19 ㅡ Rahasia Ilahi

61 10 7
                                    

Udah nonton KEKE BUKAN BONEKA belum?

Keep enjoy guys!

ㅡ • ㅡ

"AKU BUKAN BONEKAMU BISA KAU SURUH-SURUH~"

Takk

"Anjrit sakit," ringis Alesha saat teflon mendarat di ujung kepalanya.

"ADA AKHLAK LU NYANYI BEGITU?" cerocos Hani.

Alesha mengelus dada. Apa salahnya mengepel lantai sambil nyanyi lagu Kekeyi yang akhir-akhir ini viral lalu dihapus dan di reupload lagi?

"Yaelah ngapasi nder," tanggap Alesha.

"LO NGGA IKHLAS NGEPEL APA GIMANA NJING? KETIMBANG NGEPEL GAK NYAMPE SEHEKTAR AJE UDAH NYANYI BEGITU. BERASA BABU APA BEGIMANA LO?" cerca Hani.

"Mau kosplay jadi Bude Kekeyi dia. Cuman terlalu cantik. Giginya ditarik dikit aja, mirip yakin," cetus Alika.

"Gitu-gitu Bude Kekeyi pinter MTK. Ngajar aja sambil ngigo. Setiap hari pake style kerudung beda-beda. Hari Kamis pasti daleman kerudungnya sampe bawah alis. Kalo hari Jum'at moncong kerudungnya selalu miring. Am i right?" ujar Reval sambil mengingat-ingat masa sekolah.

Bude Kekeyi, guru MTK SMA Dara yang baru-baru ini viral karena membuat single berjudul KEKE BUKAN BONEKA dan menuai sejumlah kontroversi di media sosial.

"Ngomongin Bude Kekeyi jadi kangen," gumam Haikal.

"Apanya yang lo kangenin njing?" sewot Hanum.

"Jam kosongnya. Mana ada kangen, tiap masuk kelas berasa hotel private. Molor mulu," lanjut Haikal.

"Dinyanyiin gini; Keke bobo oh Keke bobo kalo tidak bobo pecah perutnya," ujar Alesha sambil menirukan nada nina bobo.

"Anjrit fatal nder. Pecah perut apa kabar dunia? Gempa tektonik? Awokwok," kekeh Alika.

"Bude Kekeyi apa kabar ya? Jadi zombi gak dia?" gumam Dita.

Semua orang bingung. Entah mengapa otak mereka jadi memikirkan apakah guru MTK-nya selamat? Atau masih hidup?

"Rahasia Ilahi," cetus Hani.

"Ngebayangin kalo beliau beneran jadi zombi terus kelindes ban truk. Anjrit mejret dalemnya," nista Haikal.

Ampuni dosa-dosa saya telah ikut ngehina seorang guru, saya aja yang diampunin mereka mah jangan, batin Haikal.

ㅡ • ㅡ

"BUKAN AKU YANG AMBIL CATOKAN KAMU. LAGIAN RAMBUT AKU UDAH BAGUS NGAPAIN JUGA DI CATOK!"

Hani keleyengan mencari catokan motif monyet yang seingatnya terakhir kali ia taroh di atas nakas kamarnya.

"BUKAN GUE ANJING! GUE OGAH JUGA PAKE CATOKAN LU. BISA BUDUGAN RAMBUT GUE."

Hani terus menyalahkan orang-orang di sekitarnya. Rambutnya juga masih basah, kata Hani lebih bagus mencatok rambut ketika basah agar jiwanya juga ikut tercatok alias metot.

Setelah setengah jam ia tidak menemukan catokannya, Hani malah duduk di pojokan sambil menekuk wajahnya.

Haikal menghampiri Hani dan berjongkok di depan gadis itu.

"Yaelah gitu doang mewek. Itu rambutnya masih basah sini keringin dulu nanti masuk angin," ujar Haikal.

Hani menggeleng, sambil menekuk bibirnya.

"Catokan doang nanti aku beliin yang baru. Jangan mojok gini, nanti ada kecoa tiba-tiba gimana? Aku gak bisa ya bantu kamu kalo kecoanya udah melayang, aku juga takut," lanjutnya.

Hani masih diam. Kini ia menenggelamkan kepala diantara tekukan kakinya.

"YAELAH PACAR BERASA BABU."

"PACAR BERASA BABBYSITTER."

"AKU BUKAN BONEKAMU~ BISA KAUㅡ"

"BERISSIIIKKK!" tukas Hani lalu kembali menenggelamkan kepalanya.

Rasanya mau nangis saja kalau catokannya hilang. Teman-temannya saja yang hilang, catokannya jangan.

Ia membeli catokan itu di suatu online shop. Tadinya harga 100 ribu, namun diskon 85% menjadi 15 ribu.

"Ih tuhkan bajunya basah. Sana ganti nanti masuk angㅡ"

BRAK

Sebelum Haikal menyelesaikan kalimatnya, Hani sudah menuju kamar dan membanting pintunya. Tidak lupa juga ia kunci.

"Han, buka pintunya atuh. Jangan ngambek." Haikal mengetuk-ngetuk pintu kamar Hani, berusaha agar gadis itu mau keluar.

"HANI BAPERAN! CATOKAN MONYET AJA DIA TANGISIN," cetus Alesha.

"JANGANKAN CATOKAN. JEPITAN ILANG AJA DIA NGAMBEK. MASIH INGET GUA DIA NENDANG-NENDANG KURSI MEKDI. ANJING MALU GUA," sahut Hanum.

Haikal menghela nafasnya. Gebetannya memang baperan, namun itulah sebabnya ia nyaman dengan gadis itu.

"Hani jangan ngambek atuh."

"SANA PERGI PERGI."

Ah ya Haikal sadar. Seberapapun ia berusaha meyakinkan Hani, tetap saja yang namanya Hani ya Hani. Keras kepala, tapi ia sayang.

Haikal bergegas mengambil kunci mobil di atas nakas dan pergi dari sana.

"Mau ngapain?" tanya Dita.

"Nyari catokan."

ㅡ • ㅡ

"Lu dapet catokannya dari mana?"

Wajah Haikal merah, badannya sedikit tegang ketika masuk ke dalam rumah. Hal itu membuat penghuni rumah mengerumuni dirinya.

"Ada zombi?" Haikal menggeleng.

"Harganya semahal tas Hermes?" Haikal menggeleng lagi.

"INI SEMUA GARA-GARA HANI FIX!" cetus Alika.

"Engga bukan. Orang gua yang mau," jawab Haikal.

"Terus kenapa?"

Sementara Alesha dan Hanum gregetan karena sedari tadi Haikal tidak mau memberitahunya.

"Gais,"

Semuanya memasang wajah serius kala mendengar Haikal ingin berbicara.

"Tadi gua liat Bude Kekeyi. Dagang tahu bulet di pasar."

ㅡ • ㅡ

Q : Kok out of plot sih?
A : Ya mana saya tau, saya kan ikan

Maaf guys jadi kayak gini😭

Sculaverse | Juone Culture✅Where stories live. Discover now