ga nyahud lagi. Dia ngambil remot tv dan mulai mencari stasiun tv yang sekiranya mampu membalikkan moodnya yang kacau gara-gara Mark.

Hening cukup lama, cuma ada suara tv yang random Jeno pilih. Baby Jea mulai menguap kecil sepertinya bayi itu mulai mengantuk.

"Jen, ayo mulai semuanya..."

"... dari awal lagi. Gue udah siap jatuh hati sama elu ni."

🌹🌹🌹

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

🌹🌹🌹

Zee💚

Oh My Baby [MARKNO]✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora