O8 ㅡ Neo Culture Tawuran

122 16 45
                                    

Aku gatel mau kasih faceclaim gais huhu. Aku mau kasih beberapa aja boleh kan? Plis gak semuanya kok T-T

Dan itu juga faceclaim menurut aku, kalian bebas bayangin siapa aja kok.

Keep enjoy this part guys!

ㅡ • ㅡ

"Kapten, apa rencana kita selanjutnya?"

"Wis nanya opo rencanake, kita bae urung sampe nyoh lah," tanggap Zaki dengan nada medoknya.

"Ciri-ciri zombi natural itu cuman satu, matanya utuh," ujar Genta yang diangguki paham oleh mereka.

Dengan pajero milik Hani yang masih semulus pantat bayi, keenam avengers melakukan perjalanan ke beberapa rute untuk mencapai misi mereka.

Yaitu mencari zombi natural.

"Eiyo, rute satu check!"

ㅡ • ㅡ

"Gue sabuk item taekwondo. Lo ngumpet di belakang gue aja. Paham lo?" Kintan mengangguk atas instruksi Mifta.

"How if zombi bawa dekingan? We will kalah and we will jadi zombi juga," tukas Kintan.

"Lo pernah tauran gak sih?" Kintan menggeleng.

"Pantes. Gue dulu terobos anak STM bareng dekingan gue. Alhamdulillah masuk BK."

Mifta sibuk memasang pengaman di badannya sementara Kintan hanya heran melihat Mifta yang sangat gesit memakai pengaman itu.

"How cara pakai that pengaman?" tanya Kintan menaikkan sebelah alisnya.

"Di ctek ctekin aja," ujar Mifta masih fokus memasang pengamannya.

"What is ctek ctekin?"

Mifta menghela nafas kasar. Sebenarnya ia sedang berbicara dengan manusia atau robot rusak sih?

"Sini ah anjir." Mifta menarik pengaman Kintan yang otomatis badannya juga ikut tertarik.

Dengan cepat, Mifta memasang pengaman di tubuh Kintan.

"Kalian belum keluar? Oh ya, nih senjata. Jaga diri kalian di bawah sana," ujar Alesha seraya memberikan tongkat besi dan sumpit Dayak beracun.

"Wow jinjja mantul! You dapet sumpit Dayak dari where?" tanya Kintan.

"Punya gue, gue beli ini di Kalimantan. Gak cuman ini, gue masih punya beberapa senjata tradisional dari omah gue."

ㅡ • ㅡ

Sepi.

Satu kata ketika avengerse team sampai ke rute pertama. Beberapa gedung terbakar, asap dimana-mana. Benar-benar seperti film Marvel.

"Zombinya pada kemana?" tanya Haikal bergumam.

"Wis dadi rempeyek," cetus Zaki asal.

Dari kejauhan nampak seseorang berjalan terseok-seok dan badannya lemas sepertiㅡ zombi.

"Onoh zombinya. Kita samperin apa tunggu sini?" tanya Dita seakan zombi sudah tidak ada lagi harga dirinya.

Sculaverse | Juone Culture✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat