11 ㅡ Where We Go?

88 8 22
                                    

Bener-bener aku gak puas banget nulis part 10, kacau parah, aku juga buntu gimana mau revisinya huhu

For now please enjoy the part!

ㅡ • ㅡ

"Semua barangnya udah dibawa?"

Hani, Alika, Haikal, Reval, Zaki, Hanum dan Alesha memutuskan untuk pergi dan mencari tempat lain. Saat ini markas sudah tidak aman lagi.

"Semuanya udah siap kan? Let's we go," titah Reval seraya menggendong tas nya.

Semuanya beranjak, kecuali Alesha. "Kalian pergi aja, gue stay di sini."

"GILA LO?! Udeh ga usah ngadi-ngadi lagi, Sha. Di sini tuh udahㅡ"

"I know, and i'am serious," potong Alesha cepat.

"Kenapa? Seenggaknya beri kita alasan kenapa lo masih mau di sini," ujar Hanum.

Alesha menggeleng. "Gue udah bener-bener nyerah. G-gue gak kuat hiks."

Seketika bendungan air mata Alesha pecah begitu saja. Alika segera membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

"Istipar lo! Untung masi idup lo, kayak si Meka noh, mau lo jadi zombi terus ga tenang eh nyungsep? Ini masi di kasi idup malah mau jadi zombi. Neraka jalur hidayah lo begitu?"

Hanum menyenggol lengan Hani karena berbicara seenaknya. Hanum paham betapa lelahnya mereka berjuang.

Mereka bukan memperjuangkan satu dua orang, melainkan satu dunia beserta dimensinya.

"Gue tau perasaan lo, kita semua cape. Tapi apa boleh buat? Kita lakuin ini semua demi masa depan kita-kita juga," ujar Alika menenangkan.

"Keep up your head, princess. Hero is does'nt cry," imbuh Haikal.

Alesha segera mengusap air matanya. "Makasih ya, kalian selalu stay sama gue apapun kondisinya. I proud you, guys," ucap Alesha seraya berusaha tersenyum.

"Dasar betina, kebanyakan drama," umpat Reval.

"UDEH LO NYET GAUSA BIKIN GUE SENSI! GINI GINI LO MAU DAPET KETURUNAN DARI MANA KALO GA DARI BETINA? DARI BEKANTAN HAH?"

Hanum menepuk bahu Hani. "Lo ngegas mulu, lagi itu ya?"

Dan ya, Hani baru menyadari sesuatu. Ia merasa jengkel saat tau ini bukanlah waktu yang tepat.

"Yeah, this my fucking periode," ucap Hani kemudian melirik ke Alika karena ia tau Alika yang selalu membawa pembalut kemana-mana.

Alika pun menyadari bahwa ia tidak membawa stok pembalut sama sekali.

"Gue gak bawa, lo sanggah dulu aja pake kapas," titah Alika.

"N-nih gua bawa. Cepet sana ganti!"

Semua orang di sana mematung termasuk Hani. Kemudian terdengar gelagak tawa seisi ruangan.

"JANTAN BAWA PEMBALUT GAIS! AWOKWOKWOK."

Dasar betina, udah di tolongin malah ngehina.

Sculaverse | Juone Culture✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang